6

601 56 5
                                    

"NONA HONG CHAYOUNG SUDAH TIBA!" teriakan Younjung yang keras mampu terdengar sampai ke warga Geumga yang sedang berdiri didepan pintu kantor Jipuragi.

Tiba-tiba permainan terompet berubah menjadi sambutan seperti kerajaan lalu satu persatu pemain mengangkat terompet tinggi mulai dari depan sampai ke belakang sana. Mata Chayoung tiba-tiba memicingkan matanya ketika ia menangkap sosok laki-laki yang membelakangi dirinya. Rasanya tidak asing tapi siapa? Dari bentuk rambut belakangnya tidak asing bahkan jas yang dipakai juga tidak asing tapi mana bisa dia menyimpulkan dengan cepat jika ia berdiri dari kejauhan?

"SURPRISE!" teriak warga Geumga Plaza pada Hong Chayoung, benar-benar membuat Chayoung semakin bingung.

Dia tidak ulang tahun sekarang.

Meski jika ia ulang tahun sekarang, itu mustahil, kalendernya saja tidak bergeming soal ulang tahunnya.

Meski jika ia ulang tahun sekarang, itu mustahil, kalendernya saja tidak bergeming soal ulang tahunnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"eung?"

Chayoung terus menyipitkan matanya pada sosok pria didepan sana yang berbalik badan.

Laha-perlahan tapi pasti.

"Vincenzo-nim?" ia bergumam melihat pria itu. Ketika sepenuhnya berbalik badan dan mengarah padanya sembari membawa sebuket bunga, Hong Chayoung shock bukan main.

Benar, itu adalah Vincenzo Cassano yang membuatnya hampir gila setiap minggu, hari, jam, dan menitnya. Hong Chayoung hanya membekap mulutnya meski ia sudah mengukirkan sebuah senyuman kepada Vincenzo yang sedang berjalan diatas gelar karpet merah didepan Chayoung.

Pria Italia itu tersenyum dan tampaknya sedikit canggung ketika ia sudah tepat berdiri dihadapan Chayoung apalagi Younjung yang tersenyum jail kepada Vincenzo karna Vincenzo mau membawa buket bunga cantik darinya meski sebenarnya, Vincenzo bukan tipekal pria yang sebenarnya.

"Vincenzo-nim, banyak pria yang mengejar kak Chayoung, mereka membawa buket bunga hampir setiap minggu, jika tidak percaya, aku akan menjepret gunung bunga itu dan menunjukannya padamu."

Hanya karna itu, Vincenzo mau membawa buket bunga.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
VINCENZO II : The Last Tower [-]Where stories live. Discover now