That X

1.2K 283 48
                                    

Dengarkan mulmednya dulu yuk!

_______________



16 | That X

SETELAH penobatan Hinata sebagai pemenang puisi, gadis bersurai indigo itu langsung berlari ke arah dimana Neji pergi melangkah setelah memergoki lelaki itu melihat penampilannya. Bahkan mungkin, lelaki dingin itu mendengar Hinata membacakan puisinya juga. Sekolah Nada adalah sekolah yang luas, yang jika kau masuk ke dalamnya mungkin akan tersesat di beberapa blok jika tidak membaca peta sekolah terlebih dahulu. Itulah yang membuat Hinata juga tak selalu bertemu Neji, lelaki itu tak pernah muncul di kantin. Apalagi, kantin senior dan junior memang tempat yang berbeda.

Hampir tak pernah sekalipun Hinata berpapasan, hanya nama lelaki itu saja yang kerap jadi perbincangan. Perbincangannya juga tak jauh-jauh dari prestasi yang di raih lelaki itu. Sejauh ini, Hinata hanya berhasil menemukan Neji di poster sekolah, maka dari itu ia hampir di bully ketika di sangka memaksa Neji untuk bicara berdua dengannya.

Katakanlah, Hinata memang sangat terobsesi bertemu dengan Neji di sekolah. Ia benar-benar merindukan lelaki yang lebih tua dua tahun dengannya itu.

Hinata berlari cepat hingga Sakura lelah mengikutinya di belakang, "Hinata! Apa yang sebenarnya kau cari?!" Sakura menarik tangan gadis bersurai indigo itu untuk menghentikan langkahnya, Hinata berjengit kaget ketika Sakura menghentak tubuhnya untuk berhenti.

"Aku melihat Kak Neji. Dia menontonku di panggung tadi—"

"Neji? Astaga! Sudah kubilang berhenti mencarinya di sekolah—"

"Kau tidak tahu Sakura-chan! Kau tidak tahu perasaanku!" Hinata menghentak tangan temannya, ketika gadis bersurai indigo itu hendak kembali berjalan, Sakura kembali menariknya untuk bertahan di tempat.

"Neji bahkan sudah melupakanmu." Tutur Sakura kejam, ia menggengam erat tangan Hinata sampai sang empunya merintih. "Dia bukan Neji yang dulu Hinata." Sambung Sakura.

Hinata menghentak kuat tangan Sakura hingga terlepas. "Sampai detik ini, Neji masih menjadi pahlawan di hidupku." Tutur Hinata, membuat Sakura terdiam. Gadis bersurai indigo itu kembali melangkah, meninggalkan Sakura yang hanya memilih menatap punggung temannya tanpa menyusul.

Hinata memang keras kepala, apalagi pada kenyataan tentang sosok Neji. Gadis bersurai indigo itu bahkan berani melawan siapapun untuk membela Neji, Sakura bahkan selalu ada di posisi nomor dua sebagai sahabat gadis itu.

***

Empat tahun yang lalu.

Nata saat itu tak tahu apa yang harus ia lakukan untuk mengusir pergi sekelompok anak lelaki yang mengolok-ngoloknya. Saat itu tubuhnya terlalu kecil untuk sekadar mendorong anak gendut yang masih saja mengejeknya anak hantu karena mata peraknya yang menyeramkan. Nata tak bisa melakukan apapun selain berlari untuk menghindar, tetapi anak-anak lain malah terus mengejarnya, ia sudah berkeringat dan akhirnya menemukan semak-semak cukup tinggi untuknya bersembunyi. Tanpa pikir panjang, Hinata bersembunyi di sana. Dengan napas berdegup kencang, keringat yang membasahi kening dan pelipisnya. Nata memejamkan matanya kuat-kuat, ia sangat takut, benar-benar takut. Lalu terdengar langkah bergerombol yang memanggil-manggil namanya.

"Kemana bocah idiot itu?!"

"Dia pasti mengadu pada orangtua kita!"

"Cepat cari dia!"

Suara itu lamat-lamat hilang, langkah kaki mereka lenyap. Nata membuka perlahan matanya saat semak-semak tempatnya bersembunyi bergerak-gerak, Nata membungkam mulutnya, apa itu anak-anak yang berhasil menemukannya? Nata menahan tangis. Ia tak bisa membayangkan jika dirinya di temukan, Nata pasti akan langsung di lempar tanah dan di dorong di ladang padi, dimana lumpur bisa mengotori bajunya. Belum ia di marahi Ayahnya.

Literacy Club [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora