BAB 11-Baju Olahraga

84.4K 10.8K 652
                                        

Cakra menatap Cala aneh kemudian beralih menatap Terra yang juga menatap Cala aneh. Cala melihat isi tasnya dengan mulut yang terbuka seperti terkejut.

"Kenapa?" tanya Cakra tapi dia tidak menjawab.

"Ada hantu ditas lo?" Terra mengecek tas Cala. Tidak ada apa-apa di sana, hanya beberapa buku dan pensil serta makanan ringan.

Cala langsung berteriak. "Mana baju olahraga gue?!"

"Lah mana gue tau," sahut Terra.

Cakra menyentil keningnya. "Emang gak dimasukin?"

"Apa yang dimasukin?" tanya Zoya.

Dia berdiri menatap Zoya curiga. Pasti ini ulang makhluk demit di depannya. "Mana baju olahraga gue Zoya?" tanya Cala tanpa takut orang akan curiga.

"Lah, mana gue tahu," sahut Zoya.

"Lupa bawa mungkin," ucap Terra.

Keningnya berkerut, tidak mungkin dia lupa memasukkan bajunya. Sebelum buku pelajaran dia memasukkan baju olahraganya terlebih dulu. Dia langsung menggebrak meja saat mengingat sesuatu pasti ini gara-gara tadi pagi. Saat Zaro dengan manis ingin membantunya membereskan tas sekolah. Pasti Zablay itu yang mengeluarkannya. Sialan, terus sekarang dia bagaimana, anak-anak kelasnya sudah memakai baju olahraga.

Sedangkan Zaro di kelas menenggelamkan wajahnya ke tas. Agar tidak terlihat jika dia sedang tertawa. Tapi sepertinya dia tidak dapat menahan tawa dan langsung tertawa keras hingga mengeluarkan air mata menyebabkan semua menatap Zaro terkejut.

"Den, cepet ruqiah ih serem," ucap Gavin heboh.

"Emang orang bisa, ya. Gila dalam waktu satu hari?" tanya Budi polos.

"Serem ih, gak cocok lo ketawa-tawa gitu," komentar Gavin memukul bahu Zaro.

"Gue. Gue seneng pokoknya," tawa Zaro jahat.

Tadi dia sengaja mengeluarkan baju olahraga Cala saat di rumah agar Cala tidak mengikuti pelajaran tersebut, masalahnya baju Cala itu sangat laknat menurutnya, dia tidak bisa melihat Cala memakai baju yang pas ditubuhnya lalu dilihat banyak orang. Dan Zaro akan pastikan jika gadis itu pasti akan diam di pinggir lapangan dengan wajah cemberut.

"Udah senyam-senyum, ya. Nyet. Ayo pergi ke lapangan. Tuh pacar lo udah datang katanya sekarang olahraganya disatuin sama kelasnya karena Pak Bot kagak ada," ucap Budi menarik Zaro.

Zaro berdiri ternyata benar Kana berdiri di depan pintu dengan kaos yang diberikan olehnya. Mereka berjalan beriringan dengan baju couple namun celana olahraga. Zaro dan inti Argos memang jika olahraga selalu memakai kaos mereka kecuali Cakra. Karena faktor berbeda kelas dan tidak ingin memperlihatkan dirinya bagian dari Argos.

Para murid yang melihat mereka berdua gemas. Keduanya cocok, cantik dan tampan hanya saja ada juga yang kontra terhadap hubungan mereka, Kana itu lugu tidak cocok dengan Zaro. Atau tidak Zaro sangat rugi mendapatkan Kana.

"Kana mau-maunya pacaran sama Zaro," komentar Pak Suki selaku guru olahraga.

Kana tidak menjawab, dia justru tersipu malu sembari merilik Zaro yang diam saja di sampingnya.

"Ya, udah ayo mulai," ucap Pak Suki kemudian menyuruh Zaro untuk memimpin pemanasan terlebih dahulu. Materi hari ini katanya sepak bola.

Dengan wajah datar namun penuh semangat Zaro memimpin mereka. Tapi yang membuat Zaro bingung mereka justru diam sambil melihat kagum ke arah belakang.

"Anjir!" seru Budi menggeleng.

"Gue kudu terima kasih sama Pak Bot karena dia gak ada." Gavin berdecak.

"Cantik," gumam Denis.

Mata Zaro membulat saat melihat Cala berjalan ke arah mereka. Di dalam hati dia mengumpat karena Cala benar-benar cantik dengan gayanya kali ini. Kaos hitam dan celana olahraga pendek khas SMA Gayatri di atas lutut jangan lupa sepatu sport berwarna putih. Dari mana Cala mendapatkan semua itu.

Sambil melewati Zaro, Cala mengacungkan jari tengah ke arahnya, membuat Zaro tersenyum tipis.

"Lama banget sih," ucap Zoya misuh.

"Biasa," sahut Cala berdiri di samping Zoya.

"Kok lo bisa pake kaos yang sama kayak anak Argos? Dari mana lo dapetin tu baju?" tanya Kana menatapnya tidak suka.

Cala tersenyum miring. "Penting buat lo?"

"Penting dong. Itu kan ciri khas Argos," sahut Kana ngotot.

"Kok ngotot, yang lain aja biasa tuh. Lo siapa di Argos?"

Kana tersenyum. "Gue pacar Zaro," ucap Kana bangga.

Bahu Cala bergetar karena tertawa, dengan anggun dia membelakangi Kana, menyibak rambutnya memperlihatkan nama Cakra yang terukir di belakangnya.

"Zaro bisa gini gak sama lo? Dibuatin baju aja bangga. Kek gue dong bajunya dipinjemin," ucap Cala skakmat.

Cala mendapatkan baju itu karena tadi dia hampir menangis karena tidak dapat mengikuti olahraga pertamanya, untung saja Terra membawa dua celana olahraga sedangkan Cakra tadi pergi dan kembali lagi dengan kaos Argos ditangannya. Sempat Cala tidak enak tapi Cakra dengan tegas berkata kepadanya tidak mungkin Cala memakai pakaian olahraga yang sudah melekat ditubuhnya. Sebenarnya dia takut jika Cakra terkena masalah karena hal ini tapi saat melihat Zaro dan Kana sepertinya bagus juga dia memakainya.

"Iya kan sayang," lanjut Cala mengedipkan sebelah matanya kepada Cakra yang menatapnya dalam.

Cala tahu dalam hati Cakra jika agar dirinya tidak membuat masalah tapi rasanya hambar jika Cala tidak membalas Kana.

"Kenapa? Mati gaya atau ngedadak sadar kalau lo bukan apa-apa bagi pacar lo itu," ucap Cala membuat api yang sudah menyala semakin berkobar.

"Udah, udah. Kana gak usah dengerin omongan ular, dia cuma pengen bikin lo sama Zaro berantem," ucap Ulani-sahabat Kana angkat bicara.

Sebelum berbuntut panjang Cakra lebih dulu menarik Cala dan membawa Cala ke sisinya. "Diem sayang," ucap Cakra dalam.

Budi berdehem. "Panas gini, ya," sindir Budi melirik Zaro yang membuang wajahnya ke kiri. Telinga Zaro memerah.

"Kalau saingannya Cakra, gue bakal bulan pintu aja," ucap Gavin pasrah.

"Berat sih kalau Cakra," komentar Denis patah hati.

Zaro berdehem dengan keras. "Lo semua mau olahraga atau nggak?" tanya Zaro tegas.

Tepukan pelan dibahunya membuat dia kembali ke tempat. Pak Suki datang setelah melihat drama yang lumayan seru menurutnya. Dan sepertinya Pak Suki tahu jika Zaro cemburu terhadap Cakra dan anak baru itu.

Zaro diam memperhatikan Pak Suki tapi pikirannya tidak, dia masih berpikir apa hubungan Cala dan Cakra. Dan kenapa hari ini sangat panas sekali. Zaro menoleh ke tempat Cala berada. Cala yang juga menoleh langsung melambaikan tangannya.

"Zoya," panggil Cala pelan.

"Apa?"

"Ingetin gue buat bakar baju olahraga kembaran lo."

Zarocala Where stories live. Discover now