16

379 37 7
                                    

Suara germecik air kolam ikan dengan suara kicauan burung menyapa pagi hari. Ikan didalam kolam itu mulai melompat-lompat ketika seorang wanita melihat mereka. Ikannya tak banyak tapi ketika melompat-lompat, tampaknya banyak.

Itu lucu tapi tak membuat wanita itu tersenyum.

Ia hanya melipat kedua tangannya dan melihat kearah depannya melihat ikan-ikan yang mungkin akan segera mati.

Wanita cantik itu, dengan gaun bunganya, mengambil ponsel di atas meja kayu taman rumahnya. Menekan salah satu kontak yang menjadi kontak paling sering dihubungi. Siapa lagi jika bukan anak buahnya.

"biarkan kasus Pembunuhan petinggi Babel ditutup."

Ucapnya membuat pria muda yang mendengar telfon atasanya, terkejut.

"Nyonya--"

Seolah tahu apa yang akan seketarisnya ucapkan padanya, wanita itu memotong ucapannya.

"Biarkan itu terjadi, toh So Pil Jo sudah mati dan bukan kamu yang melakukannya. Autopsi juga tidak akan sepenuhnya 100%."

"Baik nyonya."

Wanita itu berdeham sebagai respon sebelum ia mematikan sambungan telfon untuk melakukan pemberian makanan pada ikan ikannya yang rajin menyapanya di pagi hari.

Ia tersenyum.

Secara tiba-tiba bahkan dia melebarkan senyumnya ketika ia mengingat sesuatu yang sedikit tidak penting.

"Dasar pria bodoh. Tahunya mengkoleksi jam tangan orang. Sekarang aku harus bekerja berkali lipat karna ulah serakahmu dan sekarang juga menjaga adikmu. Dasar bocah tak tahu diri."

Omelannya membuat dirinya sedikit lega dan an ternyata tidak hanya dia yang melakukan itu di pagi hari. Yang dimaksud adalah Chayoung, ia sedang mengomel karna ia terlalu bosan di rumah sakit. Ia jenuh dan pemeriksaan ketat dari dokter sungguh membuatnya frutasi apalagi mengingat hari ini kasus Babel akan ditutup secara resmi oleh kepolisian setelah dua hari dari kejadian ditemukannya jenazah So Pil Jo.

"Berhenti mengomel, tidak baik untuk kesehatan." tegur Vincenzo yang sedang memakan buah mangga hasil potongan pak Nam.

"Iya aku diam." balas Chayoung lansung diam diri dengan pandangan lurus membuka ponselnya. Sedangkan Vincenzo, Younjung, Luca dan pak Nam yang duduk di sofa hanya terus memakan buah-buahan.

"Setelah kasus Babel ditutup, apakah SAN yang akan berulah?" tanya Younjung.

"Iya." jawab Vincenzo. "Dari awal pengangkatan Babel mereka sudah berulah." lanjutnya.

"Benar... Untuk apa mereka mengangkat Babel. Kalau dilihat dari sisi bisnis, merugikan sekali. Babel group berubah nama jadi Babel team. Perubahan nama saja membutuhkan waktu dan biaya. SAN juga sekarang jadi SAN Group. Apakah sebenarnya SAN hanya ingin tukar tambah nama?" kata Younjung membuat pak Nam tertawa.

"Tidak ada tukar tambah tapi itu bisa dipikirkan lagi. Tukar tambah." kata pak Nam.

"Kita bisa bersantai sekarang dan istirahat tapi jangan lengah, musuh kadang suka menyerang disaat seperti ini."

Ucapan Vincenzo membuat Younjung dan Pak Nam menganggukan kepalanya. Mereka menyetujui apa kata Vincenzo. Bagaimana dengan Luca? Ia terdiam menikmati mangga dengan santai.

Ia menikmati waktu karna hari kepulangannya diundur oleh Vincenzo.

"Nona Hong tidur lagi?"

Untuk ketiga kalinya, pak Nam kedapetan Chayoung tertidur setelah berbicara panjang lebar. Lantas Vincenzo beranjak dari tempat dan menghampiri sang wanita. Ya benar, Chaeyoung tidur lagi.

VINCENZO II : The Last Tower [-]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang