19 ~ Suara Fiki

1K 175 15
                                    

Dear Fenly

Fenly aku sudah banyak mendengar banyak cerita tentang kamu dari teman-teman, katanya kamu sering dibuat iri dengan kedekatan ku dengan bang Shan ? Aku minta maaf jika itu menyakitimu, maaf karna buat kamu kesal karna merebut perhatian bang Shan. Aku juga baru tahu kalau bang Shan kakak kamu, aku minta maaf.

Sekarang boleh kan aku berganti marah ? Aku iri pada Zweitson Fenly ! Aku kesal padanya, kenapa hanya dia yang mendapat roti bakar spesial ? Kenapa hanya dia yang mendapat masakan spesial ? Kenapa hanya dia yang mendapat pelukanmu ? Kenapa hanya dia yang terus kau bela ? Kenapa hanya dia yang kau belikan ice cream ? Kenapa hanya dia yang kau bantu mengerjakan tugas ? Kenapa hanya dia ? Kenapa harus Zweitson ? Kenapa bukan aku ?

Aku kesal karna kenyataan aku iri pada Zweitson yang dapat semua perhatian dari kamu, menyebalkan ! Dia ambil kamu dariku, dia merebut perhatianmu dariku ? Apa karna dia lebih pandai bermain gitar ? Dia lebih pandai memasak ? Dia sering membantu bersih-bersih ? Aku bisa belajar Fenly, aku juga ingin memiliki kakak sebaik kamu juga.

Dear Fenly.... Aku sanggat kesal tapi untuk waktu yang pernah kita lalui terimakasih sudah hadir dalam kehidupan seorang Fiki, terimakasih sudah memberi warna lain dalam kehidupan Fiki dan terimakasih sudah menjadi Kakak yang baik. Semua hal sederhana yang kamu lakukan ke aku itu luar biasa dan aku bangga punya kamu dihidupku. Fenly sekarang bang Shan juga jauh dariku tapi karna aku sudah berjanji padamu aku akan menjaga bang Shan, mungkin tak akan sebaik kamu tapi aku akan berusaha, tidur yang nyenyak Fenly, kami sayang Fenly selamanya.

~ Fiki

Aku berjalan riang menuruni tangga sambil sesekali bersenandung, tak ku hiraukan tatapan aneh yang diberikan oleh bang Farhan dan Fajri yang tengah duduk di ruang tengah, aku menenteng gitar kesayanganku dan kini mengetuk pintu kamar Fenly dan Zweitson, aku masih mengembangkan senyum kemudian membuka pintu kamar itu.

" Fenly ajarin main gitar lagi, yang lagu... " Ucapan ku mendadak terhenti begitu saja

Aku menatap kamar yang tak ada siapapun disana, aku tahu jika Zweitson sudah berangkat ke kampus lalu Fenly ? Aku menoleh ke kanan dan ke kiri hingga kini aku mulai meneteskan air mataku sambil tersenyum miris.

" Lo udah ngga ada ya Fen ? Kok gue ngerasa Lo masih ada aja sih ? Ngga tahu udah berapa kali gue masuk kamar ini buat nyari Lo tapi Lo kok ngga ada ? Kenapa gue selalu lupa kalau nyatanya Lo udah ninggalin gue selamanya ? "

Aku masuk kedalam kamar itu dan kini mengusap pelan gitar yang ada ditempat tidur, gitar kesayangan Fenly masih disini, dan ini seolah membuatku selalu yakin jika dia masih ada di bumi, dia hanya pergi kuliah dan nanti sore dia pasti pulang, dia akan ada di sini membantuku menemukan nada yang pas untuk lagu-lagu yang belum ku ketahui, hanya sebuah gitar tapi berhasil memutar semua memoriku tentang pria baik bernama Fenly.

*Flashback on

" Fenly ajarin gue lagu ini, mau ya, mau dong, harus mau pokonya, gue maksa " kataku saat melihat Fenly yang baru turun dari motornya dan memasuki rumah

" Gue baru balik kuliah Fiki, gue masih capek lain kali aja ya "

" Jadi ngga mau ? Yaudah paling nanti gue marah terus males makan, terus sakit, terus mati deh, ngga papa gue mah ngga papa beneran "

Ku dengar helaan nafas dari Fenly, ia mengacak rambutku sekilas sambil tersenyum manis.

" Gue taruh ransel dulu sama ambil gitar dikamar, Lo tunggu di ruang tengah sana nanti gue susul "

" Siap laksanakan komandan "

___________

" Fenly masak apa ? " Tanya ku saat mencium aroma harum dari dapur dan menemukan Fenly yang tengah asik memasak disana

Dear Fenly || Un1tyWo Geschichten leben. Entdecke jetzt