20. Disoriented

3.1K 684 102
                                    

Sepanjang langkah menuju basement di mana Mercedes Benz G-Class peninggalan sang ayah terparkir, Drey dibuat bingung oleh tawa tanpa henti Faye

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sepanjang langkah menuju basement di mana Mercedes Benz G-Class peninggalan sang ayah terparkir, Drey dibuat bingung oleh tawa tanpa henti Faye. Dari yang awalnya terdengar antusias, sampai menjadi sumbang dan mengganggu lantaran tak tahu lagi apa yang ingin ditertawakan tapi tetap dipaksa.

Kebiasaan ini kerap terjadi apabila Faye selesai menonton film komedi yang memang menjadi genre favorit. Masalahnya, gadis berambut pendek seleher itu bukan baru keluar bioskop, melainkan kabur dari pertengkaran yang disaksikan banyak pasang mata penghuni Araminta.

Stop it, Beb. Your laugh annoy me,” pinta Drey begitu mereka berdua sudah duduk di dalam mobil.

How rude,” balas Faye disusul tinjuan pelan pada lengan Drey yang berotot.

“Apanya sih yang lucu?” tanya Drey seraya memberikan tatapan tajam pada gadis di kursi sebelahnya itu. “Kamu maksa aku datang ke acara ini sengaja biar bisa ngelakuin hal norak kayak tadi? That’s not funny at all!” tegasnya dengan rahang mengeras.

Sejak pagi, Faye memang meminta Drey supaya mau pergi ke pool party dan mengajaknya serta. Agak susah meyakinkan pemuda itu untuk datang karena dia tidak pernah nyaman berada dalam situasi ramai. Seperti saat kencan, pilihannya tak pernah jauh dari bioskop, restoran mahal yang tak banyak pengunjung atau tempat-tempat tenang lainnya.  

Maka dari itu Faye mahfum mendapati kemarahan Drey karena merasa dimanfaatkan. Namun, dia memiliki alasan kuat mengapa nekat melakukan tindakan tersebut.

“Maaf, Beb,” Faye membelai pipi Drey. Cara itu biasa dilakukan jika sang kekasih sedang dilingkupi emosi seperti sekarang. “Dari semalam aku tuh kepikiran pembicaran kita berlima. Dan aku curiga kalau ini kerjaan Ary. She’s super sus!”

Suspect? Jangan karena kamu ada masalah sama orang, terus seenaknya nimpahin kesalahan ke dia.” Peringat Drey.

“Iya, iya, maaf. Aku cuma mau mastiin kalau bukan Ary yang ada di balik aktifnya Instagram Kiara. Kalau memang benar, kita kan bisa bikin dia berhenti,” Faye membeberkan alasannya.

“Dengan cara kayak tadi menurut kamu dia bakal ngaku?” Drey mendesah sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Faye mengedikan bahu sebagai jawaban. Gadis itu bingung merespons sepeti apa karena dalam hati mengakui tindakannya terlalu serampangan. Dia tidak memikirkan efek jangka panjang dari sikapnya tadi terhadap Ary dan juga Drey ketika berada di lingkungan sekolah.

Dalam diam, Drey menyalakan mesin kemudian menjalankan mobil keluar area parkiran. Merasa bila pembahasan sudah selesai, Faye menaikkan kaki ke atas kursi lalu menyandarkan punggung. Netranya langsung tertuju pada atap mobil di mana menggantung foto-foto lucu hasil jepretan kamera polaroid. Ada foto di dalam lift Araminta, ada yang berlatar Monas, hingga foto di Raja Ampat.

“Kamu masih marah sama aku?” suara Faye memecah kusunyian saat mobil berhenti di traffic light. Jika yang mengemudi adalah dirinya, gadis itu pasti akan nekat menerobos karena jalanan sedang sepi.

INTRICATEWhere stories live. Discover now