7# HARI TERMALAS

349 90 257
                                    

Kesal🐾
datang di kala kita merasa terusik mengubah segalanya menjadi seolah-olah kita yang paling benar
membuat kita jauh dari orang yang kita sayang
menciptakan adanya pertengkaran yang membuat berpisah

-Solo Amigo

***

jangan lupa tinggalkan vote dan komen kalian!
selamat membaca🐢
Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan💙

###

Langit yang tadinya cerah, kini sudah tergantikan dengan warna gelap. Perlahan-lahan awan mulai tergeser berjalan mengikuti arus. Semilir angin yang membawa udara kotor kota perlahan memudar digantikan dengan dinginnya udara malam hari. Simponi keramaian telah hilang, digantikan dengan heningnya suasana yang menyelimuti.

Seorang gadis yang tengah duduk di kursi yang menghadap meja belajarnya sedang mengamati buku-buku yang ada di depannya. Ia mencoba untuk bertelepati dengan materi-materi yang sedang berkecamuk dipikirannya. Meja belajar yang menghadap jendela langsung ke taman, menambah kesan nyaman saat digunakan untuk belajar. Ditambah dengan tanaman kaktus yang ada di balkon kamarnya menambah kesan estetika saat dipotret.

Kiara menghela napas sebentar kemudian melepaskan kacamata yang bertengger di wajahnya. Ia melirik jam dinding ornamen kayu yang menempel di dinding yang berlapiskan cat putih itu. Jam menunjukkan sudah pukul 10.30 pantas saja jika punggunggnya sudah terasa nyeri.

"Hmftt capek juga belajar, kenapa kalau ngedrakor sampek begadang nggak pernah capek ya?" gumam Kiara. Kadang ia berpikir, mengapa jika seseorang berjuang sedikit sudah merasa lelah tapi, jika untuk bersenang-senang mereka akan melupakan banyak hal untuk itu. Sungguh memang untuk mendapatkan kesejahteraan banyak sekali godaan yang harus dilewati.

"Duh aus nih." Kiara seraya mengusap lehernya dimana dibaliknya terdapat kerongkongan yang terasa kering. Kiara melihat persediaan minum yang ada di kulkas kecil yang ada di pojok kamarnya sudah habis, jadi ia harus mengambil minum di dapur.

Kiara mencoba berjalan sepelan mungkin agar tidak ada yang terbangun karena ulahnya. Ia pun membuka kulkan dan mencari keberadaan minuman tanpa warna itu. Setelah mendapatinya Kiara melangkahkan kakinya ke meja pantry yang terdapat tempat duduk ala bar di sana. Minum sambil berdiri memang tidak baik dan Kiara menerapkan hal itu untuk menjaga kesehatannya.

"Kok ada suara TV nyala sih," batin Kiara setelah mendengar suara-suara aneh dari arah ruang TV.

Kiara pun mulai bermonolog dengan pikiran yang sudah kemana-mana, "Ini, kan udah malem, nggak mungkin si El masih bangun, apa jangan-jangan maling ya? Tapi maling ngapain nonton TV? Bukannya kerjaannya mencuri ya?"

Dengan tingkat kekepoan yang tinggi ditambah lagi dengan adanya suara erangan kekesalan menambah kepercayaan Kiara untuk melihat siapa orang yang berada di ruang TV. Tanpa memperdulikan rasa takutnya yang penting kekepoannya terobati. Masa bodoh jika itu ternyata maling, ia masih memiliki suara yang bagus dalam berteriak.

Dor dor

Terdengar suara tembakan yang disusul dengan suara teriakan melengking yang masuk ke indra pendengaran Kiara. "AAARGGGGGGG."

Secara refleks Kiara juga ikut berteriak membuat sang empu yang ada di ruang TV menoleh menatap tajam ke arah Kiara. "KAMU NGAPAIN TERIAK TERIAK SIH KIARA, UDAH MALEM INI."

"MAMA DULUAN YANG TERIAK," balas Kiara tak kalah kencang dan hebohnya dari sang Mama.

"TUHH KAMU TERIAK DULUAN."

[K & K] SOLÓ AMIGOWhere stories live. Discover now