Fearless

1.4K 251 122
                                    

30 | Fearless



NARUTO hampir puluhan kali mematut dirinya di cermin, yang menurut Minato tak mengubah apapun pada penampilan putranya itu. Hanya sesekali Naruto menggerutu, mengganti berulang kali kemeja flanelnya dengan jaket, atau melepas jaketnya lalu memakainya lagi. Begitu berulang-ulang sampai cermin bisa saja mengeluarkan penyihir dan berkata Naruto adalah lelaki tertampan di dunia agar putranya itu berhenti bercermin.

"Sudah?" Minato bersandar di kusen pintu kamar putranya, Naruto mendengus kasar dan menghampiri pintu kemudian mendorong pelan Ayahnya agar keluar.

"Ketuk dulu kamarku jika ingin masuk Ayah!"

"Sudah terbuka sejak tadi, belum berangkat? Jadi kencan dengan Hinata?"

"Tidak ada kencan!" Naruto berusaha mendorong Minato yang tak ingin beranjak. Hingga ia akhirnya berteriakagi, "Ibu! Ayah bilang ingin punya dua istri!" Teriak Naruto, Minato kontan melotot.

"MINATO!" Teriak Kushina.

"Bohong sayang!" Teriak Minato.

"TURUN!"

"Kau lebih percaya mulut anakmu?!"

"Of course!"

Naruto terbahak. Minato mengacak surainya lalu menunjuk putranya perhitungan. "Awas akan Ayah balas."

Naruto terbahak, Ayahnya akhirnya menurut. Menuruni tangga menuju istrinya dan meninggalkan Naruto yang langsung menutup pintu kamarnya untuk kembali bercermin.

Lelaki bersurai kuning itu tinggal menyemprotkan parfum ke tubuh bertepatan dengan bunyi ponselnya menampilkan notifikasi.

Nomor tidak di kenal tampak mengirim foto padanya. Naruto meraih ponselnya lalu membuka room-chat nomor asing itu, senyumnya yang cerah perlahan luntur, jantungnya kontan mendidih dan tubuhnya mematung.

From : 88877453××

Send a photo.

Tictock.

Harimu menyenangkan? Aku akan menyebar fotonya, jika kau tidak datang.

Naruto mengepalkan kuat tangannya, ia menekan lokasi yang dikirim nomor tidak di kenal itu. Tanpa basa-basi, ia meraih kunci mobilnya dan menuruni tangga dengan tergesa.

"Naruto! Ibumu membuat pudding, ayo coba dulu sebelum berkencan!"

"Hoi putraku!"

Ayahnya yang memanggil namanya untuk kembali meledek tak ia hiraukan, Naruto setengah berlari menuju garasi dan mengeluarkan mobil dengan cepat. Melajukan mobilnya hingga satpam dirumah terkejut dengan suara decitan di pekarangan rumah majikannya itu.

"Brengsek." Maki Naruto memukul stirnya, tak ia tengok lagi isi ponselnya selain fokus menyetir menuju lokasi yang nomor tidak di kenal itu pinta.

****

Toneri tak pernah berkata jika urusannya dengan anak tunggal Namikaze selesai, ia bukan jenis orang bayaran biasa yang mudah di tangkap oleh pihak kepolisian karena melakukan tindakan terencana. Setelah Shion membayarnya, semua jejaknya hilang seperti langkah kaki di tengah padang pasir yang tersapu angin. Namun, temannya Kabuto tertangkap. Membuatnya begitu kesal dengan kuasa anak kecil bersurai kuning itu.

Toneri menghisap cerutunya, menghembuskan asapnya ke udara seraya duduk di kursi kayu dan menunggu dengan tenang di sebuah gudang bekas pabrik tekstil yang sudah tidak beroperasi lagi selama lima tahun belakangan. Lelaki bersurai abu-abu itu memilih bangunan terbengkalai untuk melepas hasrat memukulnya. Dua orang lelaki yang menjadi bawahannya ikut menemani, memegang balok untuk menghabisi Naruto.

Literacy Club [END]Where stories live. Discover now