7.

233 35 29
                                    

Jam di alun-alun Kota Pulau Rintis menunjukkan pukul setengah enam sore. Sebagian besar penduduk di Kota Pulau Rintis memutuskan untuk pulang kerja, ditambah lagi dengan cuaca yang masih hujan disertai kilatan guntur yang membahana diatas langit.

Frostfire Fusion, pekerja yang berasal dari Kafe Cokelat Elemental sedang menuju ke Toko Material dengan menggunakan sepeda. Tidak lupa pula, ia sudah menggunakan jas hujan untuk melindungi dirinya dari tumpahan air hujan yang berasal dari atas langit.

Frostfire POV

Aduh... Kadang-kadang hujan ini membuatku repot saja! Seandainya aku bisa membunuh hujan, pasti hujan tidak akan pernah ada! Sudahlah! Yang penting, aku harus sampai di Toko Material sebelum jam enam sore! Aku kayuh sepedaku dengan cepat, melewati derasnya hujan yang membuatku risih.

"Itu dia tokonya! Bagus! Masih belum tutup!".

Aku akhirnya sampai di Toko Material dan aku memarkirkan sepeda BMX punyaku di depan toko. Langkah kakiku memasukki bagian dalam toko itu dan aku melihat beraneka macam peralatan yang aku suka.

"Selamat datang di Toko Material Solar! Ada yang bisa saya bantu, Tuan?".

Aku melihat seorang laki-laki yang sedikit lebih tua dariku. Tertera nametag Solar di dada laki-laki itu yang menjadi pemilik Toko Material itu. Dia menyambutku dengan nada yang sopan. Tentu saja! Pembeli kan harus dilayani dengan baik! Kalau tidak baik, pasti mendapatkan kritikkan pedas dari calon pembeli! Yah... Maksudku, omelan dan caci-maki.

"Apa ada Gergaji Mesin Mini yang tersisa?".

"Ada, Tuan! Mau ambil berapa?".

"Ambil dua dong!".

"Baik!".

Pemilik toko yang bernama Solar itu sedang mengambilkan dua Gergaji Mesin Mini yang telah kuminta. Aku menunggu sambil melihat-lihat berbagai alat-alat material yang ada di dalam toko yang kutempati.

Wah... Sepertinya itu menarik deh!

"Ini dia, Tuan! Dua buah Gergaji Mesin Mini!".

Aku melihat dua buah Gergaji Mesin Mini yang telah kuminta. Hmmm... Aku mengecek ketajaman Gergaji itu dan... Ouch!

"Eh...! Hati-hati, Tuan! Itu tajam!".

"Iya! Aku tahu kok! Aku cuma mengecek ketajamannya saja! Tidak salah kan?".

Beruntung jariku tidak terluka! Fiuh... Untung saja tidak terjadi apa-apa!. Aku menggosok-gosokkan jari telunjuk di tangan kiriku dengan jari jempol di tanganku yang sama untuk menghilangkan rasa nyeri di jariku yang menyentuh sisi tajam dari Gergaji Mesin Mini.

"Tidak sih...! Oh ya? Tuan mau ambil yang mana lagi?".

"Hmmm... Ha! Tolong ambilkan Palu dan Paku ya! Palu-nya satu dan pakunya seperempat kilo saja!".

"Siap!".

Selagi pemilik toko yang bernama Solar sedang mengambilkan Palu dan Paku yang telah kuminta, aku melihat jam yang ada di dalam toko itu. Jam itu digital dan aku bisa melihat kalau jam itu menunjukkan pukul 17:37. Yah... Masih sempat lah! Jam 7 Malam, aku akan memulai rencanaku untuk menghabisi Fang!.

"Ini dia, Tuan! Satu Palu dan seperempat Paku!".

Hmmm... Seperti biasa, aku mengecek ketajaman paku sebelum aku mengambilnya. Dan hasilnya lumayan! Ketajaman yang sangat aku harapkan! Kalau Palu, hmmm... Tidak usah diuji pun, aku sudah tahu kalau Palu itu kuat.

"Berapa semuanya, Bang?".

"Semuanya jadi 50 Ringgit, Tuan!".

Aku merogoh uang di dalam saku celanaku. Terdapat masing-masing lima lembar uang 10 Ringgit di tangan kananku dan aku memberikannya kepada pemilik toko itu.

My Vengeance (✔)Onde histórias criam vida. Descubra agora