21•Darel&Dannia•

120 16 1
                                    

Darel berjalan menuju kantin setelah meninggalkan Dannia dan Niko dikelas. Niatnya ingin membuat persahabatannya dengan Dannia baik-baik seperti semula, namun Dannia nya yang malah membuat keduanya semakin menjauh.

Darel duduk di kursi yang kosong setalah ia membeli minuman dingin. Ia menoleh ke sekelilingnya, dan pandangannya tertuju ke satu arah. Ia melihat Raya sedang makan bersama teman-temannya. Yang Darel lihat, Raya terlihat biasa-biasa saja tanpanya, tidak seperti dirinya yang sangat terlihat galau. Hingga Raya pun sadar jika ada yang memperhatikannya sedari tadi, namun Raya langsung membuang muka. Darel menghembuskan nafasnya pelan, ia mengakui jika ini semua karena salahnya.

Darel masih duduk ditempatnya. Ia langsung menoleh ketika Raya dan teman-temannya berdiri untuk meninggalkan kantin. Raya benar-benar tak menoleh sedikitpun ke Darel. Hal itu membuat Darel yakin jika hubungannya dengan Raya tidak bisa kembali lagi seperti semula.

Darel menghembuskan nafasnya pelan. Hubungannya dengan Dannia saja masih belum membaik, kini ditambah hubungannya dengan Raya yang sudah selesai.

Darel melihat jam yang tertera di layar handphone nya. Lima menit lagi bel masuk akan berbunyi. Ia mengurungkan niatnya untuk kembali ke kelas sekarang, ia akan menunggu bel berbunyi lalu masuk kelas.

Baru saja Darel memasukkan handphone nya ke saku celananya, handphone Darel berbunyi tanpa telepon masuk. Darel pun mengeluarkan kembali handphone nya.

'Mama' nama yang tertera di handphone Darel.

"Halo, Assalamualaikum Ma" ucap Darel.

"Iya, kenapa Ma?"

"Hah?"

"Papa?" Tanya Darel dengan raut wajah kaget.

"Iya iya, Darel pulang sekarang"

Darel pun langsung berdiri dan pergi dari kantin.

Sesampainya di kelas, Darel pun langsung masuk. Ia melihat Dannia dan Niko yang sepertinya sedang mengobrol. Tanpa memperdulikan keduanya, Darel langsung mengambil tasnya dan memasukkan beberapa buku yang belum sempat ia masukkan tadi.

"Eh, mau kemana lo?" Tanya Niko.

"Cabut"

"Cabut? Belum waktunya pulang kali" ucap Niko.

"Darurat" jawab Darel sambil berjalan keluar kelas.

"Rel" teriak Niko, namun tak hiraukan oleh Darel.

Yang Darel butuhkan sekarang adalah pulang dan ingin segera tau kondisi dirumah. Mendengar Mama nya menangis di telpon membuatnya semakin cemas.

Darel langsung mengambil mobilnya dan lalu menghampiri satpam untuk meminta izin agar gerbang sekolah dibukakan.

"Tolong Pak" pinta Darel.

"Nggak bisa, nanti saya dimarahin Pak Darto lagi" jawab Pak Satpam.

"Pak Darto gak lihat, lagian kalo ini nggak darurat saya nggak bakal minta buat dibukain gerbangnya" ucap Darel.

"Coba langsung izin ke Pak Darto atau guru piket, nanti kalo di izinin baru bapak bukain" ujar Pak Satpam.

"Kelamaan Pak, Mama saya keburu kenapa-napa dirumah, tolong bukain ya Pak" bujuk Darel.

Pak satpam diam sambil berfikir.

"Coba kalau Bapak ada diposisi saya, terus dapet telpon dari orang tua sambil nangis pula, apa yang bapak rasain? Cemas kan pasti?"

"Ya iya" jawab Pak satpam.

"Jadi tolong bukain ya Pak, saya janji nggak bakal minta-minta kayak gini lagi" pinta Darel.

Darel&DanniaWhere stories live. Discover now