23

156 11 0
                                    


"bagaimana itu bisa terjadi?"

Ketika pertanyaan itu lolos dari bibir manis Hong Chayoung usai melihat bahu Vincenzo yang dibalut perban, Vincenzo membuang nafasnya kasar. Chayoung terlihat tidak percaya mendengar semua cerita yang ia dengar. Matanya membulat bahkan bibirnya sedikit terbuka lebar saat Yoonjung menceritakan insiden yang lalu.

"lalu bagaimana dengan Yuna?" tanya Chayoung, kini alisnya mengerut. Sedikit merubah arah tubuhnya ke arah dimana Yoonjung berdiri. Gadis itu mengangguk dengan pasrah, "Yuna baik-baik saja dan masih belum kunjung bangun." jawabnya.

"pihak kepolisian sudah mengawasi tempat Yuna berada, jadi kita tak perlu khawatir lagi soal ini." tambah Vincenzo, duduk di bangkar samping kasur Chayoung.

"lalu bagaimana keputusan sidang?" tanya Chayoung penasaran, baru saja ia terlintas dengan pelaku yang bernama So Piljo. Ia tak pernah menemui secara langsung tapi hanya melihat fotonya saja. Melihat dari fotonya saja sudah merinding apalagi secara langsung.

"melihat seluruh yang ia perbuat, ia dihukum seumur hidup." jawab Yoonjung.

"termasuk masalah babel?"

Mereka berdua mengangguk, menjawab pertanyaan Chayoung dengan diam. Yoonjung tiba-tiba mengeluarkan amplop coklat besar dari tasnya. Ia letakkan diatas meja makan kosong Chayoung yang kini berada di hadapannya. Sebuah amplop tebal yang cukup berat langsung Vincenzo tarik, melihat isi-isinya dengan cermat.

"Sesuai perintah, aku, pak Nam dan Seo Miri mencari latar belakang hidup So Piljo.Dia anak yatim piatu dengan kepribadian ganda." kata Yoonjung melihat Vincenzo yang mengeluarkan seluruh kertas tebal itu dari mapnya.

"kepribadian ganda?" beo Chayoung.

Yoonjung menganggukan kepalanya, "umur sepuluh tahun, dia mencoba untuk membunuh teman sekamarnya dan pihak kepolisian menuliskan bahwa dia terpengaruh dari sisi kepribadian gandanya hingga dia dimasukan ke rumah sakit jiwa lalu kembali ke tempat khusus untuk menyembuhkan kepribadiannya. Tapi tidak ada jejak kalau sekarang ia masih mengidap atau tidak. Bagaimana menurut Vincenzo-nim? apakah dia masih...." dan Yoonjung tidak dapat melanjutkan pertanyaannya.

"aku tidak punya kapasitas untuk berpikir seperti itu." kata Vincenzo. "kita harus memeriksanya sendiri, siapa yang masih tersisa dari Babel dan siapa yang menyuruhnya."

"tapi yang lalu, kau bilang ini ulah art hunter?" cela Chayoung. "nama art hunter yang ditemukan di salah satu barang bukti dan namanya juga jadi topik di media, pembunuh berantai misterius."

"bagaimana jika art hunter yang menyuruh ini semua?" celetuk Yoonjung. Seketika kedua pengacara seniornya, langsung menatapnya. "maksudku, So Piljo memang yang tertangkap polisi tapi nama art hunter ada disana."

"kalau So Piljo yang tertangkap dan nama art hunter ada disana, bagaimana polisi bisa lewatin namanya?" tanya Chayoung.

"karna jejak art hunter di lokasi pembunuhan babel, berbeda dengan kasus yang memang hasil art hunter lagipula art hunter membunuh dengan hasil karya mengerikan. Kasus terakhir dari art hunter, dua bulan yang lalu. Wanita muda dibunuh dan ditemukan dengan posisi seperti model untuk pajangan. Lengkap dengan gaun dengan suasana pameran di sebuah gudang terpojok di Seoul. Sekitar enam kasus dan polisi sedang mati-matian mencarinya tapi karna sudah dua bulan yang lalu, sedikit susah untuk mencari jejak art hunter. Entah dia menghilang sampai jadi trending topik."

"tapi ada yang bilang art hunter ada dua orang." lanjut Yoonjung.

"art hunter seperti sebuah kelompok?" Yoonjung mengangguki pertanyaan Vincenzo. "enam kasus dengan tag art hunter dengan jijak namanya, ada dua tipe penulisan yang berbeda di setiap kasus yang ada dan kemungkinan Piljo adalah salah satu orang dari art hunter. Tulisan art hunternya di lokasi babel termasuk sama dengan kasus art hunter sebelumnya. Jadi polisi sudah menangkap salah satu pembunuh dari art hunter. Itu yang aku tahu." jelas Yoonjung.

VINCENZO II : The Last Tower [-]Onde histórias criam vida. Descubra agora