20 ~ Suara Ricky

982 164 2
                                    

Dear Fenly

Kelihatannya kita paling jarang terlihat bersama ya ? Aku terlihat jauh dengan kamu, tapi asal mereka tahu kita lebih dari sekedar dekat. Aku ingat saat pertama kali kamu datang ke rumah ini, rasanya baru kemarin kamu datang dengan menyeret koper milikmu, tersenyum canggung pada kami, aku juga ingat saat diamana kamu sering mendapat amarah dari bang Shan.

Rasanya baru kemarin kamu marah-marah karena aku tak sengaja masuk kamar mandi lantai bawah memakai sepatu, rasanya baru kemarin kita menghabiskan waktu di nasi gila pak kumis, rasanya baru kemarin kita saling menyebut nama dan berjabat tangan dan rasanya baru kemarin aku merasa beruntung memiliki adik sebaik kamu, tapi dalam sekejap aku dilempar ke kenyataan bahwa kamu tidak ada lagi.

Terimakasih ya Fenly kamu sudah menciptakan pelangi dalam rumah ini meski saat ini pelangi yang kau ciptakan berwarna kelabu dan bukan semburat warna-warni tak apa setidaknya kamu sudah melukiskan warna dalam kehidupan kami.

Dear Fenly... Maaf atas semua kekuranganku selama ini, maaf karna gagal dalam melindungimu kala itu, dan maaf aku tak pandai membuatmu tersenyum malah aku jauh lebih sering merepotkan kamu, pada kenyataanya saat kita dipertemukan dengan perkenalan kita memang harus siap dengan perpisahan bukan ? Selamat jalan kawan semoga kau tenang.

~ Ricky

Aku memasuki rumah setelah seharian bekerja dan harus lembur hari ini, rasanya badanku benar-benar sakit. Aku tak langsung menuju kamar dan memilih untuk menghempaskan tubuhku di sofa, sedikit melonggarkan dasi yang ku gunakan, rumah ini tampak sepi sekali sekarang, tak ada lagi yang menyambutku kala pulang lembur, dan tak ada lagi yang memasak untuk makan malam, sepertinya pendapatan pak kumis akan bertambah untuk beberapa bulan berikutnya.

Ku pejamkan mataku mencoba merilekskan pikiran ku yang berkecamuk, apa ini yang mereka katakan badan rebahan tapi pikiran tawuran ? Yang katanya wajah nampak tenang tapi perasaan balapan ? Mereka jago sekali membuat ungkapan. Kini aku kembali teringat akan memori yang pernah ku lalui dengan Fenly, memori yang sejujurnya tak ku harap datang lagi karna hanya akan melukai.

*Flashback on

" Baru pulang Rick ? Kok ngga ke kamar ? " Tanya Fenly yang baru ku lihat keluar dari kamarnya

" Iya Fen, tadi lembur tapi kerjaan belum beres, Lo belum tidur atau Lo keganggu sama gue "

" Baru beres kerjain tugas kuliah, belum bisa tidur " jawabnya yang kini duduk di sampingku

" Udah malam lho Fen "

" Ngga papa, mau gue bantu ngga ? Lo kan juga butuh istirahat "

" Ngga papa emang ? "

" Ngga papa lah, sini gue bantu "

Akhirnya malam pekerjaan ku lebih cepat terselesaikan karna bantuan dari Fenly.

__________

Ketukan pintu pada kamarku membuat aku membuka mata, aku melihat seorang pria yang cukup ku kenal masuk dan duduk di sisi ranjang ku. Ia meletakkan mangkuk bubur yang tadi ia bawa di meja.

" Kata Aji Lo sakit ? "

" Ngga kok Fen cuma ngga enak badan aja, capek mungkin "

" Yaudah makan dulu ya, nih gue buatin bubur, abis itu diminum obatnya terus istirahat "

Aku mengangguk dan menuruti maunya, entah karena memang lelah atau efek dari obat aku tertidir dan saat bangun aku menemukan Fenly masih dikamarku, ia tengah asik membaca buku yang ada ditangannya.

Dear Fenly || Un1tyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang