2 ~ Alasan

2.1K 288 30
                                    

Kebencian itu makin nyata terlihat
Seiring dengan terkuaknya alasan
Tak apa mengumpat lah padaku
Aku sudah biasa mendapatkannya bukan ?

~ author

Shandy menuruni setiap anak tangga yang ada dan kini berjalan pelan menuju meja makan yang sudah ada pria manis disana, dia nampak santai dengan celana pendek miliknya dan kaus putih polos yang ia kenakan. Matanya tak lepas dari benda pipih kesayangannya sambil mulutnya mengunyah roti bakar menu sarapan pagi ini.

" Ngga kerja Lo ? " Tanya Shandy pada pria tadi, kini Shandy sudah duduk disisinya

" ngga lah, kerja terus ntar cepet kaya ngga enak sama Lo " jawab pria itu santai sambil terus mengunyah roti bakar yang masih tersisa ditangannya

" Yeee... Rese, yang lain mana tumben meja makan sepi cuma ada Lo " tanya Shandy lagi yang kini juga ikut meraih satu roti bakar untuk ia makan.

" Farhan udah berangkat dari tadi pagi ada kerjaan mendadak, Ricky kayanya lagi libur dari kerjaannya tapi lagi lari pagi, Fajri kayanya ikut Ricky karena dia kuliah siang, Fiki masih di kamar kayanya, zweitson sama Fenly di dapur beres-beres " jawab pria itu menjelaskan apa yang tengah dilakukan oleh penghuni kontrakan mereka

Pria dengan nama Gilang itu melirik Shandy sekilas yang tengah menikmati roti bakar ditangannya, Gilang tersenyum tipis setelah gigitan terakhir roti milik Shandy sudah ditelan. Gilang meletakkan handphone miliknya dan kini meraih satu roti bakar lagi dan menatap Shandy.

" Enak ngga roti bakarnya ? " Tanya Gilang sambil menaik turunkan alisnya

" Rasanya agak beda sih, tapi lebih enak dari biasanya "

" Mau juga Lo makan masakan Fenly ? Biasanya liat dia aja Lo kaya alergi " sindir Gilang

" Ini buatan Fenly ? Kok Lo ngga ngomong sih ? "

" Kenapa ? Mau Lo muntahin ? Santai aja lagi Fenly ngga bakal masukin racun ke makanan kita ga perlu panik "

" Kalau gue bisa milih gue pilih kelaparan daripada makan masakan dia " jawab Shandy ketus

Tanpa mereka tahu kalimat terakhir Shandy berhasil menyurutkan senyum Fenly yang tadi terbit karna melihat Shandy menyukai roti bakar buatannya. Terkadang kebencian memang bisa mengaburkan semuanya. Zweitson yang melihat wajah murung Fenly ikut sedih seolah tahu bagaimana perasaan sahabatnya itu.

" Fen... " Panggil Zweitson lirih sambil menepuk bahu sahabatnya itu

" Gue mau mandi dulu ya, abis ini ada kuliah " kata Fenly yang kini meninggalkan Zweitson sendirian di dapur

Sungguh melihat wajah murung sahabatnya, ingin sekali Zweitson memaki Shandy tapi sayangnya ya takut jika tidak sopan, karna bagimanapun Shandy lebih tua darinya. Kini ia memilih bergabung dengan Shandy dan Gilang di meja makan karna jadwal kuliahnya juga masih siang nanti.

Zweitson menatap Shandy tak suka sambil memakan roti bakar yang baru saja ia ambil dari piring. Sadar jika diperhatikan Shandy ikut menatap Zweitson dengan tatapan bingung.

" Kenapa Lo ? " Tanya Shandy

Zweitson tak menjawab dan memilih menikmati sarapannya. Sedangkan Shandy hanya menggeleng pelan. Dasar bayi aneh pikir Shandy.

Dear Fenly || Un1tyOnde histórias criam vida. Descubra agora