#40 LEBIH SERIUS

64 8 2
                                    

Setelah berjalan-jalan bersama Ronald, lelaki itu mengantarkan Kiara ke bandara bersama Feby dan El. Mereka sampai pukul 18.30 dan pesawat akan berangkat pada pukul 20.00 WITA. Suasana Bandara Ngurah Rai Bali malam ini cukup ramai dipenuhi banyak wisatawan yang baru tiba atau akan meninggalkan Bali. "Kakak, janan pulang ya! Di sini ja sama Kak Feby sama El," ujar El sedih.

Kiara menyamakan tingginya dengan El. Ia mengusap pelan rambut Adiknya itu. "Di sini, kan Adek udah ada Kak Feby, oma, mama, jadi Kak Rara balik dulu ya ke Jakarta. Rumah kan juga lagi sepi, selain itu Kakak harus pergi ke sekolah. Masa bolos terus jadi anak nakal dong nanti," jelas Kiara.

El memanyunkan bibirnya, ia ingin sekali Kakak Raranya juga bersamanya di sini. "Kakak kan suka banget kalau bolos. Sekarang dikasih bolos banyak-banyak kenapa ngga suka?" tanya El sebal. Bagaimana bisa, Kakaknya yang suka sekali membolos sekarang mendadak ingin rajin sekolah.

Mendadak semua yang ada di situ tertawa mendenger pernyataan El. "Yaampun Adek Kak Feby yang satu ini pinter banget, sini Dek cium dulu!"

Ronald tertawa dan geleng-geleng kepala mendengarkan pernyataan El. "Adek kamu aja sampek hafal lo Ra, masa mau ngajarin bohong sama Adek sendiri."

Kiara tersenyum dengan paksa. "Jangan gitu dong El, Kakak kan aslinya anak baik-baik. Cuman tercemar aja sama temen-temen Kakak itu," elak Kiara.

"Jangan-jangan Kakak pengen pulang karena pen ketemu sama pacar Kakak ya?" tanya El dengan menyipitkan matanya dan tangan menyilang di depan dada.

Kiara kaget dengan pertanyaan El. Ia langsung menoleh kepada Feby yang sudah memalingkan muka dan menatap tajam Adiknya itu. "Lo kan pasti yang ngajarin beginian ke El! Udah tau anak masih kecil diajarin yang nggak-nggak!"

Feby membalas dengan menatap Kiara tidak suka. "Mana ada, orang gue anaknya baik gini, ngapain ngajarin begituan ke El. Lo itu yang contohin begituan ke El!"

"Ngapain gue? Jelas-jelas selama ini itu yang sering bareng El itu lo. Jelas lo lah yang ngajarin beginian ke El, dasar ya lo!"

"El itu tau begituan gara-gara lo dianterin sama cowok pulang pas malem-malem itu. Dia juga tau kata-kata itu dari youtube, nyalahin gue mulu sih lo. Gue aja gapunya pacar, gimana El bisa gue ajarain?" Feby sangat kesal dengan Kiara yang selalu menyalahkannya atas ketidak baikannya El. Padahal mengapa ia tidak mengajarkan hal-hal baik kepada El.

"Udah-udah gausa bertengkar, mending sekarang kamu masuk deh Ra. Bentar lagi pesawatnya udah mau berangkat, nanti kamu ketinggalan lagi." Ronald sudah pusing melihat pertengkaran Adik Kakak itu yang tiada ujungnya.

Ronald mendekat ke arah Kiara yang berpelukan dengan El sekali lagi. Kemudian ia  memeluk Feby dan berkata, "Hati-hati lo di sini, jangan El, mama, sama oma!"

"Hm yayaya, lo juga hati-hati di sana ya!"

"El Kakak berangkat dulu ya, El yang pinter, baik harus bisa jagain semuanya ya! Anak cowok harus jadi pelindung ya!" pesan Kiara yang diangguki oleh El. "Aku pamit dulu ya Nald, jangan lupa anterin Adik-adik aku pulang ya, hehe." Ronald langsung memeluk hangat Kiara dan mengecup puncak kepalanya, "Love you!"

Kiara langsung melepaskan pelukan itu. Sekarang, semuanya terasa berbeda. Tidak ada lagi kenyamanan saat ia di dalam dekapan Ronald. "Aku pergi dulu, dadah!" Kiara langsung pergi dan menarik kopernya.

Sudah saatnya itu menghadapi dunia ini lagi. Sudah cukup ia berlaku seperti pengecut yang lari dari masalahnya. Ia harus menghadapi semua ini dengan baik. Selamat tinggal Bali, tempat yang selalu menyimpan banyak cerita, dan aku kembali ke tempat tinggalku yang seharusnya dengan sejuta pemanis hidup di dalamnya.

[K & K] SOLÓ AMIGOWhere stories live. Discover now