Teamwork / chapter 2

1.3K 133 3
                                    


Sudah setahun Suguru menjalani kehidupan normal setelah bebas dari jeruji besi yang membatasi hidupnya. Dia merasa bersyukur tidak berakhir seperti para pegawai jepang yang bunuh diri karena kehilangan reputasinya yang tinggi. Nama yang sudah tercoreng membuat Suguru memutuskan tinggal berdampingan dengan masyarakat yang pernah ia layani. Supir taksi online merupakan hal pertama yang muncul di pikiran Suguru saat tengah mempertimbangkan pekerjaan apa yang harus ia lakukan. Kebetulan pekerjaan itu sempat melejit karena permintaannya yang banyak. 

Dan hal itu langsung terbukti, ketika Suguru memulai profesinya yang baru sebagai seorang supir. Setiap ia menyelesaikan sebuah pesanan, tak sampai lima menit ada pesanan baru yang harus ia selesaikan. Suguru akhirnya menekuni pekerjaan tersebut dan mulai terlihat sibuk. Rata-rata penumpang Suguru adalah wanita. Dan beberapa diantaranya memesan dengan rute yang aneh. Ada yang memesan hingga 20 km jaraknya, bahkan ada yang memesan hanya untuk memutari prefektur Tokyo. Awalnya Suguru dibuat bingung, akan tetapi dia akhirnya menyadari bahwa penumpangnya sendiri terobsesi padanya. Hal itu semakin diyakinkan dengan adanya fitur yang mampu membuat pelanggan memilih supir yang akan mengantarkannya hingga ke tujuan. Bukan bermaksud untuk mengeluh, tapi dengan itu juga Suguru dapat mengumpulkan uang dengan mudah hingga membeli mampu membeli rumah baru.

Dari sekian pelanggan dengan pesanan aneh, mungkin pelanggan yang satu ini akan menjadi pemenang nominasi pelanggan paling random. Manusia albino yang seharusnya sudah punah sekitar 30 tahun yang lalu kini malah ada di hadapannya, bahkan dia telah menjadi penumpangnya. Suguru jadi bingung, rencana apa yang tengah Tuhan tuliskan untuk nasibnya mendatang. 

Pria yang tengah duduk dengan tali yang melilit anggota tubuhnya menghembuskan nafas kecewa. "Marga Gojo? Aku tidak pernah sekalipun berurusan dengan nama itu. Kau pasti salah target bukan! Katakan sebenarnya siapa kau!? Dan darimana kau berasal!" 

"Aku? Oh baiklah." Satoru menarik nafas dalam-dalam. "Dari penampilanku kau seharusnya tahu kan aku ini apa. Ya, aku albino. Aku kabur dari Laboratorium Osaka Research Center of the Albino Virus (ORCAV)  menuju ke Tokyo. Disana aku dibesarkan. Orang-orang yang berada di laboratorium diawasi oleh pemerintah dan badan kesehatan Jepang yang awalnya untuk menemukan penawar kanker kulit, bukan hanya untuk albino, orang normal juga bisa menggunakannya." Jelas Satoru cukup meyakinkan. Tapi, Suguru masih belum percaya pada ceritanya. 

"Entah kau mendapat informasi itu dari hasil mengarang atau tidak, tapi aku akan membeberkan fakta bahwa kaummu telah punah." Ucap Suguru.

Satoru sudah tau. Mereka telah punah. Tapi mendengar hal itu masih terasa untuk menyakiti hatinya. "Punah yah..." Gumam Satoru, tapi masih dapat terdengar oleh Suguru. "Tidak. Mereka masih belum punah. Entah di belahan bumi mana, aku masih percaya mereka masih hidup. Walau orang itu cuma aku saja.." Sambungnya dengan penuh percaya diri.

"Lalu, apa yang kau mau dariku? Aku saja tidak pernah tahu tentang keberadaan laboratorium yang kau sebut tadi." Tanya Suguru kembali.

"Aku ingin kau mengantarkanku ke Busan, Korea Selatan."

Suguru menaikkan satu alisnya. "Heh, Apa yang membuatmu merasa yakin aku mampu menuruti keinginanmu itu?"

"Hmmm, dari mana ya aku harus memulainya yah." Satoru menopang dagunya dengan dua jari.

"Kasus tentang seorang kepala polisi muda tertangkap karena penggunaan obat-obatan terlarang..." Ucap Satoru sambil mendongakkan kepalanya. "Kau pasti, pernah mendengar berita itu kan?" Sambungnya.

Hening. Suguru terdiam menyipitkan matanya. Sejenak, pria bertindik itu terkekeh pelan. "Tentu saja. 4 tahun sudah berlalu dan kasus itu masih saja ada yang ingat. Rumor mengatakan si mantan polisi itu menghilang begitu saja, padahal mereka saja yang tidak tau keberadaanya disini. Di kota strategis ini."

Find Your Way Home. SuguSato AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang