32. Insatiability

2.5K 436 62
                                    

Thomas terpaksa bangkit dari kasur karena ponsel yang tak tahu ke mana rimbanya terus berbunyi meski sudah diabaikan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Thomas terpaksa bangkit dari kasur karena ponsel yang tak tahu ke mana rimbanya terus berbunyi meski sudah diabaikan. Dalam kondisi telanjang, dengan mata masih setengah terpejam, ia mencari-cari di mana gerangan benda pipih tersebut berada.

Setelah nyaris frustrasi, alat komunikasi berlogo apel tergigit itu Thomas temukan tergeletak di kolong sofa. Pemuda tersebut mendadak ingat betapa heboh permainannya semalam dengan gadis rambut merah yang berhasil digoda saat ada di club. Ia lupa siapa nama gadis itu, entah Jenna, Jessie atau Joana, tapi yang pasti berawalan huruf J. Jika lupa nama orang yang diajak tidur, jurus pamungkasnya adalah memanggil dengan sapaan sopan seperti cutie pie, sweetheart atau sugar.

Thomas melihat nama Faye tertera di layar. Segera pemuda itu memakai celana dalamnya, duduk di sofa, lalu menekan tombol hijau pada ponsel. Suara yang pertama kali tertangkap indra pendengarannya adalah tangisan adiknya.

"Fay, are you crying?" tanya Thomas.

"Fay, what happened?!" Lantaran tidak ada respons apapun dari ujung sana, Thomas kembali mengulang tanya dengan nada naik beberapa oktaf. Hal itu membuat gadis berambut merah yang tengkurap di kasur sebelah sofa mengerang kecil karena terganggu.

"Fay, answer my questions!" Thomas sudah panik bukan main.

"APA?!" Faye tiba-tiba berteriak membuat Thomas refleks menjauhkan telinganya dari ponsel karena kaget.

"Tenang, tenang, jelasin ke gua, ada apa, kenapa?" Tanggap situasi, Thomas mencoba menenangkan Faye. Kalau situasinya mereka ada di satu tempat yang sama, pasti pemuda itu akan mengelus pelan rambut adiknya.

"APA YANG UDAH LO LAKUIN SAMA KIARA, ANJING!" Faye terdengar tidak terpengaruh. Gadis itu sudah hilang kesabaran.

"Faika, jelasin ada apa, jangan marah-marah," pinta Thomas dengan nada lembut.

"BUKA INSTAGRAM KIARA SEKARANG!" Bersamaaan dengan kalimat terakhir, Faye menutup sambungan begitu saja.

Segera saja Thomas membuka aplikasi Instagramnya dan mencari nama Kiara Klein di kolom pencarian. Begitu menemukan profilnya, ia langsung melihat story yang baru terunggah satu jam yang lalu. Story itu menampilkan kolase foto-foto kedekatan pemuda itu dengan mendiang Kiara. Diakhiri sebuah tulisan berwarna merah: Why you do this to me?

"What the fuck is going on?" Thomas tak bisa bereaksi apa-apa selain segera masuk ke kamar mandi, mengunci pintunya, dan berjongkok di pojok ruangan dekat wastafel. Tubuhnya seketika bergetar menggigil.

Kilatan memori bersama Kiara hilir mudik di kepala Thomas. Kejadian saat gadis itu mengatakan cinta kepadanya, tawa lepas ketika berlibur berdua di pantai untuk merayakan keberhasilan Thomas masuk lima besar One Fine Day, momen awkward usai ciuman pertama, hingga tangis air mata Kiara saat sang kekasih menyudahi hubungan mereka dengan alasan serius belajar mengejar cita-cita.

INTRICATEWhere stories live. Discover now