Neji Shouta

1.8K 360 29
                                    



5 | Neji Shouta

KLUB Baseball di sekolah Nada adalah Klub elit dan terpandang, hampir semua para pemainnya di kenal seluruh murid. Mereka memiliki ciri khas, gemar memakai topi di luar kegiatan sebagai identitas dari klub selain sebuah jaket. Selain itu, kegiatan baseball dilaksanakan di lapangan khusus, lapangan berbentuk bujur sangkar itu selalu senter dan menjadi keinginan klub-klub outdoor lain, karena rumputnya di rawat secara berkala, setiap sore selalu saja ada petugas kebersihan. Anggota klub baseball di nilai ambisius karena selalu berhasil membawa kemenangan dikejuaraan antar sekolah, beberapa mantan anggota mereka berhasil memasuki klub nasional, sebut saja Itachi yang menjadi anggota baseball nasional. Lelaki itu sudah lulus, tetapi namanya benar-benar di kenal sebagai panutan.

Beberapa gadis yang tidak nemiliki kegiatan sepulang sekolah, akan melabuhkan rencana mereka untuk menonton latihan baseball dengan sukarela, mereka akan berinisiatif memberikan minuman untuk lelaki yang mereka incar di klub tersebut. Anak baseball itu keren-keren sekali, apalagi jika sudah mengenakan kostum lengkap seperti sarung tangan kulit, memegang bat dan topi di kepala mereka. Siapa yang tahan untuk tidak berteriak? Para gadis akan saling mencubit dan menunjuk-nunjuk lelaki pujaan mereka di lapangan.

Seperti sekarang, Naruto yang sibuk mengelap peluhnya di pelipis karena latihan kali ini begitu menguras tenaganya. Tiba-tiba saja di hampiri seorang gadis yang berjalan menunduk dan malu-malu, Naruto yang hendak meneguk air di botolnya berhenti sesaat.

"Ha-i" sapa gadis itu dengan suara pelan, Naruto menaikan sebelah alisnya, menelisik gadis bersurai pirang pucat dengan poni tengah, mata ungu tua gadis itu tampak sangat lugu dan manis, bibir mungilnya bahkan menambah kesan imut. Wah, dia cantik.

"Hai juga? Ada apa?" Naruto bertanya,  sebab gadis itu tampak memegang botol minum di tangannya, airnya masih tampak dingin karena berembun.

"A-ku membelikan minum untukmu, jika kau mau, kau bisa menerimanya." Tangan putih kertas itu memberikan sebotol air minum, tubuh gadis di depannya membungkuk sembilan puluh derajat hingga rambut pirang pucatnya tampak jatuh menjuntai.

Naruto tersenyum, "Ah, terima kasih." Naruto menerimanya dengan baik, gadis di depannya membulatkan mata hingga pupilnya melebar saat Naruto menerima minuman dengan sukarela, Naruto terkekeh melihat ekspresi lucu itu.

"Nama?" Naruto bertanya, rasanya tidak enak menerima sesuatu dari orang yang namanya tidak ia ketahui.

"A-ku, Shion. Hatake Shion."

"Hatake? Kau—"

"Naruto!" Teriakan itu membuat Naruto menoleh ke sumber suara, lelaki berkulit putih pucat yang tidak lain adalah Sai berlari dari pintu masuk lapangan ke arah Naruto, Naruto memyengrit saat Sai sampai dengan napas yang terengah-engah.

"Sai? Mengapa kau sampai berlari seperti itu?" Naruto menatap heran, bahkan wajah Sai sudah berkeringat dan memerah. Sai itu lelaki yang enggan sekali untuk berlari, pada faktanya Sai itu lelaki pasif yang hanya doyan melukis.

"Dugaan-ku benar." Sai berkata dengan napas putus-putus, lelaki itu masih terengah-engah. Naruto mengerutkan keningnya, "dugaan apa?" Naruto bertanya, Sai menarik napasnya dan menghembuskannya perlahan. Lelaki berkulit putih pucat itu sudah bisa menetralkan napasnya.

"Gadis Hyuuga itu, dia—"

"Maksudmu Hinata?"

Sai mengangguk, "dia di bully."

Naruto membulatkan matanya, lelaki bersurai pirang itu langsung berdiri dari kursi pemain. "Di bully?!"

"Dia menganggu seorang senpai populer dan fans-fansnya murka. Kau tahu kan jika dunia perempuan itu ganas sekali—" belum sempat Sai menyelesaikan kalimatnya, Naruto menubruk bahu Sai dan berlari tergesa tanpa kalimat, membuat lelaki berkulit putih pucat itu terhentak kaget dan mendesah kasar.

Literacy Club [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang