part 14

116K 7.5K 43
                                    

Pukul 7 pagi Alfian sampai di kantornya. Ketika berjalan menuju lift, Ia melihat sebuah Kafe yang ada di lobi. Alfian teringat ucapan Raka, seringai tipis muncul diwajahnya. "Sepertinya masih ada sedikit waktu untuk sarapan"gumamnya sambil melihat jam tangan.

Alfian masuk dan disambut hormat oleh para karyawan perusahaan dan karyawan kafe disitu. "Meja diujung masih kosong pak"kata seorang karyawan kafe lalu Ia digiring menuju meja tersebut. Namun, dia berhenti didepan sebuah meja dimana Sara tengah menikmati sarapannya.

"Aku duduk disini saja"Ucapnya yang membuat banyak karyawan lain menoleh, melihat Bos besar mereka duduk satu meja dengan salah satu karyawan di kantor ini.

Alfian mengatakan pesanannya, setelah itu menangkupkan tangannya, menatap Sara dengan intens. Sara tidak memperdulikan Alfian, Ia tetap menikmati sarapannya dengan hikmat.

Tangan Alfian terulur menuju sudut bibir Sara. Ia mengusap remahan roti yang tertinggal disitu. Sara kaget akan perlakuan Alfian karena semua orang disitu makin memperhatikan mereka. Setelah ini pasti banyak gosip tentang hubungannya dengan bajingan satu ini.

Sara geram dengan perlakuan Alfian. Ia berkata dengan pelan "Apa mau mu?" Geram Sara. Alfian memajukan wajahnya agar suaranya dapat berbisik juga "Apa lagi? Aku ingin sarapan karena Istriku sangat tidak bertanggung jawab. Aku tidak pernah diurusnya"Kata Alfian dengan gurat sedih yang dibuatnya. Lalu kembali memundurkan wajahnya ketika pesanannya sudah datang.

Karena sudah terlanjur kesal, Sara membereskan makanannya dan berniat pergi dan tidak melanjutkan sarapan. Alfian yang melihat itu, segera menahan tangan Sara. Sara mendelik pada Alfian. Ia benci menjadi pusat perhatian.

"Setidaknya jika tidak membuatkan suami sarapan, temanilah aku makan"Kata Alfian pelan dengan senyum licik muncul diwajahnya

Sara tidak menggubris Alfian, Ia akan bangun dari duduknya sebelum ancaman Alfian meski pelan namun tetap terdengar di telinganya.
"Kalau kau pergi, satu kantor ini akan tau bahwa kau istriku"

Sara membatalkan niatnya untuk pergi. Ia tau lelaki brengsek ini tidak pernah main main-main dengan ucapannya. Alfian bukanlah seorang yang waras kelakuannya.

Alfian tersenyum puas melihat Sara tidak jadi pergi. Ia senang melihat raut kesal Sara yang tercetak jelas diwajahnya. "Senyumlah, tidak baik cemberut pada pagi hari" Ledek Alfian

Sara hanya diam, Ia memilih untuk tenang dan melanjutkan sarapannya agar tidak semakin banyak gosip yang nanti bertebaran.

"Makanan disini enak. Lain kali kau harus mengajakku jika ingin sarapan disini"Kata Alfian sambil mengunyah makanan

"Telan dulu makanan mu. Apa seorang Rahardja tidak tau etika ketika makan?" Ledek Sara dengan senyum puas

Alfian meminum kopi nya, lalu membalas perkataan Sara "Tidak apa, Aku melakukan ini agar istriku tidak bosan saat menunggu suaminya makan. Makan sambil mengobrol dengan istri juga bukan ide buruk"

Sara menatap Alfian malas. "Sudahlah, jangan macam-macam. Segera tanda tangani surat itu. Mengapa kau membuat rumit semuanya?"

"Aku yang membuat rumit? Bukankah sudah kukatakan syaratnya? Kau lah yang membuat rumit. Kau hanya tinggal melebarkan kakimu saja, sisanya aku yang akan bergerak"

"Brengsek" Umpat Sara pelan. Ia segera bangkit dari duduknya dan melangkah pergi.

Alfian terkekeh kecil melihat Sara pergi. Menggoda Sara sangat menyenangkan baginya. Mulai saat ini sepertinya akan menjadi hobi baru Alfian.



sara (END)Where stories live. Discover now