part 24

108K 7.3K 133
                                    

Sara menunggu di loby apartmentnya dengan tas camping yang berisi peralatan. Setelah itu sebuah mobil sedan hitam berhenti tepat didepannya. Lalu keluar supir yang biasa mengantarkan Damian, menyapa dan membukakan pintu untuk Sara. Sara masuk dan duduk di kursi belakang.

"Dimana Kakek?" Tanya Sara bingung, karena tidak ada siapa-siapa di dalam

"Tuan Damian menunggu di mansion Tuan Muda. Nyonya diminta untuk sarapan bersama terlebih dahulu" Jawab supir itu sambil melajukan mobil.

Jawaban sang supir itu hanya membuat Sara pasrah. Ia berharap Alfian tidak ada di mansion nya.

================================

"Sara, temani Kakek makan dulu ya?"Sapa Kakek pada Sara dengan melebarkan senyumnya pada Sara yang terlihat sekali sedang tidak mood.

Melihat Kakek yang tersenyum lebar, Sara mengubah raut mukanya "Makanannya belum siap, Kek?"
Tanya Sara melihat belum ada hidangan di meja. Ia memeluk singkat Damian yang sedang menikmati teh nya.

"Mungkin sebentar lagi"

"Kalau begitu biar Aku bantu ke dapur dulu"Jawab Sara sambil berlalu

================================

Sejauh ini belum ada tanda-tanda keberadaan Alfian. Sara menyelesaikan sarapannya terburu-buru, dengan harapan tidak bertemu Alfian.

Damian hanya tersenyum melihat tingkah Sara.
"Sebentar, Kakek ganti baju dulu"
Yang dibalas anggukan oleh Sara. Ia membawa piring bekas makanan ke dapur. Sara berjengit kaget, karena ada seseorang yang meniup lehernya.

Melemparkan tatapan tajam pada orang tersebut, yang melenggang enteng menuju kulkas. Hanya melihat rambut dan baju yang berantakan, Sara sudah paham apa yang telah laki-laki itu lakukan.

"Hai, mantan istri?"Ledek Alfian sambil menampilkan senyum menyebalkan

"Berniat kembali denganku?"Tambah Alfian melihat sikap acuh Sara

Melihat Sara yang akan beranjak pergi setelah selesai mencuci, Alfian menaruh minumannya dan mengikuti Sara keluar dapur.

================================

Damian mengernyitkan dahi nya melihat Sara yang keluar dari dapur dengan muka sebal, diikuti oleh Alfian yang seperti anak ayam mengikuti induknya.

"Kakek sudah siap?"Tanya Sara

Damian hanya mengangguk dan masih menatap curiga Alfian

"Ada apa? Maklumi saja, dua orang yang pernah seranjang berada di ru-"
Ucapan Alfian terpotong oleh Sara

"Lebih cepat kita pergi akan lebih baik Kek"Ajak Sara yang langsung melangkah menuju pintu keluar, lebih baik Ia menunggu di dalam mobil.

Damian memandang Alfian dari atas sampai bawah. Pakaian yang Alfian kenakan masih baju kantor kemarin.

"Aku tidak mau punya cicit, Kalau bukan Sara ibunya"

"Noted, akan Aku buatkan nanti dengan Sara"Jawab Alfian ringan sambil mengambil sandiwch yang ada di meja makan

Tidak ada yang bisa Damian lakukan selain sabar. Biar begini juga, keturunannya hanya Alfian seorang.

================================

Sara dan Damian sudah selesai memasang tenda. Keduanya tengah duduk di kursi santai menatap matahari yang mulai tenggelam sambil menikmati coklat panas.

"Sekali lagi Aku minta maaf atas kelakuan Alfian"Ucap Damian

Sara dapat melihat raut bersalah dari wajah Damian. "Kakek tidak perlu meminta maaf. Aku benar-benar tidak apa"Balas Sara yang disertai senyum tulusnya.

"Kakek berdoa agar kamu selalu bahagia Sara. Suatu saat kalau kamu menemukan laki-laki yang baik, jangan lupa untuk mengenalkannya pada Kakek"

Sara mengangguk sambil tersenyum haru. Ternyata Ia masih bisa merasakan kasih sayang yang tulus dari orang tua. Walaupun hanya dari Kakek mantan suaminya.

Alfian sangat beruntung, Ia memiliki segalanya kecuali orang tua yang sudah pergi untuk selamanya. Membuat Sara sangat iri pada Alfian. Meski Ayahnya masih hidup, Sara tidak pernah merasakan kasih sayang. Jangankan kasih sayang, kehadirannya saja tidak diharapkan.









sara (END)Where stories live. Discover now