Apa kabar semuanya? Semoga tetap sehat ya😚😚😚
Dua orang masuk ke dalam rumah sembari mengendap-ngendap, melihat sekitar memastikan jika anda pemilik rumah tidak berada dalam jangkauan satu meter.
"Pelan-pelan jalannya," bisik Cala yang di berada digendongan punggung Zaro.
Wajah keduanya sedikit khawatir takut Nenek Alya datang, jarak antara pintu masuk dan tangga terasa jauh.
"Kalian udah pulang?"
Tubuh keduanya kaku. Mereka menoleh ke belakang, Nenek Alya sedang berdiri menatap mereka sambil memakan anggur.
"Iya, Nek. Maaf Cala ingkar janji," jawab Cala gugup.
"Gak papa yang penting kamu selamat," sahut Nenek Alya mengusap bahunya.
"Terus kenapa digendong Zaro?"
Cala mencubit punggung Zaro agar sadar. Zaro berdeham. "Maklum, Nek, ini anak kan gak bisa diem. Jatuh, jadi kakinya sakit."
Keduanya panik tapi berusaha untuk tenang. Terutama saat Nenek Alya memutari Zaro.
"Terus itu belakang leher kamu kenapa merah-merah?"
"Di gigit nyamuk," jawab Zaro lancar karena sudah latihan.
Nenek Alya mencibir anak bau bawang ingin membohongi suhu tentu tidak akan bisa.
"Itu bekas ciuman Zaro," cibir Nenek Alya.
"Kemarin malam dia dicium Cabe-cabean makanya gitu," timpal Cala.
Zaro membenarkan hal tersebut, cabe itu ada di punggungnya sekarang ini. Nenek Alya melepaskan mereka, syukurlah aman. Zaro menurunkan Cala di ranjang pelan karena telinganya dipegang oleh Cala.
"Lo banting gue. Telinga lo jaminannya." begitulah Cala mengancamnya.
Tenggorokannya kering gelas di kamar kosong ingin turun tapi masih sakit sedikit, besok atau lusa kemungkinan sembuh.
"Zaro, mau Minta tolong, ambilin air gue haus," pinta Cala sopan.
"Sekalian makanannya."
Suaminya itu diam saja sembari menatap Cala.
"Yang bikin gue gak bisa jalan siapa?" tanya Cala galak.
"Iya, maaf."
Zaro bukannya tidak mau turun ke bawah melainkan malu, bagaimana jika saat ke dapur nanti dia di interogasi Cabe-cabean mana yang berani menciumnya. Zaro takut dengan Nenek Cala yang gaul itu.
Ikan, telur dan nasi dia bawa pada nampan, hampir semuanya pecah jika Nenek Alya tidak menahannya.
"Jangan ngelamun," tegur Nenek Alya.
"Iya Nek gak sengaja," sahut Zaro tidak fokus saking groginya.
"Buat siapa?" Nenek Alya bertanya lembut tapi saat masuk ke telinga Zaro rasanya menakutkan.
"Ini Cala minta dibawain."
"Kenapa gak bawa sendiri?"
Zaro berpikir keras alasan yang pas agar meyakinkan dan Nenek ini tidak bertanya kembali, dia merasa seperti penjahat yang sedang diwawancarai polisi, lebay memang dirinya tapi kalian tidak merasakan langsung. Atmosfer yang dibuat Nenek Alya itu seperti harus tunduk saja, pantas Cakra menyemangatinya..
"Kan abis mabuk. Gak enak badan," sahut Zaro.
Nenek Alya memiringkan kepala ke kiri. "Biasanya Cala pulang dari club itu jam 2 jam 3 dan besoknya sekolah. Nah, ini kok pergi sama kamu matahari udah keluar kalian baru pulang, abis ngapain?"

ESTÁS LEYENDO
Zarocala
HumorKamu gini Aku gitu Punya istri di usia muda apalagi saat dia masih SMA itu emang gak masalah bagi Zaro. Tapi jika istrinya modelan seperti Calais tentu itu adalah masalah yang sangat besar bagi Zaro. Ada saja kelakuan Cala yang bisa membuat orang ng...