6

10K 963 169
                                    

Kalian gak jenuh dan bosan kan aku up terus? Sampai double, triple kadang :(

Tembus 50 double update kalau kalian gak bosan :(

Kalau ada NC nya dikit gapapa?

Hana akhir-akhir ini tidak bisa tidur karna cuaca di Jakarta yang sedang panas-panasnya dan perutnya yang semakin besar membuatnya merasa gerah. Ia juga tidak punya baju daster, hanya kaos dan dress yang tidak bisa mengurangi rasa gerahnya.

"Jangan nyalain kipas angin, aku kipasin aja. Ntar kalau pakai kipas angin kamu muntah-muntah, kembung"

"Kakak udah ngipasin aku semaleman loh. Capek pasti" tolak Hana

"Capek kakak tuh gak ada artinya kalau kamu happy, Han"

"Kak, mau mandi aja deh. Gerah banget"

"Heh... Nggak boleh. Dedeknya kedinginan. Udah kamu lepas baju aja terus aku kipasin"

"I got my peaches out of Georgia of that shit"

Wanita itu mulai terlelap di jam dua malam dan Malik langsung mengecup keningnya.

"Besok beli AC ya biar kamu gak kepanasan kaya gini" bisik Malik dan kemudian ikut tidur di samping Hana


Malik melamar kerja di perusahaan di kawasan Jakarta Selatan untuk menempati posisi sebagai office boy.

Hana sudah membuatkannya bekal untuk makan siang agar ia tidak perlu jajan lagi.

"Malik, kamu baru lulus kan? Belum ada pengalaman kerja?"

"Belum, pak"

Saat ia akan masuk ke dalam gedung ia berpapasan dengan ayahnya, Jefri.

"Papi..." Sapa Malik

"Ngapain kamu di sini?"

"Aku mau ngelamar kerja, pi"

Jefri tertawa bengis mendengar jawaban anaknya.

"Oh, kuliah di Harvard kamu tolak cuma demi jadi pejuang amplop coklat? Sekarang kamu ngerti kan maksud ucapan papi dulu?"

"Malik ngerti, pi"

"Cerai sama Hana dan lanjut kuliah. Papi akan biayain hidup kamu sampai sukses" tawar Jefri

"Bapak Jefri, sedang apa anda di sini bersama pelamar kerja? Anda saling kenal?" Tanya rekan bisnisnya

"Oh, saya tadi lihat dia kesusahan jadi saya ingin memberinya bantuan. Saya tidak kenal"

Jefri dan rekan bisnisnya langsung masuk ke gedung dan naik lift VIP.

"Semangat, Malik, jangan down. Buktiin ke papi kamu juga bisa sukses" ucapnya pada dirinya sendiri


Hana yang sedang menyapu tersenyum senang saat suaminya pulang. Ia langsung menghampiri Malik.

"Gimana, kak? Keterima?"

"Maaf... Aku gagal lagi. Mereka nyari yang punya pengalaman kerja minimal setahun" jawab Malik

"Gapapa, kak. Dicoba lagi ya"

Malik memeluk Hana dan mengecup kening wanita itu.

"Nanti ada tukang AC yang mau ke sini"

"Hah! Kakak beli AC?  Buat apa?" Omel Hana

"Kakak gak tega kamu gak bisa tidur dan digigit nyamuk gara-gara buka jendela. Gapapa"

"Aku nyusahin ya, kak?" Ujar Hana sedih

"Astaga... Nggak ada kamu nyusahin. Kakak malah bersyukur banget ada kamu di sini"

Hana menunjukkan ponselnya pada Malik.

"Kak... Unpam udah buka pendaftaran mahasiswa. Kakak daftar kuliah ya"

"Han, aku kuliah kalau keuangan aku udah stabil aja. Yang penting sekarang kamu sama dedek" jawab Malik

"Kakak harus kuliah supaya dapat kerjaan yang bagus. Uang dari mama cukup kok buat kakak"

"Hana..."

"Ayo kak, aku yakin kakak bisa sukses"

Malik membenamkan wajahnya di dada Hana. Ia malu karena harus menangis di depan istrinya itu.


Jeje datang ke tempat di mana ia dan Malik sudah janjian di sana. Kakaknya menyuruhnya untuk menemuinya.

"Je, gue pinjem motor beat lo yang biru dong. Itu udah gak lo pakai kan?"

"Oh, udah gak kok. Buat apa emang kak?" Tanya Jeje

"Buat kakak kerja jadi ojek online, kakak udah ngelamar dan keterima. Kakak pinjem ya"

"Iya bawa aja, besok gue anterin ke depan komplek rumah pagi-pagi. Jangan sampai ketahuan papi, ntar gue dihukum kaya mami" jawab Jeje

"Mami dihukum papi?"

Jeje mengangguk. Ia menyesap air mineral yang ia minum dengan penuh emosi.

"Mami ketahuan transfer uang ke rekening lo. Dia dipukul papi dan—lo kaya gak tahu papi aja. Mami sampai gak bisa jalan karna papi mainnya kasar"

"Astaga... Terus mami gimana sekarang?" Malik kaget

"Udah baikan, gue berdoa supaya gak punya adek aja" sahut Jeje

Malik merasa bersalah pada maminya itu. Papinya pasti sering melampiaskan amarahnya pada maminya seperti sebelum-sebelumnya.


Hari ini Malik menjalani seleksi masuk perguruan tinggi. Hana selalu menguatkannya.

"Kakak kan juara kelas terus. Pasti keterima lah"

"Takut gak bisa jalur beasiswa. Kalau jalur mandiri uangnya gimana, Han?"

"Bisa... Pasti bisa. Aku yakin"

Hana memijat punggung Malik yang terlihat tegang.

"Kak, channel YouTube aku subscribers nya udah 800 orang. Kurang 200 lagi udah 1000 dan bisa pasang iklan"

"Kamu ada channel?"

"Ada... Iseng aja sih cover-cover lagu, ada yang nonton juga ternyata. Aku suka bosen di rumah sendirian. Kalau bisa dijadiin duit kenapa enggak" jawab Hana

"Maaf ya, kamu jadi harus ikut berjuang" ucap Malik

"Halah, udah ah jangan gitu. Kan kita udah janji mau menghadapi semua bersama"

Malik merebahkan kepalanya di pangkuan Hana dan kemudian terlelap. Hana akan menunggu sampai kapan pun, ia yakin Malik akan bisa membawanya menuju kebahagiaan walaupun jalan yang dilewati tidak mudah. Ia akan menunggu.



Next?

BABY (MARKHYUCK-GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang