5

10.5K 915 119
                                    

Hello, thanks for your effort wkwk. Gak nyangka kalau tembus 40 wkwk.

Oke triple update for you guys :)


Hari ini Tyas dan Jeje serta Chita bersama anak sulung dan menantunya datang ke KUA untuk menyaksikan ijab qabul pernikahan Malik dan Hana.

"Yang jadi wali aku bukan papa, ma?" Tanya Hana

"Kak Henry bersedia jadi wali kamu. Jangan sedih ya" jawab mamanya

"Kakak? Makasih banyak ya kak. Hana minta maaf udah bikin keluarga kita malu sama kelakuan Hana"

"Kakak kecewa tapi kakak juga gak bisa marah sama kamu. Buktiin kamu bisa tanggung jawab atas kejadian yang udah kamu perbuat—"

"Dan Malik, gue pengen nonjok muka lo habis ini"

Malik mengangguk dan tersenyum tipis.

"Habis ijab aja nonjoknya ya, kak. Biar aku ganteng pas di foto"

"Kak Malik, aku juga pengen nonjok kakak karna udah bikin mami nangis setiap hari dan mami jarang makan" sahut Jeje

"Mami..." Malik langsung memeluk maminya

"Kamu habis ini jadi ayah dan suami. Mami gak mau kamu buat kesalahan sekecil apa pun" bisik Tyas

"Malik janji, mi"

Tyas mengecup puncak kepala Malik dan menghapus air mata anaknya.

Ijab qabul dimulai. Malik menjabat tangan Henry dan mulai mengikuti arahan dari penghulu.

"Saya nikahkan engkau, Malik Leonardi bin Jefri Leonardi dengan adik saya Hana Lea Diana binti Johan Pratama dengan mas kawin seperangkat alat shalat dibayar tunai"

"Saya terima nikah dan kawinnya Hana Lea Diana binti Johan Pratama dengan mas kawin tersebut dibayar tunai"

"Bagaimana saksi? Sah?" Tanya sang penghulu

"SAH"

"Alhamdulillah..."

Tyas dan Chita terharu saat anaknya sudah resmi menjadi suami istri. Hana langsung mencium tangan Malik dan sang suami langsung mengecup keningnya.

"Dijaga baik-baik ya keluarga kecilnya. Mami sayang Malik apa pun yng terjadi. Malik tetap anak mami" ujar Tyas dengan air mata

"Mama titip anak sama cucu mama ya. Jangan bikin kita kecewa lagi"

Tanpa mereka sadari ada sosok yang sedari tadi merekam semuanya dan mengirimkannya pada seseorang.

BUGH!

Malik meringis saat merasakan bibirnya sobek karna hantaman dari Henry.

"Gue gak main-main waktu bilang mau nonjok lo tadi. Jagain adik gue baik-baik sampai dia nangis, gue bunuh lo!"

"Kak Henry, Hana sayang kakak"

"Hidup bahagia ya... Kakak juga sayang Hana"

Junita ikut memeluk Hana dan mengelus perutnya yang sudah berbentuk dibalik kebaya yang ia pakai.

Malam setelah ijab qabul Hana terbangun dan Malik tidak ada di sampingnya. Hana berjalan keluar kamar dan mendengar suara gesekan di kamar mandi.

"Kak Malik nyuci? Ya ampun padahal mau aku cuci besok pagi"

"Kamu capek, Hana. Besok kakak pergi pagi mau ngelamar kerja, pagi-pagi banget. Makanya kakak takut gak sempet bantu kamu beres-beres"

"Besok mau aku masakin apa kak buat makan besok?" Tanya Hana

"Sayur asem aja kaya kemarin. Itu enak banget"

Malik sengaja memilih menu itu karna murah dan cukup untuk makan mereka sehari. Selain itu rasanya juga nikmat

"Kamu besok gak usah bangun pagi-pagi. Aku berangkat habis subuh kayaknya soalnya tempat ngelamarnya di Bekasi loh. Jauh"

"Besok jangan lupa sarapan ya. Semangat kerjanya calon ayah"

Senyum Malik terukir di wajahnya. Ia harus segera mendapatkan pekerjaan untuk menghidupi Hana dan anaknya.


Malik melamar kerja di perusahaan retail ternama di Indonesia. Ada puluhan kandidat yang akan diseleksi dan pastinya saingan Malik juga tidak kalah hebat.

"Siapa di sini yang sudah menikah?" Tanya sang HRD

"Saya..."Malik dan tiga orang mengangkat tangan

"Usia kalian berapa?"

Semua menjawab dan Malik usianya paling muda. 18 tahun lebih dua bulan.

"Kamu nikah umur segini? Berani banget" canda sang HRD

"Iya, pak..."

"Yang belum menikah peluang keterimanya lebih besar ya. Karna kalian diwajibkan untuk tidur di store dan piket malam"

Malik tertunduk lesu saat ia dan temannya yang lain harus pulang dengan tangan kosong. Ia gagal mendapatkan pekerjaan.

Hana tersenyum dan langsung mencium tangan Malik saat suaminya pulang. Ia bisa melihat wajah lesu dari suaminya.

"Kenapa, kak?"

"Aku gagal... Maaf" jawab Malik lirih

"Gapapa, kak. Mungkin emang belum rezeki kakak. Coba cari peluang lain lagi, kak"

Malik duduk berlutut dan mencium perut Hana serta mengelusnya.

"Dedek maafin Didi ya...."

"Didi semangat terus ya biar dedek bisa hidup enak di masa depan" ujar Hana sambil mengelus rambut Malik

"Kakak janji kakak gak akan nyerah"

"Harus dong... Kakak makan ya, aku ambilin nasi sama lauknya"

Malik langsung membuka ponselnya dan mencari informasi lowongan kerja lagi. Ia tidak boleh patah semangat.

Chita menyiapkan makan malam untuk keluarganya. Henry juga ada di sana beserta istrinya.

"Papa gak makan ayamnya?" Tanya Chita

"Papa jadi vegetarian sekarang"

"O—okay"

Semua kaget, pasalnya Johan bahkan sebelumnya tidak suka sayur sama seperti Hana yang tidak absen makan ayam dan sekarang menjadi vegetarian?

"Papa mau menghapus semua tentang Hana bahkan makanan yang Hana biasa makan gak papa makan lagi?" Tanya Henry

"Jangan bahas orang luar di meja makan! Gak sopan!"

"Henry..." Lirih Chita

Johan menyantap makanannya dengan tenang. Benar yang Henry bilang, ia ingin melupakan putrinya. Bahkan makanan kesukaan putrinya juga akan ikut ia hilangkan dari hidupnya.


Next?

Good night ya kalian. Tembus 40 lagi deh dan besok up :)

BABY (MARKHYUCK-GS)Where stories live. Discover now