Sex Education?!

2.2K 380 106
                                    

3| Sex Education?!





NARUTO dan Sai sudah terjebak di ruang Klub Literasi, mereka mendekati loker masing-masing. Lelaki bersurai pirang itu kadang kesal jika sudah membuka loker yang bisa di katakan, loker berbagi itu. Rasanya, Naruto seperti berbagi privasi dengan gadis aneh sekaligus menakutkan. Hinata sering kali melotot, menunjukkan netra peraknya yang monolit dan menyeramkan. Faktanya, jika karakteristik seseorang di nilai dari sebuah buku, Naruto termasuk orang-orang yang melabuhkan bacaan pada buku action.

Terlarang baginya untuk membaca buku horor.

Ada hal yang Naruto ingin tanyakan juga pada Klub Literasi yang sudah di dirikan lima tahun ini. Sebenarnya, apa yang akan mereka bahas di dalam Klub? Seputar dunia literasi kah? Namun jika iya, Naruto mengerti mengapa Klub ini di bilang miskin anggota.

Literasi sudah tersebar dimana-mana, bahkan menjadi konsumsi setiap murid. Rasanya, terlalu membosankan jika harus bergumul pada Klub hanya untuk mendalami literasi.

Saat membuka loker, Naruto mendapati sebuah novel jatuh di bawah kakinya. Naruto meraih novel setebal lima ratus halaman itu, membuka novel bersampul merah dengan hardcover di tangannya.

Nama penulisnya, Aka Niwa. Seketika, Naruto melotot. Belum sempat membuka lembar selanjutnya, novel itu di tarik paksa dari tangannya.

"Kau menyentuh barang berhargaku!" Tiba-tiba, Hinata berteriak dan melipat tangan di dada. Naruto terkejut seketika, lelaki bersurai pirang itu bergeser ketika sudah meletakan rompinya di dalam loker.

"Kau penggemar Aka Niwa?" Tanya Naruto pelan, Hinata kemudian membanting pintu lokernya.

"Mengapa?! Kau ingin memprotes penulis favoriteku?!"

Naruto tergagap seketika. "Penulis favoritemu?"

Hinata memicingkan matanya sebal. "Kenapa? Aka Niwa adalah penulis legendaris dalam hidupku, nama penanya benar-benar tersebar ke seluruh dunia. Dia penulis pertama yang mengugah hasrat menulisku! Kau tidak suka hah?"

Naruto kesal ketika Hinata sudah berteriak. "Apa kau tidak bisa mengecilkan sedikit volume suaramu itu?! Berhenti berteriak padaku!" Naruto ikut berkacak pinggang, beradu pandang dengan Hinata yang tengah menantangnya.

"Cih, orang sepertimu mana mungkin mengerti tulisan Aka Niwa! Kau pasti orang yang mengolok-ngolok karya penulis kesukaanku!"

"Siapa bilang?! Hentikan pemikiran burukmu itu Yuki Onna!"

Lagi, jika mereka sudah satu ruangan. Perdebatan panjang akan di mulai. Para anggota klub saling melirik dan meringis, ketika Hinata mulai berteriak dan Naruto menimpali.

Sai berdecak jengah, melihat bagaimana lancangnya sikap Hinata. Jika saja gadis bersurai indigo itu paham posisi, Hinata tidak seharusnya menimbulkan kegaduhan. Gelar beasiswa bisa di copot itu bukan kebohongan belaka, apa Hinata tidak takut berurusan dengan cucu pemilik sekolah? Tutur Sai dalam hatinya. Sebab lelaki bersurai hitam itu bosan mendengar perdebatan ke kanak-kanakan mereka.

"Wah sudah ramai sekali Klub ini!" Suara cempreng memenuhi ruangan seketika, menghentikan perdebatan Naruto dan Hinata yang hampir saling mendorong. Bahkan, Fuu hampir kewalahan untuk memisahkan. Sedangkan, yang lain menyentakkan kepala mereka.

Literacy Club [END]Where stories live. Discover now