#23 BAHAGIA PERTAMA KALINYA

112 12 36
                                    

Selamat membaca!
Jangan lupa vote dan  komennya!
***

"Ngapain kamu pulang?"

Lontaran pertanyaan itu menghentikan langkah Kenzo kala memasuki rumahnya. Kenzo menoleh sekilas kepada sesosok pria yang tengah berdiri tegak dan menatap tajam ke arahnya.

"Ini kan juga rumah aku Yah."

Pria di depannya itu berdecak dan menyilangkan tangannya di depan dada. "Ck ... udah nggak bulan satu bulan dua minggu tiga hari masih jadi rumah buat kamu?"

"Bukannya Ayah lebih seneng kalau aku nggak pulang?" tanya Kenzo.

Reyvano menggeram marah melihat tingkah anaknya yang semakin hari semakin tidak sopan saja menurutnya. "Kamu makin hari makin nggak sopan aja!"

Kenzo hanya tersenyum menanggapi lontaran Ayahnya. "Ayah emang pernah ngajarin aku sopan santun?"

Plakk

Kenzo hanya diam dan memejamkan matanya. Ini memang bukan pertama kalinya Ayahnya memberi tamparan di pipinya. Tapi, mengapa rasanya masih terasa sakit? Bukan di pipinya. Tapi, perasaannya sangat terluka.

"Kenzo! Jaga omongan kamu! Kamu dari dulu nggak pernah banggain orang tua dan malah bikin orang tua malu mulu!" hardik Rey.

Kenzo membalasnya dengan senyum. Satu fakta yang ia dapatkan hari ini. Ayahnya telah mengakuinya sebagai anak hari ini.

"Mas udah Mas, kasian Kenzo jangan marahin terus," ujar Jasmine yang langsung bergelanyut manja di lengan Rey.

Kenzo tersenyum miring ke arah Jasmine, bisa-bisanya perempuan itu masih saja bermuka dua di depan Ayahnya. "Lo ...." Tunjuk Kenzo pada Jasmine. "Nggak usah sok belain gue," ujar Kenzo dengan tatapan tajamnya.

Plak

Ya, Ayahnya menamparnya lagi. "Kenzo! Jaga omongan kamu! Dia itu Bunda kamu!"

"Bukan ... di dunia ini aku hanya punya satu bunda!"

"Dia itu istri Ayah otomatis dia juga Bunda kamu!" bentak Rey.

Kenzo hanya diam. Namanya juga orang sudah jatuh cinta dan buta akan cinta bagaimana bisa paham omongan orang yang masih waras?

"Lo ...." Kenzo menujuk Jasmine di depan wajahnya langsung.

"Sebagusnya topeng yang lo buat, Tuhan tetep tau mana orang yang baik dan nggak. Dan jangan pernah lo ngelawan hukum alam kalau nyatanya lo sendiri yang bakalan dapet akibatnya."

Rey langsung menepis tangan Kenzo dan berkata, "Jaga omongan kamu ya Ken! Kalau ngomong sama orang tua itu yang bener!"

Kenzo melihat jelas kalau Jasmine tersenyum kemenangan. "Udah Mas, mungkin emang kehadiran aku masih belum diterima Kenzo."

Kenzo berdecak kesal. Ingin rasanya ia meludah di depan Jasmine. "Gausah sok belain gue ya lo itu! Lo kan pinter drama kenapa nggak main sinetron aja sih dari pada hancurin keluarga gue?"

Anak sinting, coba kalau nggak ada bokap lo udah gue injek-injek lo!

Kenzo langsung berlalu pergi ke kamarnya. Apa gunanya juga ia berbicara di rumah ini yang nyatanya tidak ada yang mendengarkannya. Lebih baik ia tidak pulang saja tadi, kalau pulang nyatanya tidak ada yang menyambutnya.

🌿🌿🌿

Kenzo merebahkan tubuhnya di atas kasurnya dan memejamkan matanya sejenak. Ia langsung membuka matanya lagi. Mengapa bayangan Kiara yang menghantuinya?

Lo santet gue ya Ki? Bayangan nempel terus di otak gue, heran.

Kenzo langsung mengambil smartphone-nya yang ada di dalam sakunya. Ia mulai mencari kontak seseorang yang menghantui pikirannya itu.

Ia menimang-nimang antara mengubungi gadis itu atau tidak.

"Kalau gue telfon dia, yang ada kepedean," gumam Kenzo pelan, "ah itu urusan akhir, mending telfon dulu."

Kenzo langsung memencet tombol telfon dan menempelkan ponsel hitamnya itu di telinganya.

"Hallo? Kenapa Ken?"

Kenzo tersenyum mendengarkan suara Kiara.

"Hallo kecebong."

Terdengar teriakan khas Kiara yang langsung menusuk gendang telinga Kenzo. "Kok kecebong sih! Jelek ih gue Kiara yang cantik jelita!"

Kenzo terkekeh pelan sudah dipastikan seratus persen bahwa Kiara sedang cemberut dan menampakkan ekspresi yang menurut Kenzo sangat lucu itu. "Lo kan kecil kayak kecebong!"

"Lo hancurin mood gue tau nggak! Udah bener tadi happy eh malah lo bikin kesel."

"Pasti lo lagi mikirin gue ya? Makannya happy."

"Nggak gitu emm gue emm lagi nonton drakor, iya nonton drakor."

"Ki, your voice so bad, if you lie. You're so bad to lie."

"Siapa juga yang bohong sih, orang gue jujur. I'm honest people dude!"

Kenzo hanya tersenyum. Kiara memang selalu membuatnya menjadi lebih baik. Terkadang ia juga merasa bersalah jika ia harus menyakiti Kiara. Tapi, entahlah mengapa tetap selalu berada di dekatnya.

"Ken!"

"Hm."

"Lo ngapain telfon gue jam sebelas malem bego! Gak sopan tau telfon orang malem-malem gini. Gangguin orang tidur aja!" cerocos Kiara tanpa henti.

"Katanya lo lagi nonton drakor."

"Eh iyaya, gue lupa hehe."

"Alasan!"

"Ihhh serius tauk! Gue bilangin nemon lo nanti!"

Kenzo mengeritkan kening bingung, nemon siapa lagi? "Nemon siapa?"

"Itu ikannya mama gue."

Kenzo berpikir sejenak. Ia berpikir apa hubungannya dengan ikan? "Apa hubungannya sama ikan?"

"Biar lo digentayangin trus dia gigit lo sampek nangis!"

Kenzo tertawa mendengar penuturan dari Kiara. "Lo kayak anak kecil aja Kia," ujar Kenzo.

"Ken gue serius ihh lo ngeselin sih lama-lama."

"Lo aja yang udah terpengaruh sama kebanyakan sinetron."

"Udah ah lo ngeselin banget, gue tutup nih telfonnya!" ujar Kiara seperti ancaman.

"Iya tutup aja," jawab Kenzo santai.

"Gue tutup nih ya!"

"Iya."

"Gue tutup nih ya!"

"Lo berharap gue bilang jangan ya Ki?"

"Ng-ak emm nggak gitu Ken emm gue mastiin aja kok hehe."

"Yaudah, jangan lupa berdoa sebelum tidur dan doain yang baik tentang kita," terang Kenzo.

"Kita?"

"Iya supaya nantinya kita bisa hidup bersama."

Tut

TBC

[K & K] SOLÓ AMIGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang