part 44

85.2K 5.4K 142
                                    

Kaget gak Aku up lagi padahal baru kemarin 🙈🙈🙈🙈

...

Setelah mengunjungi makam kekasih Alfian dan putrinya beserta kedua orang tua pria itu. Saat ini mereka dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk memeriksa kandungan Sara.

Kondisi dalam mobil menjadi canggung. Jika sebelumnya keheningan terjadi karena Sara malas meladeni pria itu. Kini, Sara bingung harus bersikap seperti apa. Sedikit banyak, Ia paham tentang apa yang pria itu alami dan rasakan.

"Tidak perlu mengasihaniku, bersikaplah menyebalkan seperti biasa"Celetuk Alfian

Sara mendengus keras atas ucapan pria itu "Ya, memang tidak ada gunanya mengasihani orang yang tidak dapat berkaca akan sikapnya sendiri"

Alfian menyunggingkan senyumnya. Setidaknya wanita itu sudah bersikap seperti biasanya dan keadaan canggung diantara mereka sudah mencair.

"Mau taruhan apa jenis kelaminnya nanti?"Tanya Alfian sambil menaikan sebelah alisnya

Sara memandang Alfian malas dan membuang mukanya, menatap jalanan diluar.

"Tidak mau? Taruhannya Aku akan dengan sukarela keluar dari unit milikmu"

Mendengar itu, Sara otomatis menengok menatap pria itu.

Kali ini giliran Alfian yang mendengus melihat sikap Sara.

"Menurutmu apa?"Tanya Sara

"Menurut kamu? Aku akan memilih berkebalikan dengan Kamu"Jawab Alfian

Sara tampak berpikir sebelum menjawab "Perempuan"

"Oke, Aku laki-laki"

"Tepati ucapanmu nanti"Ucap Sara sambil menatap galak Alfian

"Ya ya. Kalau Aku menang Kau harus memeluk ku setiap malam"Balas Alfian berbisik tepat ditelinga Sara.

...

Waktu sudah pukul 5 sore ketika mereka kembali ke apartemen. Keduanya memasuki loby dengan tangan Alfian yang selalu bertengger di pinggangnya.

"Sara, cucuku"

Wajah Sara yang sejak tadi tertekuk sebal otomatis melebarkan senyumnya dan langsung menghampiri Damian.

Ia memeluk singkat Damian "Kenapa kakek tidak menelpon?"

"Tidak apa-apa. Saat Aku ingin naik ke unitmu, petugas resepsionis memberitahu sepertinya Kau belum kembali"

"Kalau Aku tau, Kau pergi bersamanya. Sudah pasti Aku menyuruhmu untuk cepat pulang"Damian berdecak kesal sambil melirik sinis Alfian.

Sementara Alfian yang sejak tadi melihat sikap keduanya itu, sudah mengeraskan rahangnya.

Ditambah saat ini Damian beserta Sara sudah melangkah bersama menuju lift meninggalkan Alfian dibelakang.

Dengan menahan kekesalannya, Ia menyusul langkah keduanya dan seolah tidak cukup sampai disitu. Sara dan Damian makin asik berbincang hingga masuk ke unit Sara tanpa menghiraukan Alfian.

"Oh ya, Kakek ingin Aku buatkan steak?"

"Jangan. Nanti Kau kelelahan"

"Kau sudah mengetahui kehamilan Sara?" Tanya Alfian

Pertanyaan itu hanya dianggap angin lalu. Baik Sara maupun Damian tidak ada yang berniat untuk menjawab.

"Tak apa, Aku buatkan sebentar"

Sara berlalu menuju dapur dan Damian duduk di sofa. Ia menatap cucunya yang sedari tadi menatap dirinya tajam.

"Apa?" Tanya Damian menantang Alfian

"Sialan"Umpat Alfian

Mendengar umpatan cucunya, Damian tertawa keras. Lagipula siapa yang menyuruhnya untuk menjadi pria brengsek.

...

Ketiganya sudah berada dimeja makan dengan masing-masing piring berisi steak yang masih mengepulkan asap.

Makan malam itu berlangsung damai dengan diisi obrolan antara Damian dan Sara. Sementara Alfian tetap setia menjadi penonton.

"Kau berniat kembali dengan pria brengsek ini?"

Alfian yang sedang memotong steak nya menatap Damian kesal.

"Asal Kau tau. Sikapku yang seperti ini adalah turunan darinya"Jawab Alfian

"Jangan berbicara sembarangan"Ucap Sara membela Damian

"Apa yang sembarangan? Kau tau mengapa nenek meninggal lebih dulu? Itu karena nenek tidak tahan dengan dia"Balas Alfian sambil tersenyum puas

"Cucu kurang ajar, lebih baik Kau diam"

"Apa cucu buyutku sehat?" Tanya Damian

Belum sempat Sara nenjawab, Alfian sudah lebih dulu menjawab dengan senyum yang masih melekat di bibirnya "Anakku sangat sehat. Ia seorang laki-laki"

...

Damian masih berada diunit Sara, mereka masih mengobrol hangat di sofa dengan Sara yang sudah segar setelah mandi.

"Kau tidak berniat pulang? Anakku pasti kelelahan mendengar ocehan mu sejak tadi"

Damian melirik Alfian sengit sebelum berdiri dan berpamitan pulang. Sara yang berniat untuk mengantar hingga loby ditolak Damian.

"Tidak perlu turun. Kau harus istirahat dan jangan sampai termakan rayuan bocah ini"

Setelah Damian pulang, Alfian muncul dari dapur dengan membawa segelas susu.

"Minum"

Ucapan Alfian dituruti tanpa perdebatan oleh Sara. Tanpa pria ini buatkan pun, Ia memang sudah berniat membuatnya sendiri.

Sara menaruh gelasnya yang sudah kosong dan mengambil satu bungkus snack sebelum ke kamar.

"Sejak kapan pria tua itu tau?"

"Berbicara yang sopan, Alfian. Sebentar lagi Kau akan menjadi Ayah"

"Sejak kapan?"

"Sejak usianya 8 minggu"Jawab Sara

Alfian mendengus dan merebahkan dirinya disamping wanita itu yang sedang bersandar diranjang setelah itu memeluk Sara.

"Aku yang menang taruhannya"Ingat Alfian melihat Sara yang sudah ingin mengomel.

Sara diam saja sambil menonton tv dan menikmati cemilannya. Namun, lama kelamaan pria mesum ini tidak bisa diam. Tangannya sudah berkelana kemana-mana dan sebelum Sara memperingatinya pria itu sudah mencumbu bibirnya dengan kuat.

Tbc

New special chapter on karyakarsa!

Part ini 21+ yaa☻️☻️

SARA : Special Chapter IV

*ps : cerita ini akan tetap ditamatkan di wattpad

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*ps : cerita ini akan tetap ditamatkan di wattpad

sara (END)Where stories live. Discover now