Tempat yang indah [3]

238 82 2
                                    

Hoseok membuka matanya, matanya yang terasa berat dan sedikit bengkak.

Dia melihat sekitar, gelap, hari sudah malam. Hembusan angin yang dingin dan suasana sepi sedikit mencekam. Hoseok yang tadi tertidur sambil bersandar pada pohon pun berdiri, mencari cari sosok perempuan putih itu.

"Tumben dia tidak ada" aneh Hoseok.
Perempuan putih tidak pernah tidak muncul di hadapannya, kapan pun itu saat ia bangun. Ataukah mungkin perempuan putih itu sedang marah padanya, karena terakhir Hoseok ingat kalau dia malah terus menangis dihadapan perempuan putih.

Tak lama, Hoseok baru menyadari kalau ini bukan hutan tempatnya tinggal sebelumnya. Ini jauh berbeda.

Kepanikan mulai muncul namun Hoseok tetap berusaha untuk tenang, dia mulai berjalan meninggalkan tempatnya dan memanggil perempuan putih. Mencarinya.

Tak jauh dari tempatnya berdiri, Hoseok tiba tiba melihat sebuah rumah. Di tengah hutan ini. Tidak tau kenapa, tapi dia merasa penasaran dan malah pergi mendekati rumah itu. Hoseok berdiri masih agak jauh dari gerbang rumah itu, mata Hoseok memperhatikan seluruh sudut rumah.

Sampai dia melihat ke jendela kecil yang ada di lantai dua rumah tersebut, ada seorang anak kecil perempuan yang terlihat memperhatikan Hoseok juga dari atas.

Hoseok tersentak dan mundur perlahan, anak itu terlihat melambaikan tangannya ke arahnya. Yang membuat Hoseok terkejut adalah tangan anak itu yang berlumuran darah dan ia juga tidak melihat matanya dengan jelas.

"Hantu!" Hoseok berlari dengan panik menjauhi rumah itu, ia berlari melewati banyak pohon yang besar dan ia juga semakin lama semakin mencium aroma amis darah di sekitarnya.

Brugh!

Hoseok terjatuh menghantam tanah dan dedaunan kering. Meringis menahan perih, "Jatuh lagi!?" Spontan tidak sadar Hoseok berkata seperti itu, seolah dia sebelumnya sudah pernah terjatuh.

"Eh? Apa yang ku katakan..." Hoseok mengangkat kepalanya, dan di depan matanya berdiri banyak orang. Hoseok menganga, sejak kapan orang orang ini ada di sini? Dan kenapa mereka membawa senjata.

Perlahan ia mundur, dan bersiap untuk berbalik dan lari. Sampai saat ia berbalik dan melihat sosok makhluk kecil dengan mulut sobek hingga telinga dan tidak memiliki bola mata berjongkok tepat di hadapannya dan hanya berjarak 5cm dari depan wajahnya.

Lagi lagi badan Hoseok membeku, matanya terpaku menatap makhluk menyeramkan di hadapannya.

Kemudian dia merasa banyak tangan yang meraba tubuhnya, mulai dari kaki, punggung, hingga kepala, tangan tangan berwarna hitam itu terus memenuhi tubuh Hoseok dan seakan ingin mencabik cabik tubuhnya.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!" Jerit Hoseok sangat amat merasa takut sampai ingin mati.

"HAHAHAHAHAHAHAHAHA!!"

Hoseok terus berteriak, memegangi kepalanya dan terbaring di tanah. Hoseok berteriak sampai serak diikuti suara tawa yang nyaring.

Mimpi buruk! Ini mimpi buruk! Bagaimana semuanya bisa terjadi secara beruntun, hal ini adalah hal yang hanya terjadi dalam mimpi!

"BANGUNKAN AKU!! TOLOOONG!"

"KAU TIDAK AKAN PERNAH BANGUN"

"SIAPAPUN TOLONG!!"

Grep.

Ada yang datang, datang memeluknya dengan hangat. Hoseok yang tadinya terus berteriak pun diam dengan nafas tersengal dan gemetaran, ketakutannya mereda.

Ting🎶

Bersamaan dengan itu terdengar suara dentingan piano yang lembut dan damai mengisi kesunyian.

"Akhirnya.... Aku menemukanmu" sosok yang memeluknya kini melepaskan pelukannya berpindah memegang kedua bahu Hoseok.

"Sayangnya ini hanyalah dimensi mimpimu" Ia memasang ekspresi sedikit kecewa. "Bangunlah Hoseok, setelah ini aku pasti akan menemukan tempat sebenarnya dimana kau disembunyikan"

Hoseok tidak mengerti apa yang orang ini katakan padanya, orang yang tiba tiba muncul memeluknya dengan wajah yang tampan dan tatapan yang lembut. Dan setelah berkata seperti itu orang ini kembali memeluk Hoseok erat.


Sampai akhirnya Hoseok membuka matanya, dan terbangun di tengah Padang rumput.

Hoseok telah bangun dari mimpinya yang kalut.

Dengan perasaan lega ia menatap langit dan mengingat siapa yang memeluknya dalam mimpinya.

"Hoseok" Panggil perempuan putih, Hoseok menoleh kepadanya yang sedang tersenyum pada Hoseok. Senyuman yang tidak terlihat apa maksudnya.

"Bangunlah, kita harus pindah dan meninggalkan tempat ini sekarang"












________

EYE | JhsWhere stories live. Discover now