1 ~ Awal

4.7K 324 19
                                    

Inilah awwal bagaimana kebohongan itu berasal
Kebohongan mama dan permainan takdir
Tak ingin terus terjebak dalam labirin
Tapi tak juga dapat berbalik

~ Fenly

Aku tak dapat menginggat dengan jelas bagaimana mulanya mama berbohong padaku, aku percaya mama, dia adalah satu-satunya orang yang aku percaya selama aku hidup, tapi entah kenapa dia dengan tega berbohong. Mama bilang semua akan baik-baik saja tapi nyatanya bumi tak pernah seramah yang mama katakan semua penderitaan itu kian hari kian rajin datang tanpa permisi dan terus melukai hati.

Mama bilang mama tak akan pernah meninggalkan aku, tapi kenyataannya mama pergi... Haruskah aku marah pada Tuhan yang ambil mama dariku ? Setelah takdir mengambil papa yang entah perginya kemana yang jelas papa meninggalkan aku dan mama, kini harus ku telan pahitnya kehidupan dimana mama meninggalkan aku untuk selamanya.

Mama juga bilang kalau memiliki saudara pasti akan sanggat menyenangkan tapi sekali lagi mama bohong. Ditempat ini semua kebohongan itu terasa nyata, pria dengan tatapan teduh itu mendatangiku setelah pemakaman mama selesai, ia mengaku padaku bahwa dia adalah papa dan berjanji akan merawatku mulai hari itu.

Tapi seorang remaja laki-laki yang harusnya ku sebut dengan Kakak itu menghancurkan semua mimpiku perihal saudara, ia tak pernah menerima kehadiranku, ia membenciku dan bahkan dia tak suka jika aku mengakui dirinya sebagai kakak ku, mama sambungku juga tak begitu menyukai kehadiranku, hanya papa..  ya hanya papa yang setidaknya memandang aku sebagai manusia.

" Fen... Gue masuk ya " suara seseorang menyadarkan aku dari lamunanku tentang masa laluku yang tak dapat dikatakan baik
Aku tak menjawab, tanpa jawabanku pria di depan pintu itu pasti akan masuk ke kamar miliknya, ya... Sejak satu tahun yang lalu aku memutuskan untuk tinggal di sebuah kontrakan bersama dengan tujuh manusia random yang terkadang buat ku pusing kepala.

Aku sempat berfikir mungkin akan menyenangkan jika aku tinggal dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda, dengan kehadiran mereka aku mungkin akan lupa dengan segudang masalah yang ku punya, hingga aku sadar satuhal salah satu dari mereka adalah sumber luka yang ternyata mengikutiku hingga kini.

" Ngga makan ? " Tanya teman satu kamarku sambil menyiapkan buku yang akan dia bawa untuk pergi kuliah besok

" Belum laper " jawab ku singkat

" Ngga laper atau emang karna ada Bang Shan aja Lo ngga mau makan bareng ? "
Aku menoleh kearah pria berkaca mata yang kini sibuk dengan handphone miliknya sambil merebahkan tubuhnya di tempat tidur.

" Belum laper Son " jawab ku tegas

Zweitson atau yang lebih sering ku panggil Soni bukan satu-satunya orang yang tahu jika aku dan pria dengan nama Shandy itu memiliki masalah. Tapi hampir semua penghuni kontrakan ini mengetahui hal itu. Setiap ada dia aku tak akan bergabung untuk makan begitu juga dia. Tidak aku tidak keberatan makan bersama dengan dia tapi dia mungkin tak suka jika aku ada dijarak pandangnya.

" Mau makan di luar ngga ? " Tawar Soni padaku

" Lo belum makan ? "

" Belum gue nunggu Lo,  ke nasi gilanya pak kumis yuk Fen "

Aku tersenyum, dari semua penghuni kontrakan aku paling dekat dengan Soni, dia adalah orang yang selalu membela ku apapun masalah yang sedang ku hadapi, aku bersyukur saat ku rasa tak ada lagi yang peduli dengan kehadiranku, Tuhan masih berbaik hati mengirimkan Soni untuk menemaniku.

Dear Fenly || Un1tyWhere stories live. Discover now