part 40

97K 5.9K 123
                                    

4 bulan kemudian

Pengunjung kafe siang ini sangat ramai. Sara dan Nesya dibantu oleh 2 karyawan yang bertugas sebagai pelayan serta 2 orang barista dan seorang koki. Kafe ini resmi dibuka 2 bulan yang lalu bertemakan konsep minimalis yang dipadu dengan hiasan tanaman rambat.

Sara bergerak kesana kemari membantu membuat kopi dan memberikan menu pada pengunjung.

Nesya yang baru tiba dari supermarket untuk membeli beberapa bahan yang habis bersama Noah. Langsung menghampiri wanita itu dan memintanya untuk duduk saja.

"Aku tidak melakukan pekerjaan yang berat. Berhenti memperlakukanku seperti orang sakit" Gerutu Sara tapi tetap menuruti Nesya untuk duduk.

Kakinya memang agak pegal sejak tadi berdiri dan berjalan melayani pelanggan. Tapi dirinya tidak bisa hanya duduk diam melihat pekerjanya kerepotan.

Nesya memutar bola matanya malas. Sudah terbiasa menghadapi sahabatnya yang sudah membawa anak bersamanya itu selama 6 bulan ini. 

"Dasar bumil gembul keras kepala"

Sara mencebikan bibirnya. Sementara Noah hanya tertawa melihat Nesya yang mengomeli Sara.

Sara memberitahukan kehamilannya pada bulan ke 3 kepada Nesya. Kemudian Ia berbicara secara pribadi pada Noah. Pria itu tentunya terkejut, tapi hanya mampu menatap Sara sendu. Apalagi ketika wanita itu meminta maaf karena sepertinya Ia ditambah dengan kehadiran bayinya tidak dapat membalas perasaan Noah.

Wanita itu mengatakan bahwa Noah berhak marah padanya dan terima apabila Noah tidak ingin lagi bertemu dengannya.

Setelah pembicaraan itu, terjadi keheningan yang lama hingga Sara kembali pulang ke apartemen miliknya.

Akan tetapi, keesokan harinya Noah tetap datang ke kafe untuk melanjutkan proses finishing renovasi. Pria itu bersikap seperti biasa dan mengatakan mungkin lebih baik mereka memang berteman.

Sara lega mendengar perkataan pria itu dan senang karena hubungan mereka tidak rusak. Hari itu, mereka bertiga tetap bercanda seperti biasa.

...

"Aku tidak datang ke kafe hari ini"

"Apa Aku bilang, Kau kelelahan kan?  Kau memang tidak pernah memikirkan keponakanku?" Nesya yang sedang menggunakan makeup menyerocos sembari mendelik pada Sara yang tengah bersandar pada Headbord.

"Ada acara dishelter. Aku akan membantu disana"

Nesya menganggukan kepalanya sebelum bertanya "Kapan jadwalmu untuk kontrol kembali?"

"Masih minggu depan"

Nesya yang telah menyesaikan make up nya menghampiri Sara dan mengusap perutnya.

"Sehat-sehat keponakan aunty. Maafkan ibumu yang suka tidak tau diri jika beraktivitas" Sindir Nesya yang hanya dibalas decakan malas oleh Sara

"Jangan sampai kelelahan bumil gembul. Aku berangkat dulu"

...

Kondisi shelter jauh lebih baik saat ini. Setelah menerima bantuan yang cukup besar, renovasi shelter ini dilakukan sehingga menjadi tempat yang baik dan nyaman untuk tumbuh kembang anak-anak.

Sejak kemarin, telah dilakukan persiapan untuk menyambut donatur bersama pihak kementrian sosial. Para pengasuh pun turut membantu dalam persiapan acara ini.

Sara datang 2 jam sebelum acara dimulai. Mulanyan, Ia akan membantu menyiapkan perlengkapan dipanggung bersama teman volunteernya akan tetapi langsung ditolak dengan dalih takut Sara kelelahan.

Lelah untuk protes, Ia pasrah saja menuju ruangan anak bayi dan balita. Membantu menjaga bayi-bayi itu yang sangat menggemaskan.

Sara memegangi dua buah botol dot dan menyusui dua bayi secara bersamaan.

Setelah keduanya tertidur, Sara memindahkan mereka berdua ke ranjang bayi. Sebelum kembali duduk di karpet tebal itu.

Seorang bayi yang bernama Marcell merangkak ke arahnya. Menunjukan mata berkaca-kaca meminta untuk digendong.

Sara mengambil bayi yang berusia 7 bulan itu dan menggendongnya sambil mencium pipinya berkali-kali. Mulanya bayi itu tertawa geli. Akan tetapi lama kelamaan, Ia mulai merengek untuk digendong sambil berjalan-jalan.

Dengan bayi itu berada digendongannya, Sara cukup kerepotan untuk bangkit berdiri. Sedangkan tangisan Marcell bertambah keras ketika Sara menaruhnya terlebih dahulu agar bisa berdiri.

Sementara suara ramai semakin mendekat dari luar. Pintu ruangan dibuka dan banyak orang yang sepertinya adalah donatur masuk ke dalam. Diikuti dengan beberapa fotografer yang mengambil foto diruangan.

Saat berhasil berdiri dan mengambil Marcell ke dalam gendongannya. Bayi itu masih tersedu akibat tangisannya. Sara berusaha menenangkan sebelum matanya bertabrakan dengan bola mata gelap itu yang sudah lama tidak Ia lihat.

Pria itu menatapnya dingin dan mengacuhkannya. Sadar akan keterkejutannya, Sara kembali berusaha fokus pada Marcell.

Pria itu sepertinya adalah sponsor besar karena hadir bersama Januar Purnama yang merupakan mentri sosial. Seingat Sara perusahaan yang menjadi sponsor adalah perusahaan perkebunan yang baru saja dibuka.

Sara memaki pelan, begitu sadar bahwa Rahardja memang melebarkan bisnisnya dibidang agroindustri baru-baru ini.

"Pak Alfian ingin mencoba gendong? Hitung-hitung latihan jika nanti menjadi seorang bapak" Tanya Pak Januar yang tanpa disadari telah berada tidak jauh dari Sara.

Bayi dalam gendongan Sara masih merengek dan Ia ingin secepatnya keluar dari ruangan ini bersama Marcell. Sebelum pertanyaan pria itu merusak semuanya.

"Boleh Saya menggendongnya?"

Sara terpaku beberapa saat sebelum menyerahkan bayi itu kepada Alfian dengan gerakan kaku.

...

Acara sosial itu berlangsung selama 2 jam. Setelah acara selesai, Sara masih membantu menjaga para balita karena para pengasuh masih sibuk bersih-bersih.

Hingga jam menunjukan pukul 5 sore dan Sara berpamitan pulang. Ia menaiki taksi dan meminta supir untuk berhenti sebentar melihat deretan ruko yang menjual banyak makanan.

Setelah puas membeli beberapa makanan. Ia kembali menaiki taksi menuju apartemen.

Sampai didepan pintu, Sara menempelkan kartu akses dan masuk ke dalam. Ia melepaskan sepatu kemudian menutup pintu.

Saat berbalik, Sara seperti mengalami de javu melihat pria itu duduk di sofa ruang tamu miliknya. Menatap matanya dengan sorot yang sulit diartikan.

Tbc

New Special Chapter only at Karyakarsa!!

SARA : Special Chapter III

SARA : Special Chapter III

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

*akun karyakarsa : Suhoca

sara (END)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum