20 [real facts]

412 34 4
                                    

Aroma obat begitu menyeruak, cahaya terang tepat di atasnya tak kalah membuatnya pusing. Matanya mencoba untuk sepenuhnya terbuka tapi rasanya, berat. Ia tidak bisa menelan apa yang terjadi padanya sekarang, anggota tubuhnya susah digerakan.

Rumah sakit.

Ketika ia melihat monitor jantung di sampingnya, ia mengerti dengan jelas dimana lokasinya berada. Dia berada di rumah sakit tapi kenapa? bukannya terakhir kali ia berada di kantor, mendapatkan panggilan pengadilan? ah benar, Chayoung ingat terakhir kali ia tertidur karena kekurangan tidur tapi kenapa harus bangun dirumah sakit?

Apalagi ini di icu.

Chayoung ada apa dengan dirimu?

Wanita berjubah putih, tampaknya baju steril, menghampirinya dan terkejut seakan-akan melihat sosok hantu yang sangat menyeramkan. Pergi keluar dari ruangan dan memanggil seorang dokter yang tidak begitu jelas di telinganya.

Tidak, Chayoung benar-benar tidak bisa melakukan apapun.

Tapi ia berusaha bergerak sekuat mungkin, soal mengerjai jelas tidak mungkin. Ia memakai alat bantu nafas dan ya... kenapa perutnya sakit?

"nona Chayoung?! tenanglah, luka anda belum sembuh?"

Chayoung hanya diam, menelan apa yang telah terjadi. Luka apa? apa di kantor, jahitan lukanya terbuka? tidak masuk akal, jelas tidak mungkin, dia tidak melakukan tarian atau apapun yang bisa membuat hidupnya terancam.

Dia tidak mau mati.

Hanya tidur saja kenapa berakhir di rumah sakit?

"kenapa aku disini?" dengan pelan, Chayoung bertanya pada sang dokter.

"nona perlu banyak perawatan yang ketat karna kondisi nona belum stabil. Bersabarlah nona."

Seolah menutupi apa yang telah terjadi, dokter itu pergi meninggalkan dirinya dengan para dokter lainnya. Matanya sibuk berkeliaran, mencari sesuatu yang bisa ia telan kondisi nya sekarang ini tapi naas, hanya jam saja. Apa dia sedang mimpi buruk atau baru saja halusinasi karena hidup kembali berat? rasanya konyol baginya.

"Pasien Hong Chayoung sudah melewati masa kritisnya selama satu minggu lamanya, meskipun begitu, nona Hong Chayoung harus tetap di ruang icu untuk kestabilan fisiknya. Kita tidak tahu reaksi tubuhnya setelah siuman hari ini tapi kami ikut senang bahwa nona Chayoung sudah siuman."

"auh syukurlah, terima kasih." berkali-kali didalam hatinya, ia mengucapkan syukur. Setelah perjuangan berdoa dan mencari asal usul insiden yang dialami sang kakak, akhirnya sang kakak siuman setelah seminggu lamanya tidur diatas kasur icu.

"malam ini, pasien baru bisa dikunjungi dan seterusnya akan ku kabari langsung. Sekarang tenanglah dan perhatikan kondisimu Yoonjung."

"baiklah, akan ku lakukan terima kasih kak."

"sama-sama."

Dokter Yoo Yeonseok pergi ke dalam icu. Yoonjung menghela nafasnya kembali dengan syukur dan lega. Badannya merosot saat ia bersentuhan dengan tembok.

"ponsel!"

Ada orang penting yang harus ia kabari soal Chayoung. Ia meraba saku mantelnya dan menghubungi nomer seorang pria bercampur Italia dan Korea ketika ia menemukan barang pipih di salah satu sakunya.

"halo, Vincenzo-nim. Nona Hong Chayoung sudah siuman, anda dimana?"

"benarkah? di kantor intelijen, aku akan segera kesana."

"baik."

Vincenzo, pria Italia itu mematikan sambungan telepon dan kembali menaruhnya di balik jas. Kembali mengamati foto-foto yang diberikan Ahn Giseok padanya. Perasaan sungguh campur aduk. Otaknya harus berpikir dengan keras meski nama Chayoung terlintas terus menerus. Serangkai foto-foto ini diatasnamakan pembunuhan bos babel dengan pengacara perempuan babel tapi ada yang sangat aneh disini.

VINCENZO II : The Last Tower [-]Where stories live. Discover now