17 ~ Suara Fajri

1.3K 201 21
                                    

Dear Fenly

Hai Fenly, kamu apa kabar ? Semoga baik ya, bagaimana surga ? Apa disana kamu menemukan bahagia yang selama ini kamu cari ? Apa kamu berhasil bertemu dengan mama mu ? Apa disana kamu sedang tertawa sekarang ? Semoga ya.

Jujur aku bingung harus mengatakan apa lagi, bang Farhan pernah bilang jika kamu iri melihat kedekatan ku dengan bang Farhan, maaf aku tak berniat memamerkannya padamu, aku tak tahu jika kamu juga berharap memiliki hubungan baik dengan Bang Shan. Sumpah jika saja aku tahu waktu itu kamu iri, aku tak akan memperlihatkan apapun padamu.

Fenly.... Maaf ya aku sering membuat kesal, maaf sering membuat rumah berantakan, maaf karna jarang membantu membersihkan rumah, maaf sering merepotkan jika ada tugas, maaf karna sering membangunkan kamu tengah malam hanya untuk memasak untukku, maaf karna sering meminjam charger handphone dan lupa ku kembalikan dan maaf sudah memukul kakakmu, itu aku sengaja aku tidak suka dia kasar pada pria sebaik kamu.

Dear Fenly.... Terimakasih atas semua kebaikan yang kamu lakukan, hal sederhana yang tak akan pernah aku lupakan, jujur sekarang aku kebingungan, karna tak ada yang ku bangunkan tengah malam untuk memasak, Fenly aku kangen kamu... Bahagia disana anak baik. Kamu adalah saudara terbaik yang pernah ku miliki, tapi setelah bang Han ya.

~ Fajri

Ku banting bola basket ditanganku dan membiarkan bola itu memantul tak tentu arah, ya beginilah kehidupan kami setelah ditinggal Fenly tak jauh berbeda dengan bola basket yang memantul tak tentu arah itu, hidup masing-masing tak ada lagi kebersamaan seperti dulu, rumah bukan lagi rumah yang dulu ku tinggali, rumah tak seramah dulu, aku bahkan membenci tinggal di rumah itu lagi. Ternyata peran pria galak bernama Fenly itu sanggat penting, bagi mereka dan bagiku.

Aku kini merebahkan tubuhku di tengah lapangan, membiarkan hujan membasahi ku secara perlahan, berharap hujan hanyutkan perasaanku yang tak tenang, dan menyembunyikan air mata yang sedari tadi ku tahan tapi akhirnya mulai memaksa keluar. Tuhan aku merindukan dia, aku merindukan sahabatku itu, meski kami jarang terlihat bersama tapi demi apapun aku tak suka dia terluka aku tak suka saat melihat dia hanya diam saat ditindas oleh bang Shan.

Aku mengumpat kesal benar-benar sanggat kesal karna bukannya menghilang hujan justru menuntun memoriku tentang Fenly kembali terputar, sial ternyata selemah ini aku, dan ternyata sesulit ini melupakan semua hal tentang Fenly.

* Flashback on

Aku berjalan sempoyongan karna sedikit mengantuk menuju kamar seseorang yang ku tahu tak pernah dikunci, sebenarnya aku tahu ini tidak sopan tapi aku lapar dan satu-satunya orang yang bisa ku bangunkan hanya dia.

" Fenly... Bangun dong... Fen ! " Kataku sambil menarik selimut yang ia gunakan

" Apa sih Ji, gue baru aja mau tidur abis lembur tugas " jawabannya sambil mengacak rambutnya sendiri

" Gue laper Fen, masakin gue dong "

" Kan ada mie instan Ji, Lo pasti bisa masak mie instan kan, makan mie instan aja lah ya, gue ngantuk "

" Gue maunya masakan buatan Lo Fen.... Masakin ya .. ya...ya, iihhh Lo kan baik Fen, ayolah Fen "

" Lo nih ya, kebiasaan tahu ngga, bangun jam segini minta dimasakin, heran diperut Lo itu isinya cacing apa naga sih, makan Mulu " katanya kesal sambil menyingkirkan selimut yang ia kenakan

Setelahnya ia mendahuluiku menuju dapur, aku hanya mengekor dibelakang Fenly. Dan kini aku memperhatikan gerakannya yang cekatan mengolah bahan makanan yang tersedia.

Dear Fenly || Un1tyWhere stories live. Discover now