part 11

125K 7.9K 18
                                    

Seminggu sudah berlalu, Sara telah menandatangani surat perceraiannya. Hanya tinggal menunggu Alfian, setelah itu perceraian akan diproses.

"Pekerjaan hari ini sudah semua?" Tanya Alfian pada Raka

"Sudah Tuan. Saya hanya tinggal mengerjakan bahan meeting untuk besok dan Nyonya Sara menanyakan apakah Tuan sudah menandatangani berkas perceraian"

Alfian segera mengangkat kepalanya dan memandang tajam Raka
"Kapan kalian bertemu?"

"Tadi pagi saat Saya membelikan Anda kopi di bawah"

"Greeny Caffe?" Tanya Alfian memastikan

"Ya, Nyonya Sara selalu sarapan disitu setiap pagi"

Alfian mengangguk mendengar penjelasan Raka "Panggil dia kesini, jika menginginkan berkas itu"

================================

"Aku baik kan? Biasanya aku tak mau repot membeli oleh-oleh"

"Hmm.. Tapi tak apa kan kalau aku bagi sebagian ini? Ini terlalu banyak, mengapa kau beli sebanyak ini"
Tanya Sara yang tidak habis pikir dengan Noah. Ia membawakan 10 pack kue.

"Sure, Asal jangan baju pemberianku ya. Baju itu harus kau simpan baik-baik, itu barang couple pertama milik kita" Jawab Noah

"Kau menjijikan Noah"

"Hei, pokoknya sabtu besok kita harus memakai baju itu"

"Memangnya kita mau kemana?"

"Ada festival di Lapangan Central. Pokoknya-"

Dering Telfon di meja Sara menghentikan ucapan Noah. Sara segera mengangkat telfon itu.

"Ya.. Aku akan kesana" Jawab Sara sambil berfikir untuk apa ia disuru ke ruang Alfian

"Ada apa?" Tanya Noah

"Aku dipanggil ke ruang bos besar"

"Baiklah, Aku pulang dulu. Jangan lupa hari sabtu besok, Aku jemput di Apartement mu"

"Iya iya, sudah sana pulang"Jawab Sara sambil menepuk pundak Noah

================================

Sesampainya di lantai 18, dimana ruangan Alfian berada, Sara dapat melihat 2 orang sekretaris Alfian yang merangkap sebagai resepsionis di lantai itu. Dimana salah satunya adalah orang yang waktu itu bermesraan dengan Alfian,yang baru Sara ketahui bernama Sheila.

"Siang bu, Bu Sara sudah ditunggu Pak Alfian didalam" Sapa salah satu sekretaris Alfian. Sementara Sheila hanya tersenyum canggung melihat Sara

Sara hanya tersenyum tipis membalas sapaan itu. Ia segera membuka pintu ruangan Alfian. Raka yang sedang duduk di meja kerjanya segera berdiri dan menghampiri Sara.
"Mari masuk Nyonya"

"Tidak perlu, disini saja" Jawab Sara sambil duduk di ruangan tengah Alfian, tempat biasanya para client penting membahas proyek dengan Alfian

"Tidak perlu, disini saja" Jawab Sara sambil duduk di ruangan tengah Alfian, tempat biasanya para client penting membahas proyek dengan Alfian

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Raka menganggukan kepalanya. Ia menekan interkom "Tuan, Nyonya Sara menunggu disini"

"Suruh dia masuk" Sahut Alfian singkat

"Tuan meminta Nyonya masuk ke dalam"

Sara mendengus kesal "Apa yang diinginkan Tuan Aroganmu itu sebenarnya" tetapi Sara tetap beranjak ke ruangan Alfian

Ia membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu. Setelah masuk, suasananya sangat hening. Alfian masih fokus pada komputernya.

Kesal karena tau dipermainkan oleh Alfian. Sara berdeham
"Mana suratnya?"

"Duduklah dulu. Atau kau mau duduk di pangkuanku?" Goda Alfian

"Tidak perlu. Aku hanya butuh surat itu saja" Jawab Sara ketus

"Baiklah, karena kau tidak suka basa basi. Aku langsung pada intinya, Bagaimana jika satu kantor ini tau kalau kau adalah istriku?"

"Apa mau mu sebenarnya?" kesal Sara

"Sangat sederhana. Aku mau mengulang kegiatan panas kita, lalu Kau dapatkan surat ini"

Sara mengumpat Alfian dalam hati. Ia sudah sangat geram dengan Alfian ini.

"Apa kau akan bangkrut? Hingga tak mampu menyewa wanita lagi" Sinis Sara

Alfian tertawa mendengar perkataan Sara "Jangan meremehkan Aku, Sara. Kau tau harta ku sangat banyak, kalaupun bangkrut Aku masih kaya"

Sara berusaha menahan emosinya, karena Alfian akan semakin senang jika Sara terpancing emosi

"Pilihan ada ditanganmu, Nyonya Rahardja"

sara (END)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz