31.

193 35 11
                                    

Kriiinngg... Kriiinngg... Kriiinngg...

"Nyonya Windi? Ada telepon masuk!" kata Edi, sang Pimpinan Militer.

Windi Lazuardi, sang Pimpinan Polisi bergegas menuju telepon yang ada di meja kerjanya. Ia menerima panggilan masuk dari telepon itu.

"Selamat sore! Ada yang bisa kami bantu?".

"Kami dari warga komplek Pulau Rintis memberitahukan bahwa ada perampokan disertai pembunuhan yang menimpa dua korban bernama Blaze dan Ice".

"Hmmm... Baiklah! Kami akan memerintahkan para anggota kami untuk mengevakuasi kejadian disana! Untuk sementara, tolong jangan dekati lokasi tersebut! Para anggota kami akan segera tiba disana!".

"Baiklah!".

Tut

"Ada kasus lagi, Nyonya Windi?".

"Iya, Tuan Edi! Kasus perampokan disertai dengan pembunuhan. Ada dua korban tewas di lokasi kejadian. Namanya Blaze dan Ice".

"Hmmm... Begitu...!".

"Aku akan memanggil Opsir Tarung, Opsir Storm dan Opsir Supra untuk masalah kasus ini!".

"Sebaiknya jangan panggil Opsir Supra! Dia pasti masih shock atas Kakeknya! Aku akan menemui Supra dan keluarganya di ruangan kamar mereka!".

"Hmm... Tuan benar! Aku akan berikan dia waktu untuk masalah Cito".

Edi pergi meninggalkan Windi di ruang pimpinan Polisi. Terlihat kantor polisi dijaga ketat oleh para personel polisi bersenjata dan para tentara untuk mengantisipasi adanya teroris yang menyerang di kantor polisi.

|•°•|

Frostfire POV

Akhirnya aku sampai di rumah! Hmm... Aneh...! Kenapa rumah kami sepi ya? Gelap pula tuh! Aku melihat jam tanganku dan tertera jam enam kurang sepuluh menit. Apa mungkin Adik-Adikku sedang pergi ya? Tapi kalau mereka pergi, mereka pasti memberitahuku! Hmmm..... Nanti saja aku memikirkan hal itu! Aku harus menyimpan tujuh koper berisi uang ini ke dalam ruangan khusus di kamarku!

Dengan otot-otot tubuhku, aku membawa tujuh koper sekaligus yang berisi uang berjumlah 27 Miliar 27 Sen Ringgit menuju ke kamarku atau lebih tepatnya di ruangan rahasia yang ada di kamarku. Aku sampai di kamarku dan menekan tombol rahasia yang berada di hidung lukisan Van Gogh.

---Lukisan Van Gogh---

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

---Lukisan Van Gogh---

Krrriiiiieeettt.....

Bunyi decitan pintu terdengar olehku di lantai bawah kamarku. Terlihat tangga rahasia menuju ke ruang bawah tanah yang muncul dari lantai kamarku setelah aku menekan tombol hidung pada lukisan Van Gogh.

My Vengeance (✔)Where stories live. Discover now