13

9.3K 980 173
                                    

80 komentar 100 vote


Malik sekarang rajin menemani Hana jalan-jalan pagi, ia juga sekarang tidak pernah ke tempat gym seperti dulu. Anggap saja sebagai kegiatan olahraga baru untuk Malik.

"Nikah sama kamu naik 6 kg masa" gumam Malik

"Bahagia tandanya berarti, kak"

"Kamu juga jangan kurus lagi ya"

"Kenapa emang, kak?" Tanya Hana

"Enakan berisi gini... Enak diremes"

Hana langsung mencubit pinggang Malik dan Malik hanya tertawa sambil mengaduh kesakitan.

"Tapi serius loh, kamu hamil tuh makin cantik. Gak skincarean aja kamu udah cantik banget"

"Halah... Kakak kalau gombal gini pasti malamnya minta jatah. Udah hafal aku tuh"

"Hehehe tapi kamu mau juga kan?" Goda Malik

"Bodo ah, kak. Ngambek nih aku!"

Malik makin gemas dengan istrinya yang semakin manja ini. Tapi Malik sama sekali tidak bohong saat berkata Hana benar-benar cantik saat hamil.


Jeje pergi ke rumah sakit sendirian, hari ini kemo pertamanya dan tanpa ditemani siapa pun. Ia hanya membawa tas berisi uang dan handphone serta sepasang airpods yang ada di telinganya.

Ia melihat seorang gadis seumuran dengannya yang sedang membagikan coklat dan permen kepada pengunjung.

"Boleh gabung gak?" Tanya Jeje

"Boleh... Kamu jenguk siapa?"

"Ehm, aku pasien kok. Hari ini ada janji sama dokter"

"Dokter siapa?" Tanya gadis itu

"Dokter Sena..."

Gadis itu menatap Jeje tidak percaya. Dokter mereka sama.

"Dokter onkologi, kamu sakit kanker?" Tanyanya lagi dan Jeje mengangguk

"Miris banget ya gue? Masih muda udah kena kanker. Hidup gue kaya sia-sia"

"No... Ada yang lebih kasihan dari kamu"

Jeje membulatkan matanya saat gadis itu menarik rambutnya dan kepalanya nampak plontos tanpa sehelai rambut lagi.

"K—kamu botak?"

"Aku juga sakit kanker. Berjuang buat sembuh bareng mau gak? Btw nama aku Nana"

"Gue Jeje, salam kenal ya. Ayo berjuang bareng"

Mereka berdua bertukar nomor ponsel dan saling bercerita tentang kehidupan masing-masing.

Malik dan Hana tersenyum senang saat melihat tabungan mereka selama ini, walaupun tidak terlalu banyak namun cukup untuk simpanan mereka sampai setidaknya Hana melahirkan nanti.

"Ini semisal kamu ambil opsi operasi caesar juga masih cukup kok uangnya"

"Seandainya bisa normal aku pilih normal aja, kak. Pemulihan pasca kelahiran juga lebih cepat kalau normal. Apalagi kita berdua doang kan"

"Amin, semoga lancar semuanya ya. Sini didi mau nyapa dedek"

Hana menaikkan daster yang ia pakai dan Malik langsung mengajak bicara bayinya, menekan-nekan perut Hana sampai anaknya menendang berkali-kali dan terakhir mengolesi perut Hana dengan gel kehamilan.

"Kak, aku kangen papa. Kangen dipeluk papa, disapa papa"

"Hana..."

"Dulu papa sering ke kamarku cuma buat mastiin aku udah bobok belum, nyelimutin aku. Tapi sekarang papa gak peduli lagi" Hana mulai terisak

"Kita pelan-pelan ngeyakinin orang tua kita ya... Kita harus rajin berdoa supaya semua segera membaik. Jangan nangis nanti dedek ikutan nangis"

Malik memijat kaki Hana dan mengusap-usap punggungnya. Tak lama Hana mulai lelap.

"Berat banget ya bawa dedek sampai kaki kamu bengkak? Didi sayang buna sama dedek,good night"

"Dedek jangan tendang-tendang buna ya, nanti buna kebangun. Besok pagi aja main sama didi sama buna. Okay boy?"

Malik tersenyum saat bayinya merespon dengan menendang perut Hana pelan. Ia tidak sabar bertemu anaknya nanti.


Jefri sedang membuka ponselnya dan notifikasi Instragramnya menunjukkan postingan Malik

M_leonardi Hana di jam 2 pagi: "kak, laper pengen ngemil" sambil ngepout bibirnyaAkhirnya kita melebar bersama

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

M_leonardi Hana di jam 2 pagi: "kak, laper pengen ngemil" sambil ngepout bibirnya
Akhirnya kita melebar bersama. Aku juga ikutan makan :)

Jefri melebarkan foto itu dan tanpa sadar ia memencet tombol suka, ia segera menghilangkan tanda ia menyukai postingan Malik dan memblokir instagramnya.

"Sok bisa bahagia padahal buat makan aja susah"

"Kapan kamu paham sih, Malik!"

Ia mendengar suara orang muntah di kamar mandi bawah, ia segera mengeceknya.

"Jeje kamu kenapa lagi sih?"

"Gak apa-apa, pi. Enek doang"

"Kamu gak mabuk kan?" Tanya Jefri lantang

"Gak, pi. Aku cuma masuk angin, nanti dikerik mami juga sembuh"

Jefri mengendus badan Jeje dan tidak ada bau alkohol di sana.

"Sekarang kamu gak boleh tarik tunai uang. Semua pakai kartu! Papi mau lihat apa yang kamu beli sampai habis belasan juta!"

Jeje hanya mengangguk pasrah. Ia kembali muntah dan langsung masuk kembali ke kamar mandi.

"Mau mati aja rasanya... Kemo nyiksa banget" ujarnya lirih

Tubuhnya terduduk di lantai kamar mandi. Sekarang semakin susah ia untuk berobat karna transaksinya diawasi oleh papinya langsung.

Next?

Azab pedih untuk Jefri dan Johan segera meluncur.

BABY (MARKHYUCK-GS)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu