Find My Way Home

611 52 1
                                    

2086
Beijing, China

Kongres pertemuan seluruh anggota PBB dilakukan di sebuah gedung pemerintahan di Kota Beijing. Setiap pemimpin negara maupun seseorang yang dikirim menjadi perwakilan turut menghadiri rapat dunia yang diselenggarakan lima tahun sekali itu. Mereka akan membahas isu-isu yang terjadi pada beberapa negara dan memecahkan solusinya bersama.

Ya. Mereka disana akan memecahkan masalah dunia. Tapi tampaknya, ada salah satu masalah yang terlupakan muncul secara terbuka disana.

Para Albino.

Setelah sekian lama menunggu, Satoru akhirnya bisa datang dengan keadaan selamat. Bersama Shoko, yang rencananya akan meninggalkan Satoru lebih awal, tapi ia membatalkan hal tersebut karena Satoru meminta untuk menemani. Di sebuah gudang bekas pabrik industri Busan adalah lokasi dimana sisa-sisa para albino yang selamat tengah bersembunyi. Saat Satoru menginjakkan kaki pertama kalinya di sana, semua orang di dalam sana langsung menoleh dan menghentikan aktivitasnya.

Satu.

Dua.

Tiga.

Empat.

Jumlah mereka ada delapan. Ah bukan, mereka ada sembilan. Empat pria, tiga wanita dan seorang bayi yang Satoru tak tahu apa jenis kelaminnya. Hanya saja Satoru tidak melihat sang manik emas ada di hadapannya. Dan kini berjumlah sepuluh dengan kedatangan dirinya sendiri.

Tatapan dingin menyambut Satoru disertai rasa kebingungan. Seorang wanita yang tengah menggendong anaknya itu langsung mempererat pelukan seolah-olah tengah melindunginya dari sesuatu. Apakah mereka merasa terancam karena kedatangannya?

Semua itu tidak berlangsung lama, hingga Satoru mendengar suara tepuk tangan dari kegelapan nan jauh di dalam.

"Kita kedatangan tamu spesial."

Satoru tahu, itu pasti Kashimo.

Langkah demi langkah, pria itu menunjukkan penampilannya. Bukan hanya iris emas, ternyata rambut Kashimo memiliki campuran biru pucat.

"Selamat datang kembali, Saudaraku."  Sambut Kashimo merentangkan kedua tangan. Yang mana kedua tangan itu berakhir memeluk erat tubuh Satoru.

Satoru datang dengan kondisi fisik yang cukup baik tapi tidak dengan mentalnya. Si albino bermata emas, Kashimo Hajime sekaligus pemimpin kelompok mereka sangat bahagia ketika Satoru bisa menyelesaikan misinya dan membawa diska berisi dokumentasi eksperimen mengerikan yang membuat rasnya jadi punah.

Senyum merekah akhirnya terpasang pada setiap orang disana. Tapi... tidak untuk Satoru. Sejak awal, tidak satupun dari para albino lain melihat Satoru tersenyum. Dia datang dengan wajah murung dengan matanya yang sayu menafsirkan kesedihan. Pada dasarnya, mereka paham Satoru merupakan "Korban" percobaan gila itu. Tidak bisa dibayangkan betapa tersiksanya Satoru dibesarkan dalam penjara dan hanya berinteraksi dengan orang dewasa. Mereka bisa mengerti penderitaan yang mereka alami tidak sebanding dengan apa yang Satoru rasakan. Namun, bukan eksperimen itu yang membuat Satoru tidak lagi tahu bagaimana caranya tersenyum. 

Mereka tidak hanya diam. Para albino itu malah merangkul lebih erat Satoru dan mengatakan padanya agar menganggap mereka sebagai keluarga. Makanan, pakaian, semua hal favorit diberikan pada pria bermarga Gojo itu agar dapat menunjukkan senyumannya.

Akan tetapi sepertinya tingkat depresi Satoru sedang berada di puncak. Trauma dan kecemasan yang berlebih menekan mentalnya dalam ke dasar jurang. Pernah saat itu, ada yang menawarkannya makanan, tapi Satoru menolak dan berakhir dengan perut kosong seharian. Beberapa albino disana merasa cemas, padahal mereka selelu mengatakan pada Satoru agar menganggap mereka seperti keluarga. Mereka selalu meluangkan waktu agar Satoru dapat bercerita, namun pria itu hanya mampu menutup rapat bibirnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Find Your Way Home. SuguSato AUWhere stories live. Discover now