만지지마 제발 (17)

229 31 0
                                    

"Tolong hentikan mimpi buruk ini. Aku sudah tidak mampu lagi untuk menanggapi semua masalah ini. Lari saja rasanya sangat tidak mampu,"

(Author ***** POV)

Dada ini terasa sangat sakit. Sungguh menyakitkan ketika seorang tamu tak diundang datang begitu saja di depannya. Tanpa ada rasa takut atau karma buruk karena sebuah kesalahan masa lalu yang kini membelenggu dirinya.

"Mau lari kemana kau, bocah?"

Benar.

Mau lari kemana lagi seorang Kim Seokjin sekarang. Inginnya mundur tapi terasa sangat menyulitkan baginya. Kala dia tidak bisa lagi mengatakan banyak hal, minta tolong juga terasa sangat berat. Taehyung tidak ada di dekatnya, sampai membuat tubuhnya gemetar saking takutnya.

"Kurasa kau masih ingat denganku Seokjin, ah... Bocah yang suka menangis dan membuatku muak. Sayang sekali kalau kau punya sesuatu yang bisa aku butuhkan dalam sebuah andalan," ujarnya serius. Dimana kedua kakinya saja bergerak maju pelan, mata penuh ambisi itu menatap langsung tepat di manik matanya.

Kemana perginya Seokjin nanti?

Di belakangnya saja ada bagian batu di dalam tanah sampai muncul permukaan ukuran sedang. Rasa takut tumbuh semakin besar, apalagi cekalan tangan seorang pria paruh baya itu menahan dirinya kuat. Kerasa dalam cengkraman serta rasa sakit itu tidak lagi sama. Lebih sakit daripada ingatan yang ada dalam dirinya.

"Terus saja kau memberontak, aku ingin melakukan hal sama denganmu. Kulihat kau semakin bagus saja, bagaikan guci yang..." Pria itu diam sejenak dalam pandangan bangsatnya. Matanya bisa saja dicolok oleh ranting karena dia sembarang melakukan hal tidak baik terhadap seseorang yang sakit jiwa akibat dirinya. "Guci yang selalu dipoles sampai banyak orang akan terpikat karena ini," dalam hal kurang ajar saja dia sempat mengangkat baju lengan kanan Seokjin secara langsung.

Bekas dimana kulit itu kemerahan akibat efek menyakiti diri sendiri. Seokjin sudah menduga kalau hal sama akan terjadi dua kali, anehnya dia malah tidak melawan. Satu-satunya harapan adalah adiknya.

"Lepaskan aku!" Sentak nya kaku tapi dia berusaha melepaskan tangannya dari cekalan kuat itu.

"Tidak, kau sudah lama menghilang dan lolos dariku. Aku hanya sedikit butuh bantuanmu saja, kau yang tampan begini mana bisa aku lepas begitu saja," ucapnya tanpa rasa malu. Dalam area sekolah ini saja dia melakukan tindakan sedikit cabul dengan sesama pria. Miris memang, Seokjin terlalu tenggelam dalam trauma sampai tubuhnya refleks berjongkok dengan kedua mata menahan air matanya.

"Kau kejam, kau kejam. Lepaskan aku hikksss... Eomma, appa... Tolong aku. Orang ini akan membunuh ku hikksss..  T-Taehyung hikksss..." Tangis itu keluar lolos begitu saja dengan mudahnya. Beban dan menyesakkan ini membuat tangisannya menjadi tersenggal begitu parah. Tidak ada kesempatan bagi Seokjin lari saat trauma itu berhasil membuat dia tenggelam begitu dalam.

Hilang sudah kesejahteraan Seokjin sekarang. Cekalan itu memang lepas, leher itu malah menjadi sakit sekarang saat kepalan tangan menekan bagian urat lehernya kencang. Oksigen susah payah keluar masuk dalam lubang hidungnya. Suara lirih dan sulit keluar dari mulut Seokjin kesusahan, kepayahan dan tidak sanggup untuk meminta tolong sampai tubuhnya melayang dalam tubuh diangkat sedikit mudah.

Memang postur tubuh Seokjin sedikit pendek jika dibandingkan dengan pria di depannya itu. Raut wajah tanpa belas kasih sangat menakutkan sekarang, tidak ada kata ampun diantara dirinya.

Gwenchana Hyung (Brothership from Taehyung and Seokjin) [END]✓Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ