34.

196 34 4
                                    

Dark dan para anggota Polisi tiba di lokasi kejadian, yaitu di rumah Sai dan Shielda. Thorn juga ada disana bersama dengan Dark. Thorn ingin melampiaskan dendamnya terhadap Sai dan Shielda yang telah menghabisi dua sahabatnya itu.

"Cepat tangkap mereka!" perintah Dark kepada semua pasukan polisi.

"Baik, Opsir!!".

Para anggota polisi masuk ke dalam rumah Sai dan Shielda dengan cara kasar. Tetapi, mereka tidak berhasil menemukan dua tersangka tersebut.

"Opsir! Kedua tersangka tidak ada di rumah mereka!".

"Apa?!" terkejut Dark.

"Mereka pasti telah melarikan diri!" kata Thorn.

"Kalau begitu, kita lakukan pencarian ke Bandara, Pelabuhan, Stasiun dan Terminal di Kota ini! Kita akan menemukan mereka di salah satu tempat itu!" usul Dark.

"Baik, Opsir!". Para anggota polisi langsung bergegas menuju ke berbagai tempat transportasi yang menurut mereka Sai dan Shielda ada di salah satu tempat tersebut.

"Dark! Aku juga ikut!".

"Aik? Kenapa, Thorn?".

"Aku ingin membalas dendam kepada mereka!" bisik Thorn kepada Dark.

"Hmmm... Pasti karena dua sahabatmu yang telah tiada gara-gara mereka ya?"

"Benar! Kau bantu aku temukan mereka ya!".

"Tentu saja! Kita masih ada sisa waktu 2 jam lagi sebelum mengepung Kantor Polisi!".

"Oke!".

|•°•|

Kondisi Storm kian memprihatinkan. Ia terkurung di dalam penjara teroris selama beberapa jam lamanya. Terlihat Tania Juarez, Sang Bos Mafia beserta para anak buah Mafia yang datang ke tempat sel tahanan Storm.

"Mau apa kau, Tania?!" kata Storm yang tidak suka dengan kedatangan Tania.

"Ini saatnya kau akan berguna bagi kami! Kalian! Bawa Storm ke Kantor Polisi Pulau Rintis!".

"Baik, Bos Tania!".

"Ugh... Lepaskan aku...!! Tania...!! Ugh... Apa niatmu sebenarnya?!".

"Nanti kau juga akan tahu! Ayo kita pergi!".

Storm dibawa paksa oleh para anak buah Mafia menuju ke Kantor Polisi Pulau Rintis dengan menggunakan mobil sedan berwarna hitam. Tania dengan langkah santainya menuju ke mobilnya yang sudah ditunggu oleh sopirnya. Ia bersiap memulai rencana penyeragapan Kantor Polisi untuk menculik Edi dan Windi, orang penting yang akan mereka buru.

"Jalan!".

"Baik, Bos!" patuh Sopir tersebut.

|•°•|

"Ayo, Supra! Habisi Kakak! Kamu ingin itu, bukan?" kata Frostfire yang sudah siap dengan Gergaji Mesinnya.

"Kak Frost! Aku sebenarnya tidak ingin menyakiti Kakak! Tapi aku mohon pada Kakak! Tolong menyerahlah dan serahkan kejahatan Kakak ke kantor polisi!".

"Kalau aku tidak mau?".

"Maka aku akan terpaksa menembak Kakak!".

My Vengeance (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang