N

869 142 2
                                    



"Ya....Aku sudah menghubunginya...." Gumam Jimin sambil memutar mutar ponselnya. Dengan sedikit keraguan disertai secuil keberanian,dia menghubungi Jungkook. Satu satunya yang bisa dia hubungi.

Ia menyuruh Jungkook untuk datang di apartemen milik Jimin,Kebetulan ibunya mengizinkan Jimin untuk kembali sebentar ke Apartemen miliknya. Tapi ia harus membawa dua perawat untuk menangani bila ada kejadian yang tidak diinginkan.

"Kira kira sebentar lagi...."

Tok tok tok

Mendengar ketukan pintu,salah satu perawat itu keluar untuk membukakan pintu dan mempersilahkan Jungkook masuk untuk menemui Jimin di kamarnya.
Jungkook buru buru masuk untuk melihat Jimin di dalam.

"E-Ey?" Sapa Jungkook kikuk,Matanya sedikit kaget melihat Jimin yang sekarang terlihat lebih kurus. Bahkan wajahnya pucat.

"Bisa tinggalkan kami berdua?" Pinta Jimin kepada dua perawat yang masih di dalam kamar,buru buru keduanya keluar untuk memberi waktu mengobrol kepada mereka berdua.

"Mau duduk? Kau bisa duduk ditepian ranjangku kok" Kata Jimin mempersilahkan,dan Jungkook pun duduk di tepi ranjang Jimin.

"Ada apa? Kenapa memanggilku?" Tanya Jungkook yang tak berhenti memperhatikan Jimin dari sisi ke sisi.

"Kau tidak ingin bertanya selama ini aku ke mana?" Jimin terkekeh pelan.

"A-ah. Aku juga perlu jawaban untuk itu" Balas Jungkook sambil menggaruk tengkuknya.

"Bagaimana kabar Hoseok?"

"Baik baik saja,dia mengkhawatirkanmu. Hari itu saat ke rumah sakit ada beberapa perawat berlarian sambil menyebut namamu,Aku dan Bang Hoseok setengah mati mengejar karena kami pikir itu adalah kau."

"Itu memang aku kok" Jungkook tercengang mendengar jawaban Jimin. "Kalian tidak salah,hari itu aku memang di rumah sakit. Ah bukan. Dari awal aku pergi dan hilang itu karena aku memang berada di rumah sakit."

"Kenapa? Kenapa kau ada di sana?" Tanya Jungkook yang sangat bingung.

Jimin menarik sesuatu dari bawah selimutnya. Sebuah Map,Map yang diberikan Ibundanya di rumah sakit kemarin. "Jawabannya di sini"

Jungkook meraih map itu ragu ragu,bahkan ia menengok dulu ke Jimin dengan tatapan meminta penjelasan. Kemudian dibukalah map putih itu dan membaca isinya.

"Hasil pemeriksaan,menyatakan pasien atas nama Jimin Arifin. Menderita Kanker otak....Stadium Ti..Ga..?" Jungkook kembali mendongak menatap Jimin tak percaya.

"Iya,alasanku memanggilmu untuk Memberi ini. Ini surat untuk Hoseok" Jimin memberikan amplop putih ke Jungkook.

"Aku akan melakukan operasi pengangkatan sel kanker,Tapi persen berhasilnya operasi itu hanya 10% kemungkinan. Mengingat kankernya sudah menyebar dan mulai merusak sel lain. Aku takut tidak selamat padahal aku belum bertemu Hoseok,Jadi aku menuliskan surat ini untuknya.

Jika operasinya gagal,Dan aku mati. Kuharap kau memberi surat itu pada Hoseok nanti tanpa memberi tahunya apa apa sekarang"

•••

"Jungkook kemana?" Tanya Hoseok pada Juna yang sibuk dengan dokumen dokumennya.

Sekarang Hoseok sedang berada di rumah Juna,ia terpaksa di bawa karena Jungkook tiba tiba pergi dengan alasan kegiatan sekolah. Sementara Kerjaan Juna tiba tiba menumpuk luar biasa.

Juna yang sibuk dengan kertas kertas diatas meja kerjanya hanya melirik ke Hoseok sekilas, "Tidur saja di situ,Jungkook katanya lama"

EYE | JhsWhere stories live. Discover now