18 ~ Suara Gilang

1K 182 31
                                    

Dear Fenly

Fenly kamu apa kabar ? Jahat sekali ya kamu pergi tanpa pamit, membuat kekacauan kamu menyebalkan sekali. Fen... Kamu lagi apa sekarang ? Lagi ketawa ya liat kita kaya gini ? Kamu asik diatas sana dan kita menderita kehilangan kamu disini.

Fen... Aku ngga mau bilang seperti apa keadaan ku saat kamu memilih pergi, aku hanya ingin bercerita tentang apa yang terjadi pada semua orang saat kamu pergi. Zweitson adalah orang yang paling menyebalkan setelah kamu pergi, dia mendadak berubah menjadi patung hidup, dia jarang tersenyum dan lebih banyak menangis, bukankah dulu aku pernah melarang kamu pergi karna aku akan kualahan dengan sikap Zweitson ? Tapi ternyata kamu tetap memilih pergi ya.

Shandy kakakmu itu jadi lebih rajin bekerja, dia berangkat sanggat pagi dan pulang kelewat larut bahkan dihari yang harusnya libur dia tetap pergi bekerja, aku tahu itu hanya pengalihan saja karena kehilangan kamu. Dan teman yang lain tak jauh beda, kita sudah jarang makan malam bersama.
Dan aku, semenjak kamu tak ada, aku sama saja dengan mereka hilang arah, hilang semangat untuk berlatih dance yang katamu aku berbakat dalam hal itu. Semua berubah semenjak kamu pergi Fen... Dan aku membenci itu, aku benci untuk mengakui tapi tanpa ku sadari kamu adalah alasanku untuk menekuni dance dan saat kamu tak ada rasanya dance tak semenarik dulu.

Dear Fenly... Baik-baik kau disana, jangan lupa sesekali datanglah ke bumi ! Lihat seberapa kacau kami tanpa kamu. Tapi semoga setelah kau tak lagi pijaki bumi, kamu selalu dilingkar kebahagiaan yang abadi. Selamat tinggal sahabat terbaikku.

~ Gilang

Jika ada yang bilang patah hati terbesar adalah kehilangan wanita yang kita cinta, ku rasa mereka salah, kehilangan sahabat baik yang biasanya menemani kita tak kalah sakit dari ditinggal wanita yang kita cinta. Seandainya dapat ku habiskan waktu lebih banyak, seandainya aku dapat membantunya dan seandainya kehilangan ini hanya mimpi saja, ku rasa semua akan baik-baik saja, tapi kenyataan perpisahan ini tak dapat dihindarkan. Harus ada paragraf yang diakhiri untuk memulai paragraf baru kan ? Dan mungkin paragraf ku dengan Fenly memang harus diakhiri.

Ku matikan speaker yang tadi memutar musik untuk mengiringi aku berlatih dance, meski kenyataan aku tak melakukan dance apapun, aku hanya duduk diam di depan sebuah cermin besar yang ada di ruangan itu, ternyata kehilangan Fenly mengubah dance jadi tidak semenyenagkan dulu, dance tak lagi menarik minatku, dan kesendirian kini jadi hal yang paling ku senangi. Mendadak semua memoriku tentang Fenly kembali terputar.

* Flashback on

" Dance Lo bagus kenapa ngga Lo tekuni aja Lang ?  " Kata Fenly yang waktu itu tak sengaja melihat ku berlatih dance

" Dance bukan pekerjaan Fen, lagian gue ngga sebaik itu "

" Ya berarti Lo harus banyak latihan biar Lo jadi sebaik itu, dan asal Lo tahu ngga semua harus dinilai dengan uang Gilang, suka bukan berarti harus jadi pekerjaan tetap, ngga selamanya yang kita suka harus digadaikan dengan uang, mimpi Lo terlalu mahal untuk diperjual belikan "

" Ummmm... Gue takut aja Fen, orangtua gue pernah larang gue dance, buang-buang waktu katanya "

" Ngga ada yang namanya buang-buang waktu, ini bakat Lang. Tunjukkin ke orangtua Lo kalau dance juga bisa bikin Lo sukses, Lo bisa upload cover dance ke sosial media, dan dance ngga mesti jadi pekerjaan utama Lang, satuhal yang harus Lo inget baik-baik, sukses itu diciptakan bukan diberikan, jadi semangat ya "

" Lo bener Fen, makasih ya gue bakal latihan lebih baik lagi, bukan untuk siapa-siapa tapi ya emang buat diri sendiri "

" Ummmm... Sama-sama "

Dear Fenly || Un1tyWhere stories live. Discover now