8 ~ Pertikaian

1.6K 245 52
                                    

Sudahlah aku cukup sadar diri saja sekarang
Pembawa masalah dan anak haram itu yang selalu kau katakan
Berhenti bertikai dengan mereka
Jangan sakiti siapa siapa !
Biar aku saja yang merasakan

~ author

Sekitar pukul 16.00 mereka sudah kembali mengisi kesunyian rumah, mereka saling meledek atau sekedar membicarakan penampilan Fiki dan Fenly yang sanggat indah. Bahkan Ricky dan Gilang bercerita bagaimana mereka terkejut saat Fenly memilih untuk menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Sementara yang dijadikan topik pembicaraan hanya tersenyum tipis.

Berulang kali juga mereka mendengar Shandy yang terus-terusan memuji Penampilan Fiki, menurut Shandy seharunya dengan penampilan tadi Fiki yang menjadi juaranya dan bukan Fenly, mendengar penuturan Shandy mendadak tawa yang tadi terdengar nyaring menjadi sunyi, bukan mereka tak berharap Fiki menjadi juara tapi mereka memikirkan perasaan Fenly yang keluar sebagai juara tapi dianggap tak pantas oleh kakaknya sendiri.

Semua orang kompak menatap Shandy yang masih setia merangkul Fiki dan Fenly yang kini menundukkan kepalanya. Fiki sendiri merasa tak enak hati melihat ekspresi Fenly yang tampak murung.

" Bang... Jangan bilang gitu lah ! Penampilan Fenly tadi emang lebih bagus dari gue kok bang " bisik Fiki

" Kenapa emang ? Menurut gue penampilan Lo lebih bagus dari dia kok, aturan tuh tadi Lo yang menang bukan dia "

Tak seperti yang lain yang memilih diam, Zweitson kini menatap tajam kearah Shandy, jujur ia sudah bosan dan jengah dengan sikap Shandy pada Fenly. Ia kesal karena Shandy terus-terusan bersikap kurang baik pada Fenly.

" Bang ! Mau Lo apa sih ? Gue bisa terima kalau Lo emang ngga kasih selamat ke Fenly, gue terima Lo bentak Fenly setiap hari tapi tolong lah bang, pendapat Lo tadi nyakitin sahabat gue ! Oh maaf gue salah, nyakitin Adek Lo ! " Kata Zweitson kesal

Farhan dan Gilang sudah mencoba meredam emosi Zweitson agar tak memancing emosi Shandy. Mereka takut jika Shandy emosi dan memukul Zweitson.

" Gue ngga pernah punya adik kaya dia ! Mama cuma punya satu anak dan itu gue, papa cuma punya satu istri dan itu mama gue. Dia... Dia sama mamanya cuma orang asing "

" Tutup mulut Lo bang ! Cukup Lo hina Fenly ! "

" Son..  udah ! " Lerai Fenly lirih ia tak ingin menyeret Zweitson masuk kedalam masalahnya dengan Shandy.

" Nyatanya dia emang gitu Son, dan tadi apa ? Dia pantes jadi pemenang ? Penampilan kaya gitu yang kalian bilang pantes jadi pemenang ? Kuping Lo semua ketutup apa sih ? Buta mata kalian ? Penampilan jelek kaya gitu kok jadi pemenang "

" Shan udahlah ! " Kata Farhan mencoba menengahi ia tak ingin ada keributan lagi di rumah ini.

" Kenapa Han gue bener kok ? Denger ya Fen... Lo pikir mereka beneran muji penampilan Lo ? Lo pikir mereka beneran peduli sama Lo ? Ayolah Fen, sadar diri dikit ! Ngaca ! Mereka baik sama Lo itu cuma karna rasa kasihan, Lo tahu kan kenapa orang-orang mau keluarin duit buat pengemis ? Mereka ngga peduli Fen, mereka cuma kasian, karna Lo terlihat menyedihkan " kata Shandy sambil menepuk-nepuk pipi Fenly, sementara Fenly hanya diam ia tak ingin Shandy makin membencinya jika dia melawan.

" GUE BILANG CUKUP BANG ! " bentak Zweitson yang kini menepis tangan Shandy dari wajah Fenly dengan kasar

" APA LO MAU APA ? " kini gantian Shandy yang meninggikan suaranya dan menatap Zweitson

" Lo brengsek bang !, Pengecut dan ngga lebih baik dari seorang pengemis ! Lo sadar ngga sih kalau Lo itu lebih menyedihkan. Lo itu sampah bang "

" LO ! " Shandy sudah ingin memukul Zweitson tapi ia urungkan ia hanya memukul udara dengan emosi yang benar-benar meluap

Dear Fenly || Un1tyWhere stories live. Discover now