Revenge / chapter 24

482 72 14
                                    

Pintu lift dengan warna metal menjadi saksi bisu bagaimana seorang ilmuwan berlalu lalang tanpa tujuan yang jelas. Entah sudah berapa lama dia melakukan hal itu, tapi kini tubuhnya seakan-akan tidak terkendali. Kakinya sudah lelah, tapi otaknya terus memaksanya berjalan dengan arah yang sama. Meski ia sendiri dapat merasakannya, dia tak peduli. Dia tidak akan berhenti sebelum ia akhirnya memastikan objek percobaannya itu berada di tangan yang tepat. Tangannya sendiri. Tangan Zenin Naoya.

Penobatan gelarnya akan dibatalkan jika objek percobaan yang sudah hampir satu dekade ia kembangkan itu kabur dari laboratorium ini lagi. Hari pertama Satoru kabur saat itu juga merupakan hari dimana dia akan dikirim ke Laboratorium Seattle di Amerika. Ilmuwan bergelar profesor itu langsung buncah kala mendengar berita itu dari anggotanya di pagi hari. Dia langsung menghubungi Kepala Laboratorium Seattle untuk meminta waktu tambahan sebanyak satu bulan. Kepala Laboratorium Seattle awalnya keberatan, dan ia menyetujui permintaan Zenin Naoya, tapi mereka hanya memberikan waktu setengah bulan. Dan jika mereka tidak datang pada waktu yang mereka inginkan, maka tanpa ragu mereka akan membasmi seluruh anggota ORCAV beserta para pemimpinnya. Sebab hal itu, kenapa kini Naoya terlihat sangat panik dan cemas hingga ia tidak dapat mengontrol anggota tubuhnya dengan baik.

TING!

"Arghh akhirnya! Lift di gedung ini sudah sangat tua. Beruntung saja ini hari terakhirku memakai lift yang lamban ini!" Ocehnya penuh amarah sembari langkahnya masuk ke dalam lift.

"AYO! TURUN DENGAN CEPAT! JANGAN MEMBUATKU MENUNGGU LAGI!" Bentakan dikeluarkan Naoya pada lift yang ia naiki. Lift itu akhirnya turun sesuai dengan nomor lantai yaang dipilih.

"Huh! Apa yang sebenarnya terjadi. Pria itu seharusnya sudah mati beberapa menit yang lalu. Meskipun dia mencoba kabur pun, obat itu seharusnya bekerja. Ini sangat janggal sekali. Andai saja Sukuna-"

BANGGG!!!!!!

Bunyi keras bagaikan benda jatuh terdengar jelas dari tempat dimana Naoya berdiri. Tentu saja hal itu membuat jantungnya berdebar karena suara yang tak diduga dan cukup mengejutkan. Sepertinya benda itu jatuh menimpa atap lift, karena ada getaran yang Naoya rasakan ketika suara itu tercipta. Awalnya, Profesor Zenin ingin langsung mengabaikan kejadian yang baru saja ia alami. Tapi rasa penasaran dengan benda yang entah kenapa bisa mendarat di atap lift yang ia naiki itu mendadak muncul. Dia curiga ada sesuatu yang tidak beres. Jika benda itu merupakan bagian dari mesin pengangkut lift, maka seharusnya liftnya sekarang berhenti secara otomatis. Itu sistem keamanan paling canggih di laboratorium ini. Namun kali ini liftnya masih berjalan tentram tanpa sedikitpun hambatan. Kecepatan lift juga normal. Tidak ada suara aneh yang dihasilkan oleh mesin. Dan lampu di dalam masih menyala.

Tidak adanya keanehan pada lift, membuat Naoya berusaha tenang dan fokus dengan masalahnya. Akan tetapi, suara misterius yang muncul lagi itu kembali membuyarkan konsentrasinya. Tapi kini suara itu terdengar sangat pelan dan muncul berulang kali. Naoya tak tahu pasti apa itu, tapi di bayangannya, dia merasa ada seseorang tengah berjalan di atap lift-ah tidak, ada dua orang. Mereka mencoba mengendap-endap tapi alas besi yang menjadi bahan atap dari lift itu tidak mampu meredam suara langkah mereka.

Meski hal itu masih menjadi dugaan, Naoya harus tetap waspada. Dari balik jas laboratoriumnya, dia mengambil sebuah pistol dengan peluru penuh. Kepalanya mendongak ke atas sembari mengarahkan pistol itu ke atas. Kakinya lalu berjalan sampai dia berhenti tepat dimana jejak suara itu tak terdengar lagi.

PRANG!!!

Naoya kembali dikejutkan dengan sebuah persegi yang menjadi bagian atap lift tiba-tiba jatuh dengan keras hingga menyentuh lantai. Naoya yakin persegi berbahan besi itu tidak lepas begitu saja dari sana. Hal ini sudah menjawab rasa curiganya. Sudah pasti ini ulah seseorang.

Find Your Way Home. SuguSato AUWhere stories live. Discover now