part 50

76.9K 4.7K 91
                                    

Dengan ditemani Alfian, Hari ini Sara memeriksakan kandungannya yang sudah memasuki usia 37 minggu.

Dokter mengatakan kalau ini mungkin menjadi pemeriksaan terakhir sebelum Sara melahirkan. Bayi dalam kandungannya dinyatakan sangat sehat dengan bobot yang cukup.

Keduanya berjalan menuju lobi rumah sakit setelah menyelesaikan pemeriksaan dan sejak keluar dari ruangan dokter. Alfian, pria itu tidak hentinya menerbitkan senyum lebar.

Saat mereka keluar dari lift Sara yang sudah tidak tahan melihat wajah Alfian, menyikut pinggang pria itu.

"Hentikan senyum mu itu, Kau terlihat seperti orang bodoh"

Bukannya berhenti, Alfian semakin terbahak mendengar nada dan wajah Sara yang sepertinya sudah sangat kesal dengannya.

Sara yang melihat wajah meledek Alfian segera meninggalkan pria itu dengan langkah yang semakin cepat.

Namun, Alfian dengan mudah menyusul dan meraih tangan Sara kembali.

"Jangan marah terus. Kamu harus bisa mengontrol emosi"

"Sulit. Jika yang dihadapi itu Kau"

Alfian kembali tertawa tetapi Ia berusaha menahan tawanya kali ini. Jangan sampai kegiatan yang sudah dibayangkan dalam pikirannya batal akibat kekesalan Sara.

Baru saja bibirnya akan mencium pelipis Sara. Wanita itu sudah menghindar terlebih dulu dengan memiringkan kepalanya menjauh.

"Baiklah-baiklah. Kamu mau makan apa?"

....

Pukul 5 sore Alfian sudah menyelesaikan pekerjaannya. Ia segera menuju kafe untuk menjemput Sara. Berhubung setelah makan siang tadi, Sara meminta untuk diantarkan kesana.

Kemacetan jam pulang kerja ditambah hujan membuat Alfian baru tiba lebih dari satu jam kemudian. Turun dari mobil, Ia menatap Sara lewat kaca. Seperti biasa, Sara tidak duduk sendiri. Ada Noah dan Nesya yang duduk berhadapan dengan Sara. Namun, kepala pria itu terlihat menelungkup di meja.

Alfian langsung duduk disamping Sara yang sedang memegang dahi Noah sambil mengomel.

"Mengapa Kau kesini jika sedang sakit? Kau masih bisa menyetir? Kalau tidak biar Alf-"

"Jangan berlebihan. Kamu bisa saja membuat orang salah paham"

Sara menatap Alfian, kesal pada laki-laki itu yang tiba-tiba ikut pembicaraan.

"Apa maksudmu salah paham?"

"Ya, Dia kan pernah menyukaimu. Bagaimana jika wanita yang sedang dekat dengannya salah paham? Kamu bisa menghancurkan hubungannya"

Alfian menaikan alisnya dan memasang senyum aneh sambil menatap Noah.

"Dan saat ini tidak ada wanita yang sedang Noah dekati"Kata Sara ketus

"Aku mau ke dapur dulu"

Kalimat tersebut berasal dari Nesya yang berdiri dan pergi ke dapur yang dibalas anggukan Sara sekalian mengingatkan Nesya untuk membawa kue pesanan miliknya.

"Kau yakin tidak mau pulang?"

"Nanti saja"

"Benar?"

Alfian yang jengah melihat obrolan keduanya, menyela Noah yang baru saja mau menjawab serta menarik Sara untuk berdiri dengan pelan.

"Sudahlah. Ayo kita pulang. Biar wanitanya saja yang mencemaskan Dia"

Baru Sara akan protes, Alfian kembali melanjutkan "Kamu bilang mau makan daging iga"

Sara berpikir sejenak sebelum menyetujui. Tadi siang Ia berniat untuk makan di restoran iga itu. Namun, Raka sudah mengingatkan kalau sebentar lagi Alfian harus sampai dikantor. Sedangkan jarak antara restoran itu cukup jauh dan pasti sangat ramai pada jam makan siang seperti ini.

sara (END)Where stories live. Discover now