"Bibi belum lihat dari tadi."
Zaro mengangguk, mungkin Cala sudah lebih dulu berangkat ke sekolah. Zaro menunggu Budi di pinggir jalan depan kompleks. Sudah jam tujuh Budi belum juga datang, untung saja sekolahnya masuk pukul setengah delapan.
"Kuy," ajak Budi.
"Gue yang bawa," ucap Zaro.
"ASTAGFIRULLAH. LO BAWA MANUSIA ANJIR BUKAN ANGIN!"
"PELAN DONG."
Budi memeluk Zaro erat. Takut jika terbawa angin dan takut jatuh juga. Zaro mengendarai motornya dengan kebut-kebutan. Budi diam dengan wajah pias saat sudah sampai. Gavin dan Denis mengguncang tubuh Budi namun tak ada respon.
Detik berikutnya Budi muntah. "Pusing banget," keluh Budi.
"Jorok jir, sakit lo?" tanya Gavin memijat belakang lehernya.
"Zaro, lo meski tanggung jawab ini."
Zaro mendelik mengeluarkan lembaran berwarna merah dan biru. Budi langsung cengengesan dan menurut agar mulutnya dibersihkan dulu.
"Mana?"
"Apanya?"
"Itu," balas Budi menatap lembaran uangnya.
"Apaan anjir cuma goceng."
"Lo, koma juga kagak!" balas Zaro.
Budi bersunggut-sungut tapi ketika Zaro akan mengambilnya kembali Budi langsung memasukkannya ke saku. Zaro berjalan menuju kantin sekolah katanya Kana ada di sana sedang sarapan. Tapi karena kebelet Zaro pergi ke toilet perempuan. Masa bodo masih pagi gak bakal ada yang liat.
"Lo tahu gak muka Cakra biru."
Dia membatalkan niatnya untuk keluar. Dia mendengar suara lima orang perempuan, kebiasaan perempuan itu kalau ke kamar mandi pasti akan bergosip dulu.
"Ribut kali sama Zaro karena video kemarin."
Sepulang sekolah kemarin Zaro meminta Cakra untuk datang dan tanpa mendengarkan alasan apapun dia langsung memberikan Cakra pelajaran. Dia cemburu saat melihat video Cakra yang seperti mencium Kana di kelas dan disaksikan banyak orang. Tapi anehnya Cakra tidak melawan sama sekali. Mungkin Cakra mengakui kesalahan.
"Bukannya itu salah Kana sendiri ya."
Zaro mendekatkan telinganya ke pintu. Sial mereka menyalahkan Kana sudah tahu Cakra yang salah karena dia yakin Kana itu setia.
"Lo ingat kan Cakra, Cala sama Terra bilang apa."
"Iya sih."
"Kana jijik banget tahu gak, Cakra itu lagi ngancem dia eh itu anak malah kesenengan."
"Mana nuduh Cala tidur sama Cakra lagi."
Zaro terkejut, tidak mungkin Kana seperti itu. Dia membuka pintu dengan keras. Lima orang perempuan itu langsung berdiri kaku.
"Zar-"
"Apa bener yang lo semua ucapin?" potong Zaro melirik nama dan dari mana asal kelas mereka. Ternyata sekelas bersama Cala.
"Kit-"
"Gue minta kejujuran. Gue gak akan marah asal lo semua jujur." Zaro menahan diri untuk tidak meledak.
Lima perempuan itu langsung menceritakan semuanya tanpa ada kata dikurangi namun ditambahkan beberapa sedikit. Tanpa kata-kata Zaro pergi dan kembali ke kelasnya.
Zaro menceritakan hal itu kepada para sahabatnya dan meminta mereka untuk mengintrogasi seluruh murid kelas Cala tanpa sepengetahuan Kana. Pikirannya kacau balau.

ESTÁS LEYENDO
Zarocala
HumorKamu gini Aku gitu Punya istri di usia muda apalagi saat dia masih SMA itu emang gak masalah bagi Zaro. Tapi jika istrinya modelan seperti Calais tentu itu adalah masalah yang sangat besar bagi Zaro. Ada saja kelakuan Cala yang bisa membuat orang ng...