36. (Last Part)

269 39 4
                                    

DOR DOR DOR DOR DOR DOR DOR

DOR DOR DOR DOR DOR DOR DOR

DOR DOR DOR DOR DOR DOR DOR

Frostfire kaget karena ada dua orang pesepeda motor sedang menembakki dirinya ketika dalam perjalanan menuju ke Kantor Polisi Pulau Rintis.

"Siapa yang berani menembakkiku?!" geram Frostfire lalu ia melihat di kaca spion.

DOR DOR DOR DOR DOR DOR DOR

DOR DOR DOR DOR DOR DOR DOR

DOR DOR DOR DOR DOR DOR DOR

DOR DOR DOR DOR DOR DOR DOR

Akan tetapi, ada Mobil Van beserta para perempuan yang sedang menembakki kedua orang pesepeda motor tersebut. Frostfire tidak jadi melihat kearah kaca spionnya karena berbagai peluru nyasar hampir saja mengenai kepalanya. Ia tidak tahu siapa dua sosok pesepeda motor itu.

Sementara Thorn dan Solar menghindari serangan dari Mobil Van yang disana ada beberapa perempuan yang bersenjata.

"Siapa mereka nih?!" geram Solar.

"Mereka bersenjata besar! Solar! Kita harus pergi dari sini! Ayo kita ke Kantor Polisi Pulau Rintis! Kita akan memberitahukan hal ini kepada Bos Tania!".

"Oke, Kak Thorn!".

Thorn dan Solar memutuskan untuk mundur dan belok ke kiri sebagai jalan pintas menuju Kantor Polisi Pulau Rintis. Jalan gang sempit yang hanya bisa dilalui oleh kendaraan bermotor menguntungkan bagi Thorn dan Solar.

Cito merasa bersyukur karena cucunya, Frostfire sudah tidak diganggu lagi oleh Thorn dan Solar. "Syukurlah mereka sudah pergi!".

"Sekarang apa yang harus kita lakukan, Tuan?" tanya salah satu anak buah perempuan Cito.

"Jalan yang dilalui Thorn dan Solar mengarah ke Kantor Polisi. Sebaiknya kita pergi kesana juga!".

"Baik, Tuan!".

Tidak ada lagi kendaraan yang mengikuti Frostfire. Mobil Van Cito belok kearah kanan di pertigaan jalan yang ada di depan mereka. Mobil Frostfire melaju cepat di aspal jalan menuju Kantor Polisi Pulau Rintis demi menyelamatkan Adik-Adiknya yang berada disana.

"Bertahanlah, Glacier! Magma! Supra! Sori! Aku datang...!!" kata Frostfire yang merasa cemas dengan ke-empat Adiknya.

|•°•|

Supra tersungkur di lantai aula karena tertembak di kakinya oleh Retak'ka. Sementara Edi, Windi dan Storm semakin panik karena Retak'ka akan membunuh Supra dengan menggunakan pistolnya itu.

"Aarrgghh....." rintih Supra kesakitan.

"Selamat tinggal, Opsir Supra!".

"TIDAK, RETAK'KA!! JANGAAANN...!!" teriak Storm.

"KAK SUPRA...!!".

Datanglah Sori, disusul oleh Glacier dan Magma yang berada di belakang. Mereka bertiga panik melihat Supra tertembak oleh Retak'ka. Semuanya melihat tiga anggota Keluarga Fusion yang datang menyelamatkan Supra.

"Sori...? Kak Glacier...? Kak Magma...?".

"Bertahanlah, Supra!". Beruntung Glacier membawa tas P3K saat Sori hendak keluar dari ruangan yang mereka tempati. Instingnya mengatakan bahwa akan ada yang terluka di Ruang Aula dan dengan inisiatifnya, Glacier membawa tas berisi kotak P3K untuk berjaga-jaga.

My Vengeance (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang