23.

201 32 7
                                    

Frostfire POV

Semuanya berjalan dengan baik saat ini! Jam tanganku menunjukkan pukul 12 siang. Aku mengamati Para Barista melalui balkon Kafe yang sedang melayani para pelanggan. Tidak ada masalah apapun yang terjadi di Kafe milikku... Ups! Maksudnya, Kafe milik Bos Gempa.

"Hai, Nut!".

"Hai juga, Blaze!".

"Tumben nih datang kesini! Lapar ya?".

"Iya, Blaze! Aku lapar banget nih! Tolong pesan makanan dan minuman spesial untukku! Kalian sudah tahukan makanan dan minuman kesukaan aku?".

"Tenang saja! Aku tahu kok! Sebentar ya! Aku akan buatkan pesanan untukmu!".

"Oke deh!".

What? This is Nut? Wohohohoho..... Keberuntungan apa yang kudapatkan nih?! Hihihihihi..... Targetku berada di Kafe dan dia sedang memesan makanan dan minuman di meja nomor 10. Hmmm...... Aku sudah merencanakan pembunuhan dia pada hari ini! Dan siang ini, aku akan menghabisinya tanpa diketahui oleh orang lain!

Aku turun dari balkon dan duduk di dekat Nut yang ada di meja nomor 10. Agar dia tidak mengetahuiku, aku akan memakai masker untuk menutup mulut dan hidungku. Tentu saja aku memakai masker! Ada dua alasan kenapa aku harus memakai masker! Pertama, aku tidak ingin Nut mengetahuiku! Kedua, karena Pademi Virus Kubis alias Covid-19! Jelaskan?

Aku mengamati gerak-gerik dari Nut yang telah menerima pesanannya itu di tangan Blaze. Hmmm... Dasar rakus! Semua makanan dan minuman dilahap habis oleh dia! Nih orang tidak makan berapa hari ya? Melihatnya saja, aku sudah mual! Hoooeeekkk.....!

"Fiuh... Kenyangnya...! Blaze! Nih uangnya ya!".

"Oke, Nut!".

Nut menaruh uang di atas meja yang ia tempati. Uang 50 Ringgit dari Nut diambil oleh Blaze dan menaruh uang itu di dalam mesin kasir. Aku mengamati kepergian Nut yang akan pergi meninggalkan Kafe dengan menggunakan mobilnya. Kesempatan bagus! Aku harus mengikutinya!

"Uh... Blaze? Aku izin ke pasar ya! Aku ingin membeli pasokan kebutuhan Kafe kita!".

"Memang apa yang kurang, Bos?".

"Susu dan Taro".

"Wah... Kebetulan nih, Bos! Susu dan Taro baru saja habis!".

"Itu sebabnya aku ingin pergi ke Pasar untuk membeli kebutuhan Kafe kita! Nanti kalau Ice, Sai dan Shielda memanggilku, bilang saja aku pergi ke Pasar untuk membeli Susu dan Taro! Kau urus Kafe ini sebentar ya!".

"Serahkan saja kepadaku, Bos! Pergilah! Aku akan meng-handle semua urusan di Kafe ini!".

"Baiklah! Kalau begitu, aku percayakan Kafe ini kepadamu! Aku pergi ya, Blaze!".

"Oke, Bos!".

Aku bergegas masuk ke dalam mobilku dan mengikuti mobil Nut yang baru saja keluar dari Kafe. Mobilku berada di belakang mobil Nut dan aku usahakan untuk tidak dicurigai oleh Nut. Bahaya kalau sampai dia mengetahui kalau ada mobil yang sedang mengikutinya! Aku berjaga jarak dengan mobil Nut dan mobil kami berdua tiba di persimpangan jalan.

Aku melihat lampu merah di rambu lalu lintas, menandakan kalau semua kendaraan harus berhenti. Aku menunggu lampu hijau sekaligus memandangi mobil Nut yang berhenti tepat di hadapan mobilku.

---3 Menit Kemudian---

Lampu sudah hijau dan mobil Nut berbelok kearah kanan. Aku mengikuti mobil Nut yang berbelok ke kanan. Mau kemana dia ya? Ah sudahlah! Nanti aku juga tahu sendiri kok!

My Vengeance (✔)Where stories live. Discover now