17

11.2K 1K 286
                                    

80 lagi bisa gak?

Malik yang baru pulang kerja langsung masuk ke rumah dan segera mandi. Hana duduk di sofa sambil makan biskuit.

"Kak, tadi aku kontraksi gitu. Tapi gak lama langsung hilang"

"Udah waktunya?" Tanya Malik

"Gak tahu, kak. Dua kali aku ngerasain. Pas siang habis masak sama tadi pas angkat jemuran"

Tangan Malik mengelus perut Hana yang kaku dan sangat tegang.

"Kok gak telfon aku? Kan aku bisa pulang"

"Masih bisa kutahan, kak. Kalau udah intens aja baru ke bidan"

Hana nampak santai sedangkan Malik sudah Malik. Ia langsung menyiapkan semua kebutuhan Hana dan bayinya nanti.

"Kalau sakit lagi ngomong ya, rumah sakit jauh. Harus ke bidan dulu" ujar Malik

"Iya, Didi. Jangan panik okay"

Malik tersenyum saat Hana memanggilnya didi. Semenjak menikah ini pertama kalinya Hana memanggilnya seperti itu.


Jeje hari ini menjalani operasi untuk mengatasi penyumbatan di otaknya. Jeje dan Tyas berdoa di depan ruangan anaknya.

"Kamu udah ada perkembangan soal Malik?"

"Aku udah nyari di semua maskapai dan gak ada penumpang atas nama Malik dan Hana di penerbangan mana pun. Aku harus nyari kemana lagi?" Jawab Jefri lesu

"Ulang tahun Jeje dua hari lagi. Dia gak minta kado apa pun dia cuma mau Malik"

Jefri menggenggam tangan dan membawa Tyas ke dekapannya.

"Aku akan berusaha... Makasih Tyas buat support kamu"

"Aku khawatir banget sama Hana, dia lagi hamil dan kehamilan pertamanya. Tapi dia cuma sendirian sama Malik"

"Maafin aku. Semua emang salahku. Andai aku gak lepas kendali semua gak akan kaya gini"

Tyas hanya menghela nafas.

"Nasi udah jadi bubur, Jef. Ini salahku juga yang terlalu manjain Malik dan kurang kontrol dia. Aku gagal jadi ibu, Jef" tangis Tyas pecah

"No... Aku kepala keluarga dan aku yang terlalu bebasin Malik melakukan apa pun. Dan aku juga terlalu keras sama kamu dan anak-anak"

Mereka saling memeluk satu sama lain dan menguatkan. Jefri hanya berharap ia segera menemukan Malik.

Semalaman Hana tidak tidur, sakitnya semakin berasa. Bahkan ia sudah empat kali ke kamar mandi untuk buang air besar namun tidak ada yang keluar.

"Kita ke bidan sekarang aja ya... Kakak gak tega kamu sakit gini"

"Belum sakit banget, kak. Bentar lagi pagi kok" tolak Hana

"Ya udah, sini kakak elusin biar agak enakan"

Malik mengusap pinggang Hana yang berbaring miring. Sesekali ia mengecup pipi Hana dan mengusap rambutnya.

"Jangan bikin buna sakit lama-lama ya, dek. Didi sama buna sabar nunggu kamu keluar" Ujar Malik

"Kak, dedek bangga gak ya kak punya ibu kaya aku? Jauh dari kata sempurna, pendidikan rendah. Dia malu gak ya kak?"

"Sstt, kok gitu ngomongnya? Dedek pasti bangga dong punya ibu yang kuat dan tegar kaya kamu. Kamu juga smart dan mandiri. Dia bakalan banggain ibunya di depan semua orang"

Hana tersenyum mendengar jawabannya Malik. Sedangkan Malik memeluk Hana dari belakang dan menyanyikan lagu tidur.

Jeje sudah sadar setelah delapan jam tetidur pasca operasinya. Sesekali ia merintih karena merasa tidak nyaman dengan kondisinya.

BABY (MARKHYUCK-GS)Where stories live. Discover now