2.

346 52 10
                                    

"Akhirnya sampai juga! Masih belum terlambat! Ada sisa 10 menit lagi!".

"Nah...! Tuh Barista baru kita!".

Frostfire POV

Beberapa orang yang melihatku ketika aku sampai di Kafe Cokelat Elemental. Aku yakin orang-orang itu adalah para pegawai dari Kafe tempat aku bekerja saat ini. Aku melihat mereka berpakaian seperti Barista dan hanya aku saja yang berpakaian formal. Wajarlah! Kan ini hari pertamaku bekerja. Jadi aku belum dapat pakaian Barista seperti itu. Aku berpakaian kemeja putih dan celana bahan hitam seperti orang yang ingin melamar pekerjaan. Tidak lupa pula aku memakai topi berwarna jingga dan biru sebagai ciri khas-ku.

"Hai, semuanya...!".

Aku menyapa mereka semua yang melihatku baru saja sampai. Sepeda yang menjadi alat transportasi andalanku, aku parkirkan di lahan parkir khusus sepeda. Masa iya aku parkirkan sepedaku di lahan parkir kendaraan bermotor? Yang benar saja!

"Frostfire! Kenapa kamu datang terlambat?".

Hah?! Terlambat?! Padahal kan belum jam 8 pagi! Masih ada waktu beberapa menit sebelum aku sampai dan aku merasa kalau aku tidak terlambat.

Aku memandangi Bos yang merupakan pemilik dari Kafe Cokelat Elemental. Kenapa aku bisa yakin kalau dia adalah Bos pemilik Kafe? Karena dari segi pakaiannya, dia memakai pakaian orang kantoran, dengan dasi berwarna cokelat, jas berwarna cokelat dan kemeja berwarna merah. Dia juga memakai topi dengan lidah topi yang mengarah ke belakang serta nametag di jas yang dia pakai. Nametag itu bertuliskan Gempa, pemilik Kafe Elemental Cokelat.

"Maafkan saya, Bos! Tapi... Bukannya saya tidak terlambat ya? Kan masih ada sisa waktu sebelum aku sampai kesini".

"Memang masih ada sisa waktu. Tapi khusus Barista yang baru menerima pekerjaan, harus datang pada jam setengah delapan pagi!".

"Lah? Kok begitu, Bos?".

"Itu sudah peraturannya, Frostfire! Bukannya kamu sudah mengetahui hal itu ya?".

Hah?! Kapan?! Aku saja tidak tahu kalau ada peraturan seperti itu! Yang kutahu ketika aku berhasil diterima menjadi Barista, harus datang sebelum jam delapan pagi. Dan aku menepati peraturan yang sudah tertera di Kafe itu.

"Hah? Saya tidak tahu tentang hal itu, Bos! Yang saya tahu, saya harus sampai kesini sebelum jam delapan pagi".

"Siapa yang mengatakan itu padamu?".

Hmmm..... Aku mulai berpikir sejenak. Hmmm..... Ha! Aku tahu! Aku ingat kalau ada seorang Barista yang sudah lama bekerja di Kafe yang aku tempati mengatakan kalau aku harus datang sebelum jam delapan pagi. Aku memandangi para Barista yang sedang melihat kami berdua. Mataku sedang mencari seseorang dan aku menemukannya! Dia adalah.......

"Tuh, Bos! Barista itu yang mengatakan hal itu kepada saya! Kemarin, dia bilang pada saya kalau besok saya harus datang sebelum jam delapan pagi".

Semua Barista dan juga Bos pemilik Kafe melihat seorang Barista yang telah aku tunjuk. Barista yang aku tunjuk itu justru menatapku dengan serius. Aku yakin dari tatapannya itu, dia pasti punya maksud jahat untuk menjatuhkanku!

"Mana ada! Sejak kapan aku bertemu denganmu?! Kemarin?! Heh! Aku saja bahkan pertama kali bertemu denganmu! Kau jangan asal bicara ya! Kau berkata seperti itu, ada buktinya gak?! Tidak kan?!".

Apa? Aku tidak salah dengar kan? Dia bilang kalau dia tidak bertemu denganku? OI...!! AKU INGAT, BODOH!! AKU TAHU KALAU KAU MENGATAKAN SEPERTI ITU KEPADAKU KEMARIN SORE!!

Oh... Aku tahu...! Ya ya ya...! Dia berusaha mempermainkanku rupanya! Yah... Tenang aja! Aku mungkin kalah hari ini karena aku tidak ada buktinya. Tapi aku akan membalasmu! Bukan dengan perkataanku yang akan menghancurkanmu! Tetapi tindakanku!

"Aku memang tidak ada bukti! Tapi aku yakin sekali kalau kau yang mengatakan aku harus sampai disini kurang dari jam delapan pagi! Dan aku masih ingat tempatnya kok! Di pelataran kafe sana! Disana kau telah memberitahuku kalau aku harus datang sesuai dengan yang kau katakan!".

"Alah...! Alasan! Bilang saja kau tidak mau disalahkan! Iyakan?!".

Ingin rasanya aku merobek mulut dia yang mirip seperti toak! Tapi karena keadaanku yang tidak memungkinkan untuk berbuat kasar dan ditambah lagi dengan adanya Bos pemilik Kafe, mau tidak mau aku harus bersabar. Iya dong! Kalau tidak, pasti aku akan dipecat karena membuat keributan di hari peresmianku bekerja sebagai Barista. Pasti nyesek lah!

"Sudah sudah! Hentikan perdebatan ini! Frostfire? Hari ini, aku memaafkanmu karena kamu Barista baru disini dan mungkin kamu tidak tahu kalau ada peraturan seperti ini!".

Syukurlah Bos berpihak kepadaku! Dasar toak tidak tahu diri! Kau telah sukses mempermainkanku! Dan kini, saatnya bagiku untuk menjadi bayangan gelapmu! Kau tidak tahu sedang berurusan dengan siapa! Frostfire Fusion! KAU BERURUSAN DENGAN FROSTFIRE FUSION!!Siapapun yang berani macam-macam dengan Frostfire Fusion, maka aku tidak akan memberikan hari esok kepada orang-orang yang telah membuatku frustasi!

"Terima kasih, Bos Gempa! Saya janji tidak akan terjadi hal seperti ini lagi! Saya akan datang sebelum jam setengah delapan pagi!".

"Aku pegang janjimu itu! Thorn! Berikan pakaian Barista untuk Frostfire!".

"Baik, Bos!".

"Yang lainnya, segera tempati pos kalian masing-masing!".

"Siap, Bos Gempa!!".

Wah... Mereka semua langsung ke menuruti perkataan Bos Gempa! Tidak heran sih kalau Bos Gempa orangnya berkharisma, berwibawa, tegas dan disukai oleh semua pengunjung Kafe. Pemimpin seperti Bos Gempa memang layak aku contohi! Bahkan aku teringin menjadi seperti Bos Gempa! Rasanya gimana gitu kalau aku yang mimpin Kafe ini? Pasti berjalan dengan mujur! Tapi... Saat ini aku mulai dari Barista dulu! Untuk mewujudkan angan-angan itu, harus dimulai dari bawah, bukan?

"Ini pakaianmu! Aku tidak tahu apakah ukurannya sesuai dengan badanmu atau tidak. Tapi aku yakin, kau akan menyukainya!".

Barista berpakaian dengan warna hijau bercampur hitam dan dipanggil dengan nama Thorn itu memberikan pakaian Barista khusus untukku. Tentu saja aku menerimanya! Yah... Benar yang dikatakan Thorn! Pakaian Barista yang aku terima memang sedikit kebesaran. Tapi aku suka modelnya! Tidak apa-apa lah kalau cuma kebesaran dikit doang! Yang penting, aku merasa nyaman!.

"Terima kasih, Thorn!".

"Sama-sama, Frostfire!".

"Frostfire? Tempat pos kamu ada disamping Ice! Tuh! Di dekat pelataran Pantai! Ayo cepat ganti pakaianmu dan bantu Ice melayani pelanggan!".

Kafe yang aku tempati memang berdekatan dengan Pantai. Bukan hanya dekat dengan Pantai! Tapi Kafe Cokelat Elemental sungguh besar dan megah! Dengan model yang terlihat luxury, mewah dan berkelas Milenial , membuat siapapun yang datang ke Kafe Cokelat Elemental akan terkesima, terkagum-kagum, dan ingin datang lagi ke Kafe yang aku tempati.

Pos tempatku bersama dengan Ice, Barista yang bertugas melayani para pengunjung yang berada di Pelataran Pantai. Aku melihat beberapa pengunjung disana yang sedang meminta pesanan dengan Ice, Barista yang sedang bekerja disana.

"Baik, Bos!".

Aku pun bergegas menuju ruang ganti khusus laki-laki untuk mengganti pakaianku. Saat aku sedang menuju ruang ganti pakaian, aku sempat melirik kearah Barista yang telah mempermainkanku tadi. Barista itu juga melirik kearahku dengan tatapan tidak suka. Ya! Aku bisa menebaknya! Dari matanya, dia pasti tidak menyukai! Apa salahku dengan dia? Padahal baru kemarin dia bertemu denganku dan aku tidak melakukan kesalahan apapun dengan dia! Mungkinkah Barista itu....... Ingin menyingkirkanku dari Kafe ini? Hmmm..... Aku anggap itu iya jika itu terbukti benar! Aku harus menyelidiki Barista itu!

Aku sempat melihat Nametag-nya yang bertuliskan nama yang membuatku tertawa. Tapi, aku berusaha untuk menjaga image-ku di mata dia! Hari ini, ada dua orang yang ingin menghancurkanku! Aku akan mengingat kalian berdua! Fang dan..... Barista tidak berguna! Gopal!.

Frostfire POV End

(Hari ini kau aman, Frostfire! Tapi, tidak akan kubiarkan kau betah bekerja di Kafe ini! Kau harus pergi dari Kafe ini! Dengan begitu, tidak akan ada lagi sainganku di Kafe ini!), batin Gopal melirik tajam kearah Frostfire.

Bersambung

My Vengeance (✔)Where stories live. Discover now