07. Ariana

4.8K 1K 121
                                    

Aryan Tjokro baru saja selesai memimpin meeting dan berencana makan siang bersama para investor ketika asisten kepercayaannya mengabari ada tamu sedang menunggu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aryan Tjokro baru saja selesai memimpin meeting dan berencana makan siang bersama para investor ketika asisten kepercayaannya mengabari ada tamu sedang menunggu. Tanpa berpikir lama, pria itu membatalkan rencana dengan alasan klaksik yakni ada urusan mendadak.

Segera setelah pamit, Aryan bersama asistennya buru-buru menaiki lift menuju lantai sepuluh. Begitu sampai di depan pintu ruang kerjanya, pria berumur 44 tahun dengan badan tinggi tegap serta memiliki satu cekungan di pipi kiri itu memberi kode kepada sang asisten untuk berjaga-jaga.

"Hai," sapa Aryan setelah masuk ke dalam ruang kerja dan mengunci pintunya dengan gerakan yang ahli.

"Hai," balas tamu itu yang adalah seorang wanita. "Pasti belum sempat makan siang, kan? Aku bawain kesukaan kamu lho," lanjut wanita tersebut sambil membuka kotak merah berisi sushi salmon kesukaan Aryan.

Makanan Jepang itu terlihat begitu menggoda dengan warna daging oranye yang cerah. Namun Aryan lebih tergiur akan hal lain. Yakni bibir berbentuk hati yang tak pernah hilang dari ingatan meski berkali-kali coba dilupakan.

"Sayang...." Bisik Aryan tepat di samping telinga wanita itu. Bisikan tersebut menghentikan kegiatan sosok yang tadinya sibuk memindahkan sushi dari kotak ke piring kecil. Melihat kode telah tertangkap, Aryan langsung memiringkan kepala wanita itu dan mencium bibir yang tersaput lipstik warna merah darah dengan lembut. Ciuman lama-lama berubah ganas dan menuntut ketika sang wanita meremas rambut Aryan.

Ketika sudah melumat bibir itu, Aryan seolah lupa pada segalanya. Terutama pada istri dan putra semata wayangnya. Pria itu tidak tahu mengapa. Padahal, awal hubungan dengan wanita yang kini mulai mencoba melucuti bajunya itu hanya sekadar rekan kerja. Namun intensitas pertemuan yang sering membuat ketertarikan timbul. Mulanya hanya berupa simpati atas kisah hidup yang diarungi, berlanjut dengan pertolongan-pertolongan kecil, berujung pada kamar-kamar di hotel bintang lima di setiap ada kesempatan.

Pernah pada suatu waktu Aryan merasa bersalah telah berselingkuh di belakang Agustina yang secara sempurna menemaninya selama dua puluh tahun. Pernah pula ia berusaha mengakhiri permainan terlarang sebelum bara api semakin membesar. Namun Aryan sudah terlanjur jatuh. Pada akhirnya ia selalu kembali dan tertidur tenang di pelukan wanita tersebut.

"Pak Aryan, resepsionis di lantai bawah mengatakan ada Ibu sedang menuju ke mari," suara asisten yang terdengar dari depan pintu menghentikan aktivitas Aryan dan wanita itu. Dengan segera sang wanita turun dari pangkuan Aryan lalu kembali memakai gaunnya. Begitu pula dengan Aryan yang buru-buru mengambil kemeja baru di lemari khusus yang memang disediakan ketika berada dalam kondisi seperti sekarang.

"Maaf," kata Aryan. Ia merasa tak enak harus mengakhiri sebelum mencapai puncak.

"Aku akan marah kalau kamu nggak habiskan sushi ini." Ancam wanita itu yang kini sudah berpenampilan rapi seperti sebelum tangan Aryan memporak porandakan pertahanannya.

INTRICATEWhere stories live. Discover now