6 ~ Batas

1.6K 248 28
                                    

Aku lelah seperti ini terus
Aku muak dengan perlakuan kasarmu
Maaf jika rasa hormatku berkurang !
Karna ada kalanya perjuangan harus dihentikan

~ author

Hari ini Fenly sudah merasa sehat sepenuhnya, ia juga sudah kembali menjalani rutinitasnya sebagai mahasiswa, ia kembali sering sibuk dengan tugas kuliah yang menumpuk, kembali dengan jadwal kuliah yang makin padat dan semua rutinitas yang dulu ia gunakan untuk menjadi pengalih rasa sakit yang ia rasakan.

Sore ini Fenly duduk di ruang tengah sambil memainkan game dihandphne miliknya ia sudah dibuat bosan dengan tugas kuliahnya yang menumpuk karna belum sempat ia kerjakan selama ia sakit. Fenly menikmati game yang ia mainkan sampai seseorang yang baru saja pulang kerja mengalihkan perhatian Fenly dari game yang ia mainkan. Fenly meletakkan handphone miliknya dan tersenyum kearah Shandy.

" Baru pulang kak ? " Tanya Fenly ramah ya seperti sudah menjadi kebiasaan bagi Fenly setiap Shandy pulang bekerja dia akan menyiapkan senyum terbaiknya dan menyapa Shandy.

" Buta mata Lo ? " ketus Shandy

Fenly menghembuskan nafas kasar, yahhh ini adalah jawaban yang sama setiap kali Fenly bertanya apakah dia baru pulang dari berkerja. Sakit hati ? Tentu tidak, Fenly sudah hafal dengan perlakuan Shandy padanya.

" Kak... "

" Apa sih ? Bisa diem aja ngga gue capek dan gue males kalau denger suara Lo, liat muka Lo aja gue udah bosen mending Lo jauh-jauh deh " Shandy sudah mulai jengah terus-terusan mendengar panggilan Fenly, ia mencoba melanjutkan langkahnya menuju kamar miliknya yang berada di lantai dua, tak peduli dengan Fenly yang ingin mengatakan apa.

" Kalau dulu papa ngga bawa gue pulang, mungkin ngga sih kak kalau Lo bakal sayang sama gue kaya Lo sayang sama Fiki ? " Tanya Fenly ragu tapi berhasil menghentikan langkah kaki Shandy

" Lo siapa berani bandingin diri Lo sama Fiki ? Fiki mah jelas ya berbakat, punya prestasi, baik, dan yang jelas dia bukan anak pelakor, Fiki bukan anak haram kaya Lo Fen " kata Shandy yang kini sudah berdiri dihadapan Fenly sambil menatap Fenly tajam dan sesekali menunjuk Fenly tepat di wajahnya.

Fenly kali ini tak bisa menahan emosinya lagi, untuk kali kesekian ia mendengar Shandy menghina mamanya. Jujur Fenly mulai lelah dengan kelakuan Shandy, ia tak suka jika Shandy menghina mamanya, bagi Fenly hanya mamanya yang selama ini tulus mencintainya, mamanya adalah cinta pertama bagi Fenly, dan saat mendengar Shandy menghina mamanya tentu Fenly merasa kesal terlebih ini bukan kali pertama Shandy menghina mamanya.

" Kak... Gue capek ! Lo boleh kok hina gue ! Lo boleh rendahin gue bahkan Lo injek-injek harga diri gue juga terserah tapi jangan pernah hina mama gue kak, dia wanita baik dan Lo ngga punya hak untuk hina mama " Fenly marah tapi masih mencoba mengontrol nada suaranya saat berbicara dengan Shandy, bagaimanapun Shandy adalah kakaknya.

" Ngga ada orang baik yang rebut kebahagiaan orang lain Fenly " sanggah Shandy

" Apa Lo pikir selama ini Lo ngga rebut kebahagiaan gue sama mama ? Gue sama mama juga butuh papa kak, tapi belasan tahun kita hidup tanpa figur papa, apa itu belum cukup buat Lo ? Sampe Lo harus benci gue dan ambil semua bahagia gue kak ? "

" Wah..  wah... Wah ada tersangka yang mau belagak jadi korban rupanya " kata Shandy sambil mendorong tubuh Fenly beberapa kali

Dear Fenly || Un1tyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang