#35 GAGAL JALAN

77 9 0
                                    

hallo semua! author back jangan lupa vote dan komen kalian ya! selamat membaca!!

sebelum itu makasih sebanyak-banyaknya buat readers yang udah setia sama cerita kalian. Karena jujur aku jadi lebib semangat karena respon dari kalian positif. Intinya Terima Kasih banyak❤️🥰

🌞🌞

Suara notifikasi dari ponsel Kiara di sore hari membuat kegiatan rebahannya terganggu. Ia membuka matanya perlahan dan meraih ponsel yang ada di nakas sebelah tempat tidurnya. Setelah itu ia mengecek siapa yang menghubunginya.

Devandra Kenzo Angkasa
Ke Taman Hijau, 20 mnt!

Kiara mengernyit, ia berpikir apa Kenzo salah mengirimkan pesan kepadanya. Untuk apa ia mengirimkan pesan tidak jelas seperti ini.

Halo Kenzo? Apakah ini salah kirim, ini Kiara loh ya😃

Devandra Kenzo Angkasa
Tau! Bruan gue tnggu!

Kiara semakin bingung dibuatnya. "Apasih nih anak nggak jelas deh. Bisa-bisanya gue suka sama anak gajelas kayak gini." Dengan cepat Kiara langsung membalasnya.

Maksut lo apaan si Ken? Jangan mentang-mentang gue peka gue bisa paham bahasa alien lo ya!

Devandra Kenzo Angkasa
Sn jln brng

Kiara menganga tidak percaya. Bagaimana bisa ada seorang cowok yang mengajaknya jalan tapi, tidak ada romantis-romantisnya? Bahkan, banyak pria yang mendekatika dan mengajaknya jalan dengan mengiripkan bunga atau minimal dengan kata-kata manis yang dikirimkan lewat chat.

Devandra Kenzo Angkasa
Bruan!

Dengan bodohnya lagi, Kiara menyetujui apa yang dimintai Kenzo kepadanya walaupun tidak ada cara romantisnya sama sekali. Dengan segera Kiara bersiap untuk pergi menemui Kenzo.

🧢🧢🧢

Setelah menempuh beberapa menit perjalanan. Akhirnya, Kiara sampai di Taman Hijau sesuai alamat yang telah dikirimkan Kenzo. Ia langsung memasuki taman dan mulai mencari keberadaan Kenzo. Setelah beberapa kali memutari taman akhirnya, ia menemukan Kenzo juga.

"Kok dia sama cewek si? Siapa itu?" gumam Kiara.
Untuk memastikan apa yang dilihatnya itu benar, Kiara melangkah lebih dekat dengan Kenzo. "Ken-" panggil Kiara tertahan.

Dua sejoli itu berbalik dan menatap Kiara. "Haduh Ken, jadi ini cewek yang mau lo ajak jalan? Apa lo udah dipelet sama dia? Cewek murahan kayak gini diajak jalan seorang Devandra Kenzo Angkasa, waw!"

Kenzo menatap wanita itu marah. "Cukup ya Kan, gue gamau denger lo jelekin Kiara lebih jauh lagi!"

Kiara tersenyum saja menanggapinya. Tapi, Kania justru lebih tersulut emosi. "Dih, sok suci banget!"

"Gue pergi dulu ya Ken, have fun!"

Kiara berbalik meninggalkan mereka dengan perasaan yang sudah tidak bagus lagi. Hatinya begitu hancur jika Kenzo mengundangnya hanya untuk melihat kemesraannya dengan Kania. Ia cukup sadar diri untuk tidak mengganggu hubungan mereka. "Kia ...."

Kiara berhenti, ia merasakan suara Kenzo tepat di belakangnya. "Ini nggak seperti dipikiran lo, " jelas Kenzo singkat. Kiara tersenyum dan berbalik. "Gue cukup sadar diri Ken. Gue balik dulu ya!" Kemudian Kiara menatap Kania yang sudah memeluk Kenzo dari belakang. "Gue bukan orang yang suka merusak kebahagiaan orang lain."

Kiara langsung berbalik dan meninggalkan mereka. Mungkin, memang ia yang terlalu berharap dengan Kenzo. 'Inget Ra, lo itu nggak dibutuhin Kenzo, dia itu cuman butuh Kania. Lo harus sadar diri Ra!' Hatinya begitu sakit dan hancur, ia merasa ini tidak adil baginya tapi, apa yang harus ia lakukan jika rasanya ia terjebak di jalan buntu seperti ini.

🧢🧢🧢

Angin di siang hari menerpa wajah seorang gadis yang sedang bersantai di pinggir lapangan. Badannya begitu malas digerakkan untuk mengikuti pelajaran olahraga yang umumnya sangat menyenangkan. Baginya, pelajaran olahraga hanya membuatnya capek, ia tidak suka pelajaran itu dan ia hanya akan duduk di tepi lapangan jika tidak ada tes. "Ra!" seru seseorang dari tengah lapangan.

Gadis itu mengedarkan pandangannya mencari sesosok yang sedang memanggilnya. Ia menaikkan sebelah alisnya. "Gue lagi males Mel, jan ganggu gue." Mela melangkahkan kaki mendekati Kiara dan ikut duduk di sebelah Kiara yang terasa sangat nyaman.

"Lo tau nggak Ra?—"

"Nggak," jawab Kiara cepat.

Mela menatapnya kesal dengan tangan yang sudah siap memukul Kiara. "Gue belum selesai ngomong! Dasar lo ya, temen tersetan gue banget lo?!" bentak Mela.

Kiara tersenyum ke arah gadis di depannya itu. "Kalau gue malaikat nggak mungkin juga gue temenan sama lo yang iblis gini." Kemudian Kiara tertawa keras melihat ekspresi Mela yang kesal sekali dengannya.

Plak

Mela memukul Kiara dengan keras. Kiara mengadu kesakitan dan berkata, "Tuh, kan sifat iblisnya keluar. Sakit tauk, lo mau tanggungjawab apa?"

"Lo kira gue ngapain? Tanggungjawab - tanggungjawab, sana Kenzo suruh tanggungjawab!"

Kiara berubah wajahnya menjadi masam. Mela yang melihat hal itupun bingung dan bertanya, "Lo lagi baik-baik aja, kan?"

Kiara tersenyum sendu dan menatap ke depan. "Mungkin ... untuk masalah dalam hubungan percintaan, gue lagi di masa paling bawah Mel. Gue juga bingung, apa gue salah milih Kenzo sebagai seseorang yang bersandar di hati gue?"

Mela menggenggam tangan Kiara untuk memberi semangat dan menatap matanya dalam. Ia melihat, jika Kiara tidak dalam keadaan baik-baik saja. Mela tiba-tiba melihat Kiara menitikkan air mata dan menghapusnya cepat. "Apapun keputusan yang udah lo ambil, gue yakin itu yang terbaik Ra!" ujar Mela untuk memberi semangat.

Kiara menatap Mela dan tersenyum. Kemudian ia menghapus air matanya dan mengeratkan genggamannya pada tangan Mela. Setelah itu ia menjawab, "Gue gamau munafik Mel, gue sakit kalau Kenzo kayak gini sama gue. Dia kira gue apa? Baju yang dipakai sekali trus dibuang? Tapi, gue bodoh! Gue gabisa berhenti untuk nggak mencintainya. Ini sakit Mel!" Tangisan Kiara kian deras. Untungnya saja, keadaan lapangan pada saat itu sudah sepi, sehingga tidak ada yang melihat mereka.

Mela langsung memeluk Kiara dan menitikkan air matanya. Ia ikut merasa sedih atas apa yang telah menimpa temannya itu. Dia tahu persis seperti perasaan Kiara kepada Kenzo. Dan ia tahu dengan pasti bagaimana Kenzo membalas Kiara. Mela mengusap punggung Kiara dengan sayang. "Gue tau Ra, kalau emang Kenzo takdir yang telah dituliskan Tuhan buat lo, pasti akan ada jalannya. Anggap aja ini hambatan kecil sebelum kebahagiaan lo nanti."

"Mel ... lo bahkan hanya sekedar temen bagi gue tapi, bahkan lo lebih peduli dari sahabat gue sendiri. Gue gatau bagi gue, lo bukan hanya teman tapi, lo udah kayak saudara gue Mel. Makasih banyak!"

Mela tersenyum ke arah Kiara dan menjawab, "Lo tau Ra? Gue emang nggak berharap buat dianggep sahabat atau temen deket bagi setiap orang." Mela menghempuskan napasnya sejenak dan menatap Kiara dalam-dalam. "Tapi gue selalu seneng kalau orang lain menceritakan kisah hidupnya sama gue, kalau dia itu percaya sama gue. Itu udah lebih dari cukup Ra."

"Makasih ya Mel. Semoga Tuhan yang bales semua perbuatan baik lo!"

"Gue yakin Ra, kalau emang lo ditakdirkan buat Kenzo, lo pasti akan dapet kebahagiannya nanti."

Mungkin

TBC

Menurut kalian gimana nih guys part kali ini?

[K & K] SOLÓ AMIGOWhere stories live. Discover now