04. Faye

5.6K 1.1K 155
                                    

Faika Satya atau lebih akrab dipanggil Faye menyanyikan lagu Billie Eilish sepanjang perjalanan dari kamarnya di lantai empat menuju ruang makan keluarga di lantai dua dengan menggunakan lift

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Faika Satya atau lebih akrab dipanggil Faye menyanyikan lagu Billie Eilish sepanjang perjalanan dari kamarnya di lantai empat menuju ruang makan keluarga di lantai dua dengan menggunakan lift. Begitu sampai dan baru akan menarik kursi untuk duduk, pergelangan tangan kanan gadis itu ditahan oleh Benjamin Satya. Pria yang akrab disapa Benji tersebut meminta sang anak untuk berdiri di hadapannya. Dengan ogah-ogahan, Faye pun menuruti.

“Kenapa sih, Dad?” tanya Faye bingung.

“Kamu masih nanya kenapa?” Benji balik bertanya. “Mooooom, ke sini sebentar, lihat anak kesayanganmu ini!” panggil pria itu pada Bianca Satya yang sedang asyik treadmill di ruangan sebelah.

Dengan tergopoh-gopoh, Bianca masuk ke ruang makan. Baru berjalan beberapa langkah, wanita itu membekap mulut guna menutupi keterkejutan setelah melihat keonaran yang diperbuat oleh putrinya pagi ini. “Sweetie, what's wrong with your uniform?” Bianca tak habis pikir.

Faye menatap reaksi Bianca dengan malas. “Mom, please.... This is fashion,” balas gadis itu seraya menarik kursi di hadapannya, mencomot setangkup sandwich di piring, lalu duduk sambil mengigit rotinya penuh emosi.

Tak heran bila Benji dan Bianca terkejut melihat pakaian yang Faye gunakan. Gadis itu memakai sport bra warna hitam lalu melapisi dengan kemeja sekolah yang kancingnya dibiarkan terbuka sepenuhnya. Belum lagi rok rimpel hitam berpotongan sangat pendek. Meski memakai leging, tetap saja tidak sopan dilihat lantaran mengekspos kaki jenjang sang pemilik.

“Fay, kancingkan bajumu sekarang. Sekalian Dad transfer untuk beli rok baru sepuluh sekaligus!” perintah Benji.

Dad, sekolahku tuh sekolah khusus cewek. Pengajarnya juga ibu-ibu. Nggak akan ada juga yang berani mata keranjang.” Faye memberikan alasan.

“Fay, pakaianmu itu nggak pantas dipakai anak sekolah. Apa kata orang melihat putri Benjamin Satya ke sekolah dengan pakaian terbuka seperti itu?” Benji mengingatkan.

Faye mendengkus. “Kenapa sih apa-apa Faye selalu dilarang? Kenapa Faye nggak bisa kayak Kak Thomas yang dibebasin? Kalian pilih kasih!” bentaknya seraya berdiri dan meninggalkan ruang makan begitu saja. Gadis itu tidak memedulikan teriakan Bianca yang memintanya kembali duduk dan menghabiskan sandwich yang baru termakan setengah.

Faye teramat kesal mood-nya sudah diacak-acak sepagi ini. Dengan langkah cepat, ia masuk ke dalam lift dan memencet tombol menuju garasi. Gadis itu harus segera meninggalkan rumah sebelum Benji berhasil menyusul dan semakin merusak harinya.

Tak butuh waktu lama, Faye sudah melajukan sedan warna pink miliknya keluar komplek perumahan. Untuk mengembalikan mood, dia perlu menelepon Drey. Dengan hanya mendengar suara pacarnya itu, semua akan menjadi baik-baik saja. Sayangnya setelah lima menit berlalu, telepon itu tak kunjung dijawab. “Fuck!” teriak Faye sambil memukul-mukul setir guna melampiaskan amarah.

INTRICATEWhere stories live. Discover now